Frekuensi Kebiasaan Makan Berlemak

54

BAB VI PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan pembahasan yang meliputi interpretasi dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan selanjutnya akan dibahas tentang bagaimana implikasi dari hasil penelitian yang akan dibandingkan dua hal pokok yaitu antara lain kerangka teori dengan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran gaya hidup pada pasien hipertensi berdasarkan jenis kelamin, riwayat keturunan, kebiasaan merokok, frekuensi konsumsi makan asin, frekuensi konsumsi makan berlemak, frekuensi konsumsi minuman berkafein, aktivitas fisik, dan keadaan stres di Puskesmas Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.

A. Karakteristik Responden 1. Umur Responden

Pada penelitian gambaran gaya hidup pada pasien hipertensi di Puskesmas Ciangsana diperoleh sebanyak 40 responden yang sesuai dengan sampel yang direncanakan. 40 responden yang diteliti adalah responden dengan umur di antara 26-45 tahun yang merupakan termasuk usia dewasa dalam kategori usia menurut Depkes RI 2009. Hal ini didukung oleh data yang didapatkan dari Riskesdas Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi hipertensi pada usia dewasa di Indonesia sebesar 31,7 dan data dari Depkes Departemen Kesehatan tahun 2006 yang menyatakan, bahwa meningkatnya kejadian hipertensi 55 cenderung terjadi pada orang dengan usia diatas 18 tahun. Berdasarkan hasil studi pendahuluan ditemukan bahwa kategori usia dewasa dengan responden terbanyak yaitu rentang 26-45 tahun, sehingga penelitian ini mengambil sampel dengan rentang usia tersebut. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Pritasari 2006, yang menyatakan bahwa pada usia produktif umumnya seseorang kurang memiliki motivasi untuk memperhatikan pola makan dan kesehatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita hipertensi usia dewasa disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini didukung oleh pernyataan Nisa 2012, Gaya hidup merupakan faktor risiko penting timbulnya hipertensi pada seseorang termasuk usia dewasa muda 21-40 tahun. Meningkatnya hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat. Hal-hal yang termasuk gaya hidup tidak sehat, antara lain merokok, kurang olahraga, mengonsumsi makanan yang kurang bergizi, dan stres. Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peringkatan usia dan biasanya pada usia 40 tahun. pada pasien umur 20-40 tahun dimana tahanan perifer meningkat Sharma, 2008. Resiko hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan struktur pada pembuluh darah besar sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku. Sebagai akibat adalah meningkatnya tekanan darah sistolik Muhammadun, 2010.