INTERPRETASI TEMA ANALISA TAPAK

64 f. Menurut buku Green Architecture, terbitan Taschen, tahun 2005, standar dari bangunan eco-friendly adalah: 1. Bangunan yang lebih kecil 2. Penggunaan material daur ulang 3. Penggunaan material hemat energy 4. Penggunaan kayu hasil panen daerah sekitar untuk masa pembangunan dan furnishing dan menghindari kayu import 5. Menggunakan sistem penggunaan air alternative 6. Perawatan bangunan yang murah 7. Pendaur ulangan bangunan 8. Pengurangan bahan kimia perusak ozon 9. Pemeliharaan lingkungan sekitar 10. Efisiensi energy 11. Orientasi matahari 12. Akses ke transportasi publik

3.2 INTERPRETASI TEMA

Dari beberapa prinsip-prinsip Green Architecture dari beberapa tokoh yang tela diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok-pokok pikiran atau prinsip Green Architecture itu sendiri adalah: • Sumber energy alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik. • Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang-buang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan. • Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah dibangun. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah setempat. • Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site. Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan green architecture dengan menggunakan fitur- fitur sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 65 Meminimalisir perusakan terhadap site, bangunan mengikuti kemiringan kontur yang ada. Penggunaan material yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan. Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, tidak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Pemakaian green roof ini tidak hanya mempertahankan daerah hijau yang hilang, tetapi juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian seterusnya dapat dimanfaatkan dan dipakai kembali untuk keperluan penyiraman tanaman bahkan untuk sanitasi bangunan seperti flush kloset. Gambar 3.1 green roof dan proses pemanfaatan air hujan Memanfaatkan panas matahari daerah khatulistiwa yang bersinar sepanjang tahun lalu mengubahnya menjadi energy listrik yang dapat digunakan untuk pemakaian listrik bangunan. Gambar 3.2 pemanfaatan Solar Panel Universitas Sumatera Utara 66

