146 siswa untuk tidak mencontek dan memberikan contekan. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo 2012: 94 menyatakan bahwa nilai-nilai karakter di kegiatan luar sekolah dapat diintegrasikan melalui
kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagain peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran,
dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik.
c. Membangun Koperasi atau Kantin Kejujuran
1 Integrasi dalam Program Pengembangan Diri
a Kegiatan Rutin Sekolah
Sekolah Dasar Negeri Kotagede 5 sudah membangun koperasi dan kantin kejujuran yang rutin dilaksanakan setiap hari di sekolah.
Koperasi ini diberi nama “Koperasi DELIMA”, yang artinya koperasi milik SD Negeri Kotagede 5. Penanggungjawab koperasi sekolah yaitu
Bu Ws. Sedangkan, penanggungjawab kantin kejujuran ini adalah Ibu St. Berdasarkan pernyataan kepala sekolah bahwa berdirinya kantin
kejujuran di SD Negeri Kotagede 5 merupakan salah satu bukti keseriusan sekolah untuk berkomitmen menanamkan kebiasaan jujur
siswa. Dalam pelaksanaannya sekolah juga sudah melibatkan orang tua siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo 2012: 84,
menyatakan bahwa kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan anak didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat.
147 b
Kegiatan Spontan Peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan spontan yang dilakukan
oleh guru jika menemukan siswa membeli makanan dan minuman tidak membayar yaitu dengan memberikan teguran secara lisan dan
memanggil siswa yang bersangkutan.Hal yang sama juga dilakukan Kepala Sekolah, ketika melihat siswa yang tidak membayar di kantin
kejujuran, maka secara spontan langsung menegur dan memanggil siswa tersebut supaya perbuatannya jangan diulangi kembali. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo 2012: 87 bahwa kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada
saat itu juga. c
Keteladanan Peneliti
menyimpulkan bahwa
guru-guru memberikan
keteladanan dengan membeli makanan di kantin kejujuran dan membayar di kotak uang yang telah disediakan. Ketika mengambil
makanan atau minuman guru-guru membayar sendiri dan mengambil kembalian sendiri di tempat uang yang telah disediakan. Peneliti juga
memperoleh data bahwa karyawan turut memberi contoh dengan membeli makanan dan minuman di kantin kejujuran. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Aguw Wibowo 2012: 89, menyatakan bahwa keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan
yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang
148 baik, sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk
mencontohnya. d
Pengkondisian Peneliti menyimpulkan bahwa di kantin kejujuran sudah
menyediakan kotak uang untuk meletakkan uang dari makanan dan minuman yang telah dibeli siswa, tujuannya yaitu supaya siswa
meletakkan uang ketika membayar dan mengambil kembalian sendiri di kotak uang tersebut. Daftar harga makanan juga sudah diletakkan di
tempat makanan, sehingga siswa sudah terkondisikan untuk membayar sesuai harga yang telah dituliskan dalam daftar harga tersebut. Hal
serupa juga dikatakan Kepala Sekolah yang menyatakan bahwa untuk mengkondisikan kantin kejujuran, daftar harga makanan dan minuman
sudah tertulis dengan jelas di kantin, sehingga siswa membayar sesuai harga yang tertulis. Hal tersebut juga berlaku di koperasi “DELIMA”,
harga barang sudah ditempelkan di etalase koperasi, siswa tinggal menghubungi Bu Ws ketika akan membeli barang di koperasi. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo 2012: 90 bahwa untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka sekolah
harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. 2
Integrasi dalam Mata Pelajaran a
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Zubaedi 2011: 243 menyatakan bahwa guru kelas harus mampu
mempersiapkan dan mengembangkan silabus, membuat Rencana
149 Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan memasukkan nilai-nilai
karakter. Peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan koperasi “DELIMA”
dan kantin kejujuran tidak dituliskan di dalam RPP, karena aktivitas koperasi dan kantin kejujuran di luar aktivitas akademik sekolah.
Namun, pengadaan koperasi dan kantin kejujuran tersebut ditekankan untuk membiasakan penanaman sikap siswa untuk berbuat jujur karena
karakter jujur merupakan salah satu nilai yang ditekankan di SD Negeri Kotagede 5. Data tersebut diperkuat dengan pernyataan kepala sekolah
yang menyatakan bahwa koperasi dan kantin kejujuran merupakan program sekolah yang terus dilaksanakan dengan tujuan untuk
membiasakan dan melatih diri siswa dan sekolah dalam menanamkan karakter jujur di sekolah.
b Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Peneliti menyimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan pembelajaran guru tidak menjelaskan tentang keberadaan koperasi dan
kantin kejujuran, karena umumnya siswa kelas I sampai kelas VI sudah tahu keberadaan koperasi dan kantin kejujuran tersebut.
c Evaluasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti dapatkan bahwa tidak ada evaluasi di dalam pembelajaran mengenai koperasi dan kantin
kejujuran, karena aktivitas koperasi dan kantin tidak masuk di dalam proses pelaksanaan pembelajaran tetapi menjadi program sekolah
150 sebagai program pembiasaan penanaman sikap jujur kepada siswa di
sekolah. 3
Integrasi dalam Budaya Sekolah a
Kegiatan Kelas Berdasarkan perngamatan yang peneliti peroleh di sekolah bahwa
koperasi dan kantin kejujuran tidak dilaksanakan di kelas, akan tetapi ada di ruang khusus untuk koperasi kantin kejujuran. Jadi, tidak ada
aktivitas berkaitan dengan koperasi dan kantin kejujuran di kelas. b
Kegiatan Sekolah Peneliti menyimpulkan bahwa koperasi dan kantin kejujuran
merupakan program rutin yang setiap hari dilaksanakan untuk menanamkan karakter jujur pada siswa. Di sisi lain bahwa keberadaan
koperasi dan kantin kejujuran mendapat partisipasi yang baik dari warga sekolah, terbukti dengan kantin kejujuran yang selalu ramai
dikunjungi siswa bahkan guru saat istirahat.Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi bahwa hampir setiap waktu istirahat siswa kelas
I-kelas VI membeli makanan di kantin kejujuran. Kepala Sekolah juga menambahkan bahwa koperasi dan kantin kejujuran merupakan
program sekolah yang diadakan untuk menanamkan sikap jujur di sekolah. Jadi kantin kejujuran merupakan program yang kontinu
dilaksanakan sebagai kegiatan sekolah. Tidak ada program serupa selain koperasi dan kantin kejujuran di SD Negeri Kotagede 5. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo 2012: 94 yang
151 menyatakan bahwa nilai-nilai karakter dalam kegiatan sekolah dapat
diintegrasikan melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik, guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah
itu, direncanakan sejak awal tahun pelajaran, dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya
sekolah. c
Kegiatan Luar Sekolah Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada aktifitas di luar sekolah
mengenai koperasi dan kantin kejujuran. Koperasi dan kantin kejujuran khusus dikelola dan dilaksanakan di sekolah saat siswa aktif masuk
sekolah. Saat libur sekolah koperasi dan kantin turut juga diliburkan. Hal ini terbukti saat minggu tenang menjelang ujian kenaikan kelas,
kantin diliburkan.
d. Melaporkan Kegiatan Sekolah Secara Transparan