52 meluruskan perilaku anak, jika bertindak tidak jujur atau tidak terpuji
meskipun sangat kecil. Menurut Dharma Kusuma, Cepi Triatna dan Johar Permana 2012:
17, ciri-ciri orang yang jujur adalah sebagai berikut: 1.
Jika bertekad inisiasi keputusan untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan.
2. Jika berkata tidak berbohong benar apa adanya.
3. Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang
dilakukannya.
D. Kerangka Pikir
Pendidikan karakter merupakan tujuan pendidikan nasional saat ini. Hal ini terbukti bahwa pemerintah telah menjelaskan di dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan Nasional juga telah mengangkat delapan belas nilai
karakter utama yang terus disosialisasikan di sekolah-sekolah dan masyarakat luas. Nilai-nilai itu meliputi, religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Upaya penanaman nilai-nilai karakter tersebut, harus terus-menerus disosialisasikan
kepada peserta didik secara holistik, baik melalui keluarga, sekolah, maupun masyarakat dan pemerintah. Dalam penelitian ini, peneliti hanya fokus pada
53 satu nilai yang dianggap sangat vital, yaitu implementasi nilai kejujuran di
sekolah dasar. Kejujuran merupakan nilai yang sangat penting dalam konteks
pembangunan karakter di sekolah saat ini. Jujur tidak hanya diucapkan dalam lisan, akan tetapi harus tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Perilaku jujur seorang guru akan menjadi teladan bagi peserta didik di sekolah dan warga sekolah. Perilaku peserta didik tidak lepas dari pengaruh
perilaku yang ditanamkan oleh guru di sekolah. Jika seorang guru berlaku tidak jujur dihadapan peserta didik, maka peserta didik akan meniru perilaku
tidak jujur yang ditampilkan dari seorang guru. Bukan hanya oleh guru, akan tetapi perilaku kepala sekolah, komite sekolah, orang tua, dan karyawan di
sekolah juga turut menjadi contoh bagi peserta didik. Oleh karena itu, sikap atau perilaku jujur di sekolah tidak hanya dibebankan kepada peserta didik
saja, akan tetapi harus menyeluruh, artinya seluruh komponen sekolah, yaitu guru, kepala sekolah, komite sekolah, orang tua dan karyawan sekolah harus
mampu menjadi teladan dari perilaku jujur kepada peserta didik dan warga sekolah yang lain.
Implementasi nilai kejujuran di sekolah dapat dilakukan secara terintegrasi. Pertama, melalui integrasi dalam program pengembangan diri, di
sekolah meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, sikap keteladanan dan pengkondisian. Kedua, melalui integrasi dalam mata pelajaran, baik dari RPP,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Ketiga, melalui integrasi dalam budaya sekolah, baik kegiatan di kelas, sekolah maupun luar sekolah seperti
54 kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, ketiga upaya tersebut diharapkan
mampu mengungkap
bagaimana cara
seorang guru
dalam mengimplementasikan nilai kejujuran di sekolah secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka berfikir penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir Implementasi Nilai Kejujuran di Sekolah
Pendidikan karakter
Nilai-nilai karakter
Hambatan-hambatan guru dalam
mengimplementasikan nilai kejujuran
Nilai kejujuran
Cara guru dalam mengimplementasikan
nilai kejujuran Integrasi program
pengembangan diri
Integrasi dalam budaya sekolah
Integrasi dalam mata pelajaran
55
E. Pertanyaan Penelitian