3.3 STUDI BANDING ARSITEKTUR DENGAN TEMA SEJENIS

3.3.1 School of Art, Design and Media, Nanyang Technology University Terletak pada daerah lembah pada lansekap kampus, sekolah ini terdiri dari tiga bagian yang membentuk komposisi organik. Dibangun dengan finishing dasar dari kaca dan beton kasar dan beratapatap berumput roof garden, bangunan ini dibuat sebagai landmark arsitektur pada universitas tersebut. Kepala Firma: CPG Consultants Pte Ltd Anggota Tim:  Hoonh Bee Lok, CPG Consultant Pte Ltd, Direktur proyek  Dr. Timothy Seow, CPG Consultant Pte Ltd, Managing Director  Yong Wei Lee, CPG Consultant Pte Ltd, Senior Vice President  Johnny Lim, CPG Consultants Pte Ltd, Senior Vice President Design DD Site terletak pada lembah yang mana harusnya menjadi paru-paru kota pada masterplan dari kampus universitas seluas 200 ha. Daripada mengesankan bangunan diatas tapak, perancang membiarkan tapak bermain dengan aturan kritikal dalam mencetak bangunan. Hal ini mengizinkan aspek hijau pada site untuk membuat bangunan menjadi “bukan bangunan” dalam settingan umum. Desain bangunan ini menantang sistem linear tradisional tentang edukasi dengan pengaturan yang jelas tentang guru dan para mahasiswanya. Di sini, para pendesain membuat tipe yang berbeda tentang space – dari tempat duduk auditorium yang formal ke studio yang lebih informal, lobbi, koridor-koridor dan tempat istirahat. Terdapat juga pojok-pojok outdoor yang nyaman, sunken plaza yang dibentuk dari seperti tangan yang berpelukan dari bangunan tersebut dan atap roof garden. Bersama-sama, semua hal di atas menyediakan space yang beragam bagi para mahasiswa untuk berinteraksi, mengeksplor diri mereka, dan belajar sebaik memejangkan karya-karya kreatif mereka. Bangunan yang digunakan sebagai kampus ini memiliki luas sekitar 202.357 kaki 2 atau sekitar 4,639 ha. Pembangunan School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University ini selesai pada Juni 2006, dan bekapasitas 900 mahasiswa. Universitas Sumatera Utara 67 SITE PLAN Desain terdiri dari tiga blok terjalin dengan green roof pada seluruh atap yang menimbulkan kesan natural seperti di atas tanah. Blok-blok ini mengelilingi untuk membuat Sunken Plaza yang indah, yang mana meliputi kolam dengan air terjun dan lansekap yang indah. Gambar 3.3 Site Plan School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University FLOOR PLAN Bentangan dari dua blok membentuk sebuah pintu masuk yang mengundang bagi kampus ini. Pintu masuk dobel mengarahkan ke dalam lobbi yang luas dengan elemen sirkulasi seperti lift, tangga terbuka dan jembatan penghubung. Dari area lobbi tersebut, mahasisawa dapat langsung mengakses ke bagian lain dari bangunan. Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 3.4 Denah School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University Auditorium bangunan ini terdiri dari dua lantai. Juga terdapat sebuah perpustakaan luas, lengkap dengan ruang fotokopi, area santai lounge dan area belajar. Gambar 3.5 denah auditorium Universitas Sumatera Utara 69 Gambar. 3.6 denah Perpustakaan Gambar 3.7 Potongan Enterance utama kampus ini terletak pada tapak drop-off yang mana dibuat oleh bentangan dari dua blok yang terjalin. Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 3.8 Sunken Plaza Gambar 3.9 suasana interior Bangunan Universitas Sumatera Utara 71 Gambar 3.10 School of Art, Design and Media Nanyang Technological University pada malam hari. Fitur Green Architecture Energi Matahari dan Pencahayaan Alami: Kaca yang menyelubungi bangunan membuat pencahayaan alami dapat masuk ke dalam bangunan. Dalam studio, pencahayaan alami membantu dalam memberikan warna asli dalam rendering pada pekerjaan para mahasiswa. Pencahayaan alami yang di-filter melalui daun-daunan dan pohon memberikan sensasi kenyamanan pada pengguna bangunan. Elemen dan Bangunan Sustainable: performa yang tinggi dari fasad kaca menghalagi panas matahari