62
konsumsi jeroan berlebih dapat menimbulkan penimbunan kolesterol dan meningkatkan penyempitan pembuluh darah. Persamaan hasil
penelitian ini disebabkan oleh persamaan kriteria subjek penelitian yang digunakan yaitu individu dengan hipertensi.
4. Gambaran Gaya Hidup Responden Berdasarkan Frekuensi Minuman Berkafein
Mengkonsumsi kafein secara teratur sepanjang hari mempunyai tekanan darah rata-rata lebih tinggi di bandingkan dengan kalau
mereka tidak mengkonsumsi sama sekali. Kebiasaan mengkonsumsi kopi dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan
risiko terkena penyakit jantung Sustrani, 2006. Pernyataan tersebut selaras dengan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden yang mempunyai kebiasaan minuman berkafein satu kali sehari, yaitu sebanyak 14 responden 35,0.
Penelitian ini didukung oleh pernyataan menurut penelitian eksperimental Winkelmayer et al. 2005 kafein akan meningkatkan
konsentrasi hormon stres seperti epinefrin, norepinefrin, dan kortisol yang dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa peneliti
menyatakan bahwa kafein dapat membuat pembuluh darah menyempit karena kafein dapat memblokir efek adenosine yaitu hormon yang
menjaga agar pembuluh darah tetap lebar. Kafein juga merangsang kelenjar adrenal untuk melepas lebih banyak kartisol dan adrenalin
yang dapat memicu tekanan darah menjadi meningkat Sheps, 2005.
63
Berbagai penelitian mengenai hubungan konsumsi minuman berkafein
dengan kejadian
hipertensi telah
dilakukan dan
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Shaleh 2011 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara konsumsi kopi dengan kejadian hipertensi. Sementara itu, hasil berbeda ditunjukkan dalam penelitian Fitriani
2010 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola konsumsi kafein dengan kejadian hipertensi.
Perbedaan pada ketiga penelitian ini disebabkan oleh perbedaan dalam mengkategorikan konsumsi kafein. Pada Penelitian yang
dilakukan oleh Shaleh 2011 konsumsi kafein dikategorikan dalam iya dan tidak. Pada penelitian Fitriani 2010, konsumsi kafein
dikategorikan menjadi 2 gelashari dan ≤ 2 gelashari. Sedangkan pada penelitian ini peneliti memkategorikan dalam bentuk frekuensi
konsumsi kafein dengan kategori lebih dari 1 kali sehari, 1 kali sehari, 3-6 kali seminggu, 1-2 kali seminggu, kurang 1 kali seminggu dan
tidak pernah.
5. Gambaran Gaya Hidup Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa penderita hipertensi yang tidak memiliki kebiasaan melakukan aktivitas fisik 90,0 dan
penderita hipertensi yang tidak aktif melakukan aktivitas di waktu luang sebesar 87,5. Dapat disimpulkan bahwa responden penelitian
ini kurang aktif dalam aktivitas olahraga. Kejadian hipertensi ini dipengaruhi oleh faktor kebiasaan subjek penelitian yang tidak rutin