18 yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku manusia dalam kehidupan
sehari-hari, terbentuk karena pengaruh lingkungan maupun pendidikan.
2. Konsep Pendidikan Karakter
Hajar Pamadi 2011: 92 menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan nilai; artinya nilai yang ada dalam seseorang dan nilai
yang ditampilkan dalam tingkah laku. Menurut Yulia Ayriza 2011: 16 pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti yang
menanamkan nilai moral manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional 2010: 8, menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan
mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan
dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara Agus Wibowo, 2013: 13. Pendidikan karakter di
sekolah juga dimaknai sebagai suatu perilaku sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikannya dilandasi dengan karakter Agus
Wibowo, 2012: 36. Kementerian Pendidikan Nasional 2010: 116, juga menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang
dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
19 perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya
dan adat istiadat Triatmanto, 2010: 188. Menurut E. Mulyasa 2011: 1 pendidikan karakter merupakan
upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, sifat dan kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan
lebih baik.Zubaedi 2011: 17 menyatakan bahwa pendidikan karakter dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir,
penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan
dengan interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya.
Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana 2011: 5 mendefinisikan pendidikan karakter sebagai pembelajaran yang mengarah
pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.Menurut
Jamal Makmur Asmani 2011: 31, pendidikan karakter sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi karakter peserta
didik. Guru membantu dalam membentuk watak peserta didik dengan cara memberikan keteladanan, cara berbicara atau menyampaikan materi
yang baik, toleransi, dan berbagi hal yang terkait lainnya. Secara umum, Frye Marzuki, 2011: 471 menegaskan bahwa
pendidikan karakter merupakan usaha yang disengaja untuk membantu seseorang memahami, menjaga, dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-
20 nilai karakter mulia. Frye juga mendefinisikan bahwa pendidikan karakter
harus menjadi gerakan nasional yang menjadikan sekolah sebagai agen untuk membangun karakter siswa melalui pembelajaran dan pemodelan.
Artinya melalui sekolah, pendidikan karakter harus mampu membawa peserta didik memiliki nilai-nilai karakter mulia, serta mampu
menjauhkan peserta didik dari sikap tercela dan dilarang. Selanjutnya, Winton Muchlis Samani dan Hariyanto, 2013: 43 menyatakan bahwa
pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya.
Suyanto Jamal Ma’mur Asmani, 2012: 31 pendidikan karakter adalah budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
cognitive, perasaan feeling, dan tindakan action. Muchtar Buchori Kusmaryani, 2011: 107, menguatkan bahwa pendidikan karakter
seharusnya memabawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara
nyata. Muchlas Samani dan Hariyanto 2011: 45, menegaskan
pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi
hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Menurut Sri Narwanti 2011: 14, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
21 terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang kamil. Menurut Thomas Lickona Ratna Megawangi, 2007: 83
pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam
tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan
sebagainya. Adapun secara singkat Sunaryo Agus Wibowo, 2012: 105 menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan sepanjang
hayat, sebagai proses perkembangan ke arah manusia yang kaffah sempurna.
Agus Zaenul Fitri 2012: 21 menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan habits sehingga
sifat anak akan terukir sejak dini, agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan bijak serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Sedangkan secara lengkap Ratna Megawangi Dharma Kesuma, Cepi Triatna dan Johar Permana, 2012: 5 menyatakan bahwa pendidikan
karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
Berdasarkan uraian pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalahproses pendidikan yang dirancang dan
22 dilaksanakan dalam upaya pembentukan karakter peserta didik yang
diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui pikiran, perkataan dan perbuatan.
3. Pentingnya Pendidikan Karakter