yang masuk tetapi membiarkan cahaya matahari masuk dan menerangi interior bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi energy yang dihabiskan pada pemakaian AC Pendingin ruangan. Atap yang seluruhnya ditanami rumput Zoysia matrella memberikan insulasi yang sangat bagus pada space di bawahnya. Tempat penyimpanan air dibawah tanah yang ringan membantu untuk memberikan suplai yang konstan dalam rangka merawat pertumbuhan rumput. Air hujan juga dikumpulkan dari atap dan disalurkan ke dalam tangki penyimpanan untuk irigasi pada atap. Universitas Sumatera Utara 72 Penanda lokal: desain bangunan terinspirasi dari lahan yang berbukit-bukit dari topografi yang berkontur dan lingkungan hutan sekitar kampus. Dengan bentuk massa bangunan ini, bersama- sama dengan roof gardennya, membantu untuk menyatukan bangunan dengan tapak sekitarnya. Menghubungkan Komunitas: Kampus ini terletak pada jantung dari 4 ha kampus. Di samping menjadi sebuah bangunan ramah lingkungan, roof garden dan plaza dapat menjadi area berkumpul bagi mahasiswa lainnya dalam kampus. 3.3.2 Trafacon Office building Gambar 3.11 Trafacon Office Building Data Proyek: Nama Proyek : Trafacon Office Building Lokasi : Jl. Durian No. 11, Jagakarsa, Jakarta, Indonesia Luas Site : 1.883 m 2 Luas lantai : 1.451 m 2 Jumlah ruangan : 33 ruangan Tinggi bangunan : 10 m Client Owner : PT. Bumi Trafacon Indonesia Firma Arsitektur : 12akitek Arsitek Prinsipal : M. Hikmat Subarkah, Ginanjar Ramdhani Arsitek Proyek : M. HIkmat SUbarkah Tim Proyek : Ginanjar Ramdhani, Anggie Radik Priyanto, Irwan Kontraktor Utama : PT. Bumi Trafacon Indonesia Insinyur Mekanikal dan Elektrikal : PT. Bumi Trafacon Indonesia Insinyur Sipil dan Struktural : Mohamad Samsi, Iqbal Universitas Sumatera Utara 73 Gambar 3.12 Suasana roof garden pada Trafacon Office Sebuah bangunan seharusnya tidak hanya merespon tentang keindahaannya atau fungsinya, tetapi juga kelokalitasnya seperti kebudayaan, sosial dan iklimnya. Dalam konteks Jakarta, di mana kota tersebut sering terjadi bencana banjir, arsitek butuh untuk mengambil alih masalah selama proses desain dapat dipertanggung jawabkan antara struktur dan lingkungan. Gambar 3.13 Suasana Interior Bangunan Trafacon Office dibangun dalam rangka melawan masalah bencana banjir di Jakarta, dan untuk mendemontrasi arsitektur kontemporari dapat diaplikasikan tanpa mengorbankan prinsip dasar dari arsitektur tropis. Berlokasi pada lahan area hijau kota di Jagakarsa, Jakarta Selatan, bangunan ini merupakan kantor pusat Trafacon, perusahaan kontruksi. Di dalamnya terdapat kantor pusat, kantor pemasaran, studio fotografi dan fasilitas pendukung lainnya. Universitas Sumatera Utara 74 Gambar 3.14 ground floor plan Konsep utamanya adalah untuk menciptakan pencampuran suasana antara bangunan dan lingkungannya. teknik perlipatan kertas digunakan untuk membentuk ruangan, menghasilkan bentuk yang dinamis dan tidak konvensional. Bagian luar bangunan ditutupi dengan green roof.terpisahdari keuntungan pemilikdengan apa yang ditawarkan green roof, hal ini juga merupakan strategi untuk mengganti area hijau yang terpakau oleh pembangunan bangunan ini. Prinsip dasar dari overhang, cahaya dan aliran udara diadaptasi dar fitur sustainable tradisional seperti sistem manajemen air sebaik teknik ventilasi silang terintegrasi ke arsitektur kontemporer untuk mendapatkan performa lingkungan yang baik. Gambar 3.15 Konsep Massa Bangunan Fitur Green Architecture Energi: Fungsi yang sama dikelompokkan bersama untuk meningkatkan efisiensi. Melalui pengaturan zoning secara hati-hati, aktivitas manusia menjadi lebih kecil, yang berakibat Universitas Sumatera Utara 75 menurunnya emisi panas. Terpisah dari zona kerja, semua zona lainnya bergantung pada ventilasi alami. Walaupun AC digunakan di zona kerja, sistem didisain untuk membuat performa yang optimal, yang mengakibatkan terhindarnya pembuangan energy yang sia-sia. Dindinga kaca