Alternatif dalam asesmen Kriteria dalam asesmen

Sri A, DjemariPerformance Asessment Dalam M-140 langkah: 1. Mendefinisikan masalah; 2. Menentukan kebutuhan; 3. Menetapkan tujuan; 4. Mengidentifikasi alternatif; 5. Mendefinisikan kriteria; 6. Memilih tool pengambil keputusan; 7. Mengevaluasi alternatif terhadap kriteria; dan 8. Memvalidasi solusi. Lebih ringkas, Tseng dan Huang 2011:1 menuliskan 4 langkah pengambilan keputusan meliputi; 1. Identifikasi masalah; 2. Menyusun preferensi; 3. Mengevaluasi alternatif; dan 4. Menentukan alternatif terbaik. Berdasarkan uraian di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah MCDM adalah: 1. Alternatif; 2. Kriteria; 3. Preferensi; dan 4. Toolteknik pengambil keputusan. Misal ada m kriteria C 1 ,…, C m dan n alternatif A 1 ,…,A n . Masalah MCDM biasa direpresentasikan dalam bentuk tabel keputusan seperti pada gambar 1 Fulop,2005. A 1 . . A n w 1 C 1 a 11 . . a m1 . . . . . . . . . . . . w m C m a m1 . . a mn Gambar 1. Tabel keputusan Nilai a ij menunjukkan skor kinerja alternatif A j pada kriteria C i yang merupakan preferensi dari pengambil keputusan. Setiap kriteria mempunyai bobot w i yang menunjukkan tingkat pentingnya kriteria C i dalam proses pengambilan keputusan.

a. Alternatif dalam asesmen

Proses pengambilan keputusan dalam asesmen mempertimbangkan beberapa alternatif yang akan menjadi hasil keputusan akhir. Alternatif yang dimaksud dapat berupa siswa-siswa yang akan diberi penilaian, atau tingkatan nilai yang akan diberikan. Pada kasus yang pertama, hasil asesmen dapat berupa nilai akhir siswa beserta urutan rankingnya, sedangkan pada kasus kedua, hasil akhir berupa aturan rule atau pedoman penilaian yang dapat digunakan untuk menilai hasil kinerja siswa.

b. Kriteria dalam asesmen

Dalam analisisnya, Sadler 2005 menyatakan bahwa tidak ada kesepahaman umum tentang arti dari criteria-based dan implikasi dalam prakteknya. Konsep ‘kriteria’ dan ‘standar’ sering membingungkan, dan di samping penggunaan kriteria, penilaian fundamental dari guru tentang kualitas performansi siswa menjadi subjektif dan secara substansial tersembunyi dari pandangan siswa. Secara terminologi, kriteria didefinisikan sebagai sifat yang membedakan atau karakteristik sesuatu hal, yang dengannya kualitas hal tersebut dapat dinilai atau diestimasi, sebuah keputusan atau klasifikasi dapat dibuat Sadler, 2005. Kriteria adalah atribut atau aturan yang berguna sebagai pengungkit dalam membuat penilaian. Asesmen yang mengacu pada kriteria atau standar tertentu dalam penentuan keputusan diistilahkan dengan criteria-based assessment atau criteria- referenced assessment. Criteria-based assessment mengukur performansi siswa atas dasar kriteriastandar kompetensi yang telah ditetapkan, performansi siswa tidak dibandingkan dengan siswa yang lain Rose, 2011. Dalam pendekatan ini guru dapat menentukan nilairanking siswa berdasarkan kualiitas dalam skala numerik. Metode asesmen ini seringkali menggunakan rubric atau kriteria perangkingan yang detil tertulis yang menjelaskan apa yang harus dipelajari siswa dan bagaimana hal tersebut akan dievaluasi. Proses menentukan dan mempertimbangkan kriteria memunculkan sudut pandang asesmen yang lebih luas dari sekedar tes dan perangkingan. Asesmen dipandang sebagai bagian terintegral dari pembelajaran, meliputi berbagai metode yang menghasilkan sumber informasi tentang Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 M-141 pembelajaran siswa yang saling melengkapi, dan memberi siswa dan guru analisis yang lebih lengkap tentang kejadian dalam pelajaran tertentu. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kriteria asesmen, karena kriteria tersebut akan menentukan asesmen yang baik seharusnya Garfield, 1994: a.Menyediakan informasi yang memberi kontribusi pada keputusan berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran; b. Sejalan dengan tujuan pembelajaran; c. Memberikan informasi yang dibutuhkan siswa; d.Menjadi pelengkap bagi hasil asesmen yang lain untuk memberikan deskripsi lengkap tentang apa yang diketahui siswa Dalam kaitan dengan asesmen baik, Carless 2007 menggunakan istilah ‘learnin-oriented assessment’ dan mengelaborasi 3 elemen yang menjadi prinsipnya, yaitu: a.Tugas asesmen harus didesain untuk menstimulasi proses pembelajaran di antara siswa; b.Asesmen seharusnya melibatkan siswa secara aktif dalam melibatkan kriteria, kualitas performansi mereka atau kelompoknya; dan c.Umpan balik seharusnya dilakukan rutin pada waktu tertentu dan mendukung pembelajaran siswa sekarang dan yang akan datang. Kriteria dalam asesmen menjadi penting karena dapat mengubah pendekatan siswa terhadap pembelajaran, dalam menyelesaikan tugas-tugas, dalam melakukan revisi dan pendekatan dalam ujian. Oleh karena itu, jenis kriteria penilaian harus didiskusikan terlebih dahulu dengan siswa dan kolega, agar jelas apa yang diinginkan dan bagaimana digunakan Brown, 2001. Brown memberikan acuan asensi dari kriteria yang lebih baik adalah: a. Sesuai dengan tugas asesmen dan outcome pembelajaran; b.Memfungsikan konsistensi penilaian; c. Dapat menerjemahkan area ketidaksepakatan antar penilai; d. Membantu siswa mencapai outcome pembelajaran; e. Dapat digunakan sebagai feedback bagi siswa. Brown 2001 menulis tipe-tipe utama kriteria yang digunakan dalam asesmen adalah: a. Intuitif kriteria implicit. Tersembunyi dari siswa dan penilai yang lain; b. Global; c. Criterion reference grading; d. Broad criteria; e. Specific criteria; f. Marking schemes; g. Checklist; h. Detailed checklist; i. Detailed criteria. Pada dasarnya penentuan kriteria asesmen bermula dari apa yang akan diases. Menurut Garfield 1994, kerangka kerja asesmen yang pertama adalah menentukan apa yang akan diases, yang terbagi dalam 5 kelompok yaitu konsep concepts, keahlian skills, penerapan application, atitud attitudes, dan kepercayaan beliefs. Ma and Zhou 2000 mengusulkan 4 langkah terkait dengan asesmen berbasis kriteria, yaitu: 1. Menentukan himpunan dasar kriteria asesmen; 2. Memilih kriteria asesmen dari himpunan dasar tersebut; 3. Menentukan bobot kriteria; dan 4. Mengevaluasi kinerja siswa atas dasar kriteria tersebut. Ada 3 kriteria dasar yang ditentukan oleh Ma and Zhou 2000, yaitu knowledge, attitude dan skills. Kriteria dasar tersebut selanjutnya dipecah lagi ke dalam kriteria yang lebih detil dan pemberian bobot yang relevan pada setiap kriteria untuk memperoleh tujuan asesmen yang ditentukan.

c. Ragam Preferensi