44
5. Strategi dan Model Implementasi Nilai Kejujuran Di Sekolah
Menurut Agus Zaenul Fitri 2012: 45, pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui beberapa strategi dan pendekatan yang
meliputi:
a. Pengintegrasian nilai dan etika pada setiap mata pelajaran.
b. Internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh semua warga sekolah
kepala sekolah, guru dan orang tua. c.
Pembiasaan dan latihan. d.
Pemberian contoh atau teladan. e.
Penciptaan suasanan berkarakter di sekolah, dan f.
Pembudayaan. Muchlas Samani dan Hariyanto 2011: 144, memaknai bahwa
strategi berkaitan dengan kurikulum, model tokoh, serta strategi berkaitan dengan metodologi. Berkaitan dengan kurikulum, strategi yang umum
digunakan oleh sekolah adalah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam bahan ajar, artinya tidak membuat kurikulum pendidikan karekter
tersendiri. Berkaitan dengan model tokoh di sekolah, yang harus mampu mampu menjadi teladan yang baik adalah seluruh tenaga pendidik, seperti
kepala sekolah, seluruh guru, tenaga bimbingan dan konseling, serta tenaga administrasi di sekolah.
Strategi dalam kaitannya dengan metodologi, strategi yang dilakukan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter antara lain
adalah pemanduan cheerleading, pujian dan hadiah praise-and-reward,
45 definisikan dan latihkan define-and-drill, penegakan disiplin forced-
formality, dan perangai bulan ini traith of the month. Kirschenbaum Darmiyati Zuchdi, 2012: 22, dalam bidang
pendidikan karakter muncul kesadaran akan perlunya digunakan pendekatan komprehensif, yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan
yang mampu membuat keputusan moral dan sekaligus memiliki perilaku yang terpuji berkat pembiasaan terus-menerus dalam proses pendidikan.
Pada dasarnya pendekatan komprehensif dalam pendidikan nilai dapat ditindaklanjuti dari segi metode yang digunakan, pendidik yang
berpartisipasi guru, orang tua, unsur masyarakat dan konteks berlangsungnya pendidikan karakter sekolah, keluarga, lembaga, atau
organisasi masyarakat. Metode komprehensif ini meliputi, inkulkasi inculcation, keteladanan modeling, fasilitasi facilitation, dan
pengembangan keterampilan skill building. Pendidikan karakter bukan berdiri sendiri, melainkan merupakan
suatu nilai yang menjadi satu kesatuan dengan setiap mata pelajaran di sekolah. Proses Pendidikan karakter tidak dapat langsung dilihat hasilnya
dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan proses yang kontinu dan konsisten. Pendidikan karakter berkaitan dengan waktu yang panjang
sehingga tidak dapat dilakukan dengan hanya satu kegiatan saja. Pendidikan karakter harus terintegrasi dalam kehidupan sekolah, baik
dalam konteks pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Perlu juga ditegaskan, bahwa pengembangan pendidikan karakter tidak
46 dimasukkan sebagai pokok bahasan, tetapi terintegrasi dalam mata
pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah Agus Wibowo, 2012: 83.
Agus Wibowo, 2012: 84-95 mengemukakan bahwa model pengintegrasian pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Integrasi dalam Program Pengembangan Diri