yang besar membantu mengurangi kebutuhan cahaya. Gambar 3.16 Site Plan Trafacon Office Building Air: Metode konvensional dan hi tech digunakan untuk menyimpan air. Green roof yang luas digunakan untuk menyimpan dan menyaring air hujan, yang mana disalurkan ke ground water tank untuk keperluan flushing toilet dan pengairan tumbuhan. Sistem filtrasi dimodifikasi seperti yang digunakan oleh rumah tradisional Indonesia. Terlepas dari ruang penyimpanan yang kecil dan saringan dari kelapa, tanah dan rumput digunakan sebagai lapisan filter yang biasa. Dipasangkan dengan penggunaan teknologi peralatan air lokal, yang mana mengurangi kontaminasi dari besi, magnesium, organic, dan zat ammonium, gabungan zat yang tidak diketahui, bau dan keruh, pengumpulan air hujan juga dapat diubah menjadi air yang dapat diminum. Gambar 3.17 diagram pemanfaatan air hujan Universitas Sumatera Utara 76 Material: Material rendah energy seperti beton, kaca dan bingkai aluminium anodized digunakan dalam bangunan ini; material dengan zat kimia seperti emulsi cat dihindarkan, meminimalisir dampak negative pada lingkungan. Kenyamanan dan Kesehatan Manusia: Dinding kaca transparan diorientasikan sepanjang utara-selatan untuk menghindari sinar matahari langsung. Hal ini meminimalisir radiasi matahari dan perolehan panas, menurunkan tempratur dalam ruangan. Kantilever atap yang besar digunakan untuk keperluan shading, dan green roof yang bertingkat digunakan sebagai lapisan pendingin. Halaman gedung memiliki fountain dan pohon yang mana membantu dalam menjaga tempratur sekitar dan kelembaban. Semua faktor tersebutberkontribusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman. Dengan mendesain fitur tapak yang besar yang juga dapat digunakan sebagai area sosial, sebuah area interaksi outdoor alternatif dibuat di samping ruangan bersama indoor, pantry dll. Area interaksi hijau menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman, mengkontribusi psikologi yang baik bagi pengguna dimana dapat berubah menjadi efek positif pada kesehatan mereka dan performa kerja. 3.3.3 Hilton Hotel, Bariloche, Argentina Grup konsultan portugis IMOCOM membuat projek terbaru mereka di Argentina, hotel mewah Hilton di Bariloche Patagonia yang diperkenalkan dengan konsep eco-friendly hotel. Menurut CEO perusahaan, tema green architecture mengacu kepada layout hotel, yang mana menyatu dengan gunung tempat bangunan tersebut berada untuk mengurangi dampak visual, dan fakta bahwa selama proses membangun dan selanjutnya dalam pengoperasian bangunan, hotel ini memiliki penggunaan energi dan air yan efisien dan menggunakan manajemen tanah dan drainase. Gambar 3.18 Hilton Hotel, Bariloche, Argentina Universitas Sumatera Utara 77 Disamping tema green architecture, lingkungan sekitar juga mempengaruhi mengapa bangunan ini berada pada area yang sangat indah ini. Faktanya bahwa hotel ini dibangun di atas gunung, dan mendapat sumber air dari nahuel Huapi lake. Gambar 3.19 Hilton Hotel yang menghadap ke Nahuel Huapi lake Bangunan berbentuk mata ini didesain oleh arsitek ternama Agentina yaitu Mario Roberto Alvarez, yang membangun hotel seluas 60.000 m 2 pada bukit Dos Hermanos seluas 50 ha terletak 25 km dari pusat kota Bariloche. Fitur Green Architecture • Green roof yang akan mengintegrasi warna bukit sepanjang musim-musim Gambar 3.20 suasana eksterior Hilton Hotel pada musim dingin • Efisiensi penggunaan air dan energi • Area tamanan pribadi terbesar yang akan menjadi tempat pengolahan air buangan menurut Infobea Universitas Sumatera Utara 78 • Hotel seluas 60000 m 2 pada lahan seluas 50 ha, membiarkan area yang tidak terbangun sesuai dengan ekosistem alaminy • Bangunan yang terletak di atas bukit dan tidak ada spesies tumbuhan asal Argentina yang ditebang, kebanyakan pohon yan ditebang merupakan pohon pinus seperti dikatakan oleh CEO Imocom Gambar 3.21 suasana interior Hilton Hotel Universitas Sumatera Utara 79

