Gambaran Gaya Hidup Responden Berdasarkan Frekuensi Kebiasaan Makan Berlemak

65 dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu 2012, yang menyatakan bahwa stres mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian hipertensi. Pernyataan diatas didukung juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suheni 2007, yang menyatakan bahwa responden yang mengalami stres memiliki resiko terkena hipertensi sebesar 9,333 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki stres. Stres mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kejadian hipertensi. Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan keluaran jantung. Stres dapat memicu pengeluaran hormon kortisol dan epinefrin yang berhubungan dengan imunosupresi, aritmia, dan peningkatan tekanan darah dan denyut jangtung Davis, 2004. Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai penyakit yang salah satunya adalah hipertensi Hahn Payne, 2003. Persamaan hasil penelitian ini disebabkan karna faktor persamaan subjek penelitian yaitu khusus penderita hipertensi. Subjek dalam penelitian ini mempunyai koping stres yang mungkin tidak efektif namun tidak secara khusus diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa subjek penelitian mempunyai kebiasaan aktivitas yang tidak rutin atau kurang aktif dimana aktivitas fisik atau olahraga merupakan salah satu mekanisme koping stres yang efektif untuk mengurangi stres. 66

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis masih memiliki keterbatasan penelitian. Keterbatasan penelitian yang dimaksud diantaranya mendapat kendala dalam mencari teori-teori yang terbaru yang terkait dengan penelitian ini, sehingga peneliti hanya dapat melakukan penelitian kuantitatif dan tidak dapat mengeksplor lebih dalam tentang gaya hidup penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, riwayat keturunan, kebiasaan merokok, frekuensi konsumsi makan asin, frekuensi konsumsi makan berlemak, frekuensi konsumsi minuman berkafein, aktivitas fisik, dan keadaan stres. Selain itu dalam cara mengkategorikan hasil penelitian tentang kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak dan garam tinggi, peneliti juga memiliki kekurangan sumber bacaan sehingga ditakutkan hasilnya akan bias karena antara kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi tidak dikaji lebih lanjut. Kemudian pada indeks aktivitas fisik msih belum menemukan sumber yang terbaru.