147
untuk laki-laki atau ja:- m ʊbaʃerah pembantu perempuan untuk perempuan, ja:h?adʒ untuk
laki-laki dan ja:h?add ʒah untuk perempuan yang berarti istilah yang ditujukan haji, hal itu
bisa diamati pada contoh di bawah ini: 1.
law samaħti ja:-mʊbaʃer di-li
lfaturah Jika berkenan pembatu
ambilkan uang
‘Wahai pelayan, jika berkenan ambilkan uang.’
2. ja:-m ʊbaʃer
di-li lfaturah
Wahai pembantu ambilkan
uang ‘Wahai pelayan, ambilkan uang.’
3.
law samaħti ja:ha:ʤah naδifi- li
maktab-i jika berkenan wahai Haji
bersihkan kantor ku
‘Wahai Ibu Hajah pr, jika tidak keberatan bersikan kantorku.’ 4.
min faδlak
ja:ha: ʤ
tiqdar tnaδif maktab-i bsʊr ah na maʃɡu:l Wahai Pak Haji, jika tidak keberatan, dapatkah kamu membersihkan kantorku karena
saya tergesa gesa dan sibuk. Di sisi lain, responden menggunakan beberapa formula yang lain, kebiasaan tuturan
untuk mengurangi permintaan langsung seperti meminta maaf law samaht jika berkenan, excuse me untuk laki-laki, atau min faðlik jika berkenan, please untuk perempuan dan ?ið
ma:fi: iz
ʕdʒ jika tidak ada gangguan untuk mengekspresikan keterlibatan atau persahabatan. Contohnya:
5. min fa ᵹlik ja:ʊχt-i
di-li lfaturah
jika berkenan saudara Pr ku beri ku ‘Jika berkenan wahai Saudariku, ambilkan saya uang.’
6.
law samaħt ja:ħa:ʤ
m ʊmkin
tnδaif maktab-i. maaf
hai Hajji dapat
bersih kantor ku ‘Maaf, Hai Pak Hajji dapatkah kamu membersihkan kantorku?’
Selain itu, penutur juga memanfaatkan tuturan yang mengandung satuan lingual bernuansa Islami yang ditunjukkan pada hirarki situasi seperti
‘?allah jahfðak’ Allah menjaga kamu untuk laki-laki dan
‘?allah jʊba:rik fi:ki’ Allah memberkahimu untuk perempuan. Penutur menggunakan satuan lingual tersebut untuk menunjukkan
kehormatannya dan juga untuk membuat permintaannya lebih sopan. Contohnya:
7. Allah jbar:rik fi:ki
jaħa:ʤah a
ʃti-ki tnaδifi
maktab-i
148
Allah memberkahi hai Hajji ingin kamu bersih
kantor ku Semoga Allah memberkahimu hai Pak Haji, manakala kamu mau membersihkan
kantorku.
8.
ʔallah jaħfδik
jaħa:ʤah naδifi
maktab-i Allah menjaga kamu
Hai Ibu Hajjah bersih kantor ku
‘Semoga Allah menjagamu Hai Ibu Hajjah, bersihkan kantorku.’ Lagi pula, dalam hirarki sistem kesopanan, ada satuan lingual yang menunjukkan bahwa
responden menggunakan ucapan-ucapan semi-formal seperti m ʊmkin bisa, b?amkanak dan
tiqdar-i dapat. Semua ungkapan ini dalam bahasa Arab Amiyah digunakan untuk menciptakan permintaan tidak langsung. Ungkapan-ungkapan semi-formal dalam bahasa
Arab Amiyah berlaku seperti tanda strategi kesopanan yang bebas yang membantu si penutur melindungi ‘muka’nya dan ‘muka’ mitra tutur ketika kedudukan penutur lebih tinggi.
Contoh: 9. Law sama
ħti ja:ʊχt-i
m ʊmkin
lfaturah Jika berkenan ya Saudari
dapat uang
Jika berkenan Wahai Saudariku, dapatkah kamu mengambilkan uang. 10. min faðlak
b ammkanak tidi-li
lfaturah. Jika berkenan
beri kamu untuk ku
uang ‘Jika Berkenan, mungkah kamu mengambilkan uang.’
11. min faðlak ja:ha:
ʤah tiqdari
tnaðif maktab-i
jika berkenan Hai Hajjah dapatkah kamu
bersih kantor ku
bs ʊr ah
ana ma
ʃɡu:l cepat
saya sibuk
‘Jika berkenan Wahai Hajjah dapatkah kamu membersihkan kantorku segera karena saya sedang sibuk.’
Seperti yang terlihat pada tabel 1 dan tabel 2, para responden mempunyai kecenderungan yang besar untuk menggunakan permintaan tidak langsung dalam interaksi
perempuan-perempuan dan interaksi perempuan-pria dalam dua situasi yang terwujud dalam satu hirarki sistem kesopanan. Penelitian dalam studi ini menunjukkan bahwa penutur yang
menggunakan strategi langsung dan berstatus sosial yang lebih tinggi mengekspresikan persahabatan dan tetap dengan norma-norma budaya ketika penutur memiliki posisi yang
tinggi. Para responden menggunakan tuturan- tuturan langsung tanpa takut kehilangan ‘muka’
149
karena hal ini merupakan kebiasaan yang diharapkan di beberapa situasi dalam hirarki sistem kesopanan.
Selain itu, penggunaan strategi-strategi langsung dapat diamati melalui penggunaan kata kerja perintah perubahan mood pada interaksi perempuan-perempuan dan interaksi
perempuan-pria dalam sebuah hirarki sistem kesopanan. Hal ini bisa dibuktikkan dengan beberapa contoh berikut:
12. min faðlik ja: ʊχt-i
ʔdi-li
lfaturah. Jika berkenan hai saudariku ambilkan
uang
Wahai saudariku, jika berkenan ambilkanlah uang’
13. afwan