BAB 4 ANALISA

4.1 ANALISA TAPAK

4.1.1 Kondisi Eksisting Lahan Gambar 4.1 lokasi site Simalem VIP Guest House Sumber: Arsip PT. Merek Indah Lestari, Olah data primer Lokasi Site : kawasan Taman Simalem Resort, Bukit Merek, Sidikalang Eksisting Site : Lahan Kosong dengan Kebun Biwa dan semak belukar Luas Lahan : ± 35.000 m 2 Luas Bangunan : ± 10.000 m 2 Lebar Jalan :  Jalan dari arah enterance kawasan = 7 m  Jalan masuk kawasan kebun Biwa = 5 m  Jalan ke arah kompleks Vihara = 7 m GSB :  Jalan dari arah enterance kawasan = 4,5 m  Jalan masuk kawasan kebun Biwa = 3,5 m  Jalan ke arah kompleks Vihara = 4,5 m Universitas Sumatera Utara 80 Ketinggian Bangunan : 2-3 lantai 4.1.2 Batas dan Ukuran Tapak Berikut batas-batas tapak VIP guest house: Utara : area biwa, area marquisa Selatan : air mancur silang empat Timur : jalan, lapangan golf Barat : jalan, area jeruk Gambar 4.2 Batas-batas site Sumber: Olah data primer Universitas Sumatera Utara 81 4.1.3 Analisa Orientasi Gambar 4.3 Analisa Orientasi Sumber: Olah data primer Orientasi bangunan ke arah ini cukup baik karena dapat mengarah ke kantor managemen office Orientasi bangunan ke arah ini sangat baik karena dapat melihat pemandangan kebun jeruk Orientasi bangunan ke arah ini sangat baik karena dapat menghadap ke kawasan taman simalem resort Orientasi bangunan ke arah ini cukup baik karena mengarah ke area perkebunan biwa dan marquisa Orientasi bangunan ke arah ini sangat baik karena mengarah ke area lapangan golf dan kompleks vihara Universitas Sumatera Utara 82 4.1.4 Analisa Sirkulasi Pada Site Gambar 4.4 analisa sirkulasi sekitar site Sumber: Olah data primer Arus lalu lintas rendah Arus lalu lintas sedang Arus lalu lintas tinggi Pada titik A, merupakan jalur sirkulasi yang memiliki arus lalu lintas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena jalan tersebut merupakan jalan utama yang menghubungkan pintu masuk Enterance Sign ke tempat-tempat yang memiliki prioritas tinggi di kawasan TSR tersebut, seperti management office, agro center dan pearl of lake toba. Pada titik B, merupakan jalur sirkulasi yang memiliki arus lalu lintas yang sedang. Hal ini disebabkan karena jalan tersebut merupakan percabangan dari jalan utama menuju kompleks VIhara TSR. Simpang Air Mancur Silang empat yang menjadi titik pusat jalur sirkulasi di daerah ini B A Sirkulasi menuju Enterance Sign Sirkulasi menuju bendungan, camping ground Sirkulasi menuju Kodon-kodon cafe Sirkulasi menuju Agro Center, Pearl of Lake Toba Sirkulasi menuju kompleks Vihara A Universitas Sumatera Utara 83 4.1.5 Analisa View View ke luar: Gambar 4.5 Analisa view ke luar site Sumber: Olah data primer ++ View ke arah ini sangat bagus karena menghadap ke area kebun biwa, lapangan golf dan dapat melihat vihara dari kejauhan ++ View ke arah ini sangat bagus karena menghadap ke lapagan golf ++ View ke arah ini sangat bagus karena menghadap ke arah labirin karena dan dapat melihat Toba Café dari kejauhan ++ View ke arah ini sangat bagus karena menghadap ke area fountain silang 4 dan dapat melinat melihat Agro Center dari kejauhan ++ View ke arah ini sangat bagus karena menghadap ke area jalan, kebun jeruk, dan dapat melihat Tradisional Village dari kejauhan + View ke arah ini bagus karena menghadap ke area kebun biwa, dan management + View ke arah ini bagus karena menghadap ke area kebun biwa, dan marquisa serta kea rah Riverside Universitas Sumatera Utara 84 View ke dalam Gambar 4.6 analisa view ke dalam site Sumber: Olah data primer View ke dalam site kurang baik karena bangunan nantinya akan tertutupi dengan pohon dan semak belukar. Pada area ini cocok untuk diletakkan area servis. View ke dalam site sangat bagus karena bangunan nantinya berada di atas bukit sehingga dapat terlihat dan dinikmati secara jelas dari segala arah, sehingga perlu penggubahan fasad yang bagus pada daerah-daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara 85 4.1.6 Analisa Vegetasi Gambar 3.7 analisa vegetasi Sumber: Olah data primer Pada sekitar site, ditumbuhi vegetasi berupa pohon biwa dan pohon marquisa. Vegetasi di sekitar site eksisting sangat baik untuk meningkatkan kualitas udara dan menurunkan suhu mikro pada lahan eksisting tersebut. Akan tetapi, vegetasi tersebut tidak dapat menjadi peneduh lahan eksisting karena jenis pohon yang berukuran relatif pendek. Universitas Sumatera Utara 86 4.1.7 Analisa Matahari Gambar 3.8 analisa matahari Sumber: Olah data primer Daerah yang terkena sinar matahari pagi, pada daerah tersebut dimaksimalkan bukaan- bukaan yang lebar agar matahari pagi dapat masuk ke dalam ruangan. Daerah yang terkena matahari sore, pada daerah tersebut sebaiknya dihindari pemakaian bukaan-bukaan yang lebar agar matahari sore tidak dapat masuk ke dalam ruangan. Jika tidak terhindar lagi, maka pada bukaan-bukaan tersebut, hendaknya di berikan shading atau secondary fasad yang berguna untuk menahan panas matahari yang akan masuk ke dalam ruangan. Daerah yang terkena sinar matahari siang, tidak terlalu panas. Daerah yang terkena sinar matahari netral. Matahari pagi Matahari sore Universitas Sumatera Utara 87

4.2 ANALISA FUNGSIONAL