23 et.al, 2004. Menurut hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of
Missouri-St. Louis menunjukkan bahwa kelas-kelas yang terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku
negatif anak didik yang dapat menghambat keberhasilan akademik Agus Wibowo, 2012: 19. Mahatma Gandhi juga menegaskan bahwa
“education without character” adalah dosa besar pendidikan Tadkiroatun Musfiroh, 2011: ix.
Oleh karena itu, mencermati pentingnya karakter tersebut, pendidikan karakter mendesak untuk terus diberlakukan, baik dimulai dari
keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Salah satunya komponen penyelenggara pendidikan harus memiliki perhatian dan menekankan
pentingnya pendidikan karakter pada peserta didik.
4. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab Arif Rohman,
2009: 88. Amanah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 di atas dimaksudkan agar pendidikan tidak hanya membentuk insan
24 Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian dan berkarakter,
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama Agus
Wibowo, 2012: 19. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya
bertujuan untuk membentuk peserta didik untuk pandai, pintar berpengetahuan dan cerdas tetapi juga berorientasi untuk membentuk
manusia yang berbudi pekerti luhur, berpribadi dan bersusila Agus Wibowo, 2012: 18. Agus Zaenul Fitri 2012: 22 juga menambahkan
bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif,
berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan nasional
di Indonesia tidak hanya berorientasi pada kecerdasan akademik, tetapi perlu menekankan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter untuk
menghasilkan generasi bangsa yang berakhlak mulia. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-
2025 menegaskan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk: membina dan mengembangkan karakter warga Negara sehingga
mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan
Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Darmiyati Zuchdi, Zuhdan Kun Prasetyo dan Muhsinatun Siasah Masruri, 2012: 32.
25 Menurut Kemendiknas 2010: 7, tujuan pendidikan karakter
antara lain: a.
Mengembangkan potensi kalbunuraniafektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa. b.
Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius. c.
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia
yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan. e.
Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagi lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan Agus Zaenul Fitri, 2012: 24-25.
Menurut Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana 2012: 9, bahwa tujuan pendidikan karakter dalam seting sekolah antara
lain adalah: a.
Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadiankepemilikan peserta
didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
26 b.
Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai- nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Menurut E. Mulyasa 2012: 9, pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah
pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada
setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter, peserta didik diharapkan mampu secara mandiri menggunakan pengetahuannya,
menginternalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia dalam perilaku sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk, menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai karakter pada anak dalam kehidupan sehari- hari, sehingga akan terlahir generasi muda yang berkepribadian dan
berkarakter mulia.
5. Nilai-Nilai Karakter