Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share TPS dipadukan

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 M-61

B. Hasil penelitian dan pembahasanPembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Al Mahalli dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS,dipadukan dengan inkuiri. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika tersebut kemudian dideskripsikan secara kualitatif.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share TPS dipadukan

dengan inkuiri Dari deskripsi hasil penelitian siklus 1 dan 2, tampak adanya kemajuan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share pada pembelajaran matematika. Pelaksanaan think-pair-share pada siklus 1 belum berlangsung optimal. Batasan antara tahap think dan pair belum terlihat jelas karena siswa cenderung langsung bertanya kepada pasangan bila mengalami kesulitan. Demikian pula dengan inkuiri, siswa cenderung bertanya sebelum memikirkan terlebih dahulu. Siswa juga belum aktif berpendapat sehingga guru pelaksana masih harus sering-sering membantu jalannya diskusi dan presentasi. Beberapa kekurangan pada siklus 1 ini disebabkan oleh kebiasaan belajar siswa sebelumnya, yaitu siswa lebih banyak mendengarkan, mencatat informasi yang disampaikan guru dan menunggu penjelasan guru. Hal ini menyebabkan sebagian siswa masih tergantung kepada guru, ketergantungan pada guru menyebabkan siswa bersikap pasif pada proses pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat Castronova, J. A. 2002 . Ini bertentangan dengan prinsip pembelajaran kooperatif, dimana siswa diharapkan untuk aktif melaksanakan pembelajaran dan mempunyai pengalaman langsung untuk menemukan konsep dan memahami materi Lie, A. 2004. Namun dibandingkan dengan proses pembelajaran sebelumnya, kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran dengan tipe think-pair-share dipadukan dengan inkuiri. Hal ini terlihat dari antusiasme dan keingintahuan siswa untuk memahami pelajaran yang lebih besar daripada pembelajaran dengan metode ceramah atau tanya jawab yang sebelumnya biasa diterapkan. Guru melatihkan kemampuan berpikir kritis bagi siswa dengan memberikan masalah yang diselesaikan dengan memberikan penjelasan sederhana, mengatur strategi, dan menyimpulkan Pada siklus 2, kegiatan belajar dengan think-pair-inkuiri-share mengalami peningkatan. Peningkatan itu ditunjukkan oleh sikap siswa yang lebih aktif dalam berdiskusi, menyampaikan pendapat dan bertanya saat mengalami kesulitan atau terjadi perbedaan pendapat. Peningkatan ini disebabkan tiga hal. Pertama, siswa sudah memiliki pengalaman melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share yang dipadukan dengan inkuiri pada siklus 1 sehingga siswa telah terbiasa dan dapat beradaptasi untuk melaksanakan pembelajaran tersebut pada siklus 2. Kedua, siswa diberikan kesempatan lebih banyak untuk aktif mengemukakan pendapatnya baik pada tahap pair-inkuiri maupun share. Ketiga, pengawasan dan bantuan pada diskusi kelompok lebih intensif dan merata sehingga siswa merasa termotivasi untuk lebih semangat dalam melaksanakan pembelajaran. Seperti halnya pada siklus 1, pada siklus 2 guru juga berperan dalam melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya, menyelidiki dan menemukan penyelesaian masalah agar dapat mendorong rasa keingintahuan intelektual siswa. Siswa juga diingatkan untuk memiliki sikap kehati-hatian intelektual dengan mengecek ketidakakuratan dan kesalahan dalam melakukan perhitungan agar lebih cermat dan teliti. Karena perhitungan yang salah akan menghasilkan Endang, Fitriana, WahyuImplementasi Metode Inquiri M-62 penyelesaian yang tidak tepat. Hal-hal yang diupayakan oleh guru dan peneliti ini sesuai dengan pendapat Daniel Perkins dan Sarah Tishman 1997 dalam Santrock 2008:360 bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang dapat dilatihkan oleh guru di antaranya berpikir terbuka, rasa ingin tahu intelektual dan kehati-hatian intelektual. Pembelajaran kooperatif tipe think-pair-inkuiri-share dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika dikarenakan tahapan kegiatan pada pembelajaran think-pair-share mengkondisikan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan menemukan dan bertukar ide dan gagasan dengan siswa lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Kyllen 1998 dalam Redhana 2002:21 yang mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk dapat mempertukarkan ide-ide atau gagasan-gagasannya, dan bekerja sama, Melalui tahap think, siswa berpikir secara mandiri sehingga dapat memberikan penjelasan sederhana yaitu dengan menganalisis pernyataan dan memfokuskan pertanyaan pada masalah matematika. Melalui tahap pair-inkuiri, siswa berdiskusi dengan pasangan dan belajar mengatur strategi dan taktik yaitu dengan menentukan tindakan yang tepat dalam menyelesaikan masalah matematika. Melalui tahap share, siswa saling bertukar gagasan sehingga siswa dapat mengambil keputusan terbaik dan menyimpulkan yaitu dengan membuat dan menentukan nilai pertimbangan atas penyelesaian suatu masalah matematika..

2. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Matematika