Guru juga lebih ringan dalam melaksanakan pembelajaran dan penyampaian materi kepada siswa. Guru tidak lagi mendominasi kelas,
melainkan siswa lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain itu sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD cenderung kearah positif. Siswa lebih senangmelaksanakan pembelajaran dengan kelompok. Mereka merasa
dengan berkelompok mereka lebih mudah untuk memahami materi, antar anggota kelompok saling memotivasi agar anggota kelompoknya dapat
memahami materi pelajaran. Ditambah lagi dengan latihan-latihan soal yang terdapat dalam LKS membuat siswa lebih banyak berlatih baik dalam
kegiatan individu maupun berkelompok. Siswa dilatih untuk lebih teliti, kerjasama, gotong royong, tukar
pendapat dengan teman sekelompok atau dengan siswa lainnya. Siswa dilatih untuk berdiskusi dengan baik, menghargai pendapat teman atau
dapat mempertahankan pendapatnya sendiri tanpa menyakiti atau bersikap sombong.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan
soal kuis posttest. Tanggung jawab individual seperti ini yang dapat memotivasi siswa bertanggung jawab satu sama lain, karean satu-satunya
cara bagi kelompok untuk berhasil adalah dengan membuat anggota tim menguasai meteri. Di samping itu, skor kelompok didasarkan pada
kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya.
Keterampilan kooperatif siswa selama pembelajaran berbeda-beda. Umumnya siswa yang pandai cenderung lebih egois dan individual tidak
mau bekerja sama, tetapi setelah mengetahui bahwa penghargaan akan diberikan oleh guru jika terjadi kerja sama yang baik dalam kelompok dan
skor kelompok juga berdasarkan skor peningkatan masing-masing anggota kelompok, maka siswa menyadari pentingnya kerja sama dalam kelompok,
kerja sama adalah kunci utama dalam keberhasilan kelompok, bersama
dalam memahami materi, bersama dalam diskusi. Sehingga tidak ada lagi siswa egois, individual atau menonjolkan diri sebagai siswa yang lebih
dari temannya. Berdasarkan hasil pengamatan di atas terbukti bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model
kooperatif tipe STAD juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif selama pembelajaran berlangsung. Akibat adanya pembelajaran aktif
menumbuhkan kreatifitas siswa dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga, pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran
yang ditetapkan.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih ditemukan kekurangan-kekurangan diantaranya adalah:
1. Pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif kurang
memperhatikan waktu untuk kegiatan diskusi kelompok, kerena siswa belum terbiasa diskusi dengan baik, maka waktu yang digunakan
cukup lama untuk menciptakan diskusi yang baik. 2.
Penerapan moving class yang menyita waktu sehingga ada proses pembelajaran yang tidak begitu sesuai dengan RPP.
3. Guru kurang memperhatikan kondisi psikis siswa apakah mereka
sedang ada masalah, sedang kurang sehat dan sebagainya.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah di paparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
terdapat peningkatan hasil belajar dan psikomorik siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
STAD pada materi akhlak tercela, terbukti posttest siklus ke 2 dengan 88 hasil tes akhir dan 87,65 psikomotorik.
Pada pelaksanaan siklus I, diperoleh rata-rata hasil pretest siswa sebesar 33,6 dengan nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 47. Sedangkan hasil
posttest diperoleh rata-rata 73,04 dengan niali terendah 46 dan nilai tertinggi 93. Pada siklus II diperoleh rata-rata hasil pretest siswa sebanyak 56,52
dengan nilai terendah 27 dan nilai tertinggi 86. Sedangkan hasil posttest diperoleh rata-rata 83,24 dengan nilai terendah 73 dan nilai tertinggi 93. Dari
data ini bisa dikatakan bahwa pada siklus I kepada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa, dilihat dari rata-rata nilai pretest dan posttest.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat dari hasil posttest siklus II siswa yang mendapat nilai 75 mencapai 88 atau sebanyak 22 siswa. Berdasarkan
kegiatan siklus II ini, hasil yang dicapai sudah baik yang ditandai dengan adanya peningkatan pada nilai posttest siswa yang melebihi KKM. Yang
sudah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75 dengan ketuntasan 88. Oleh karena itu, peneliti dianggap cukup sampai siklus II.
Kemampuan psikomotorik siswa pada pertemuan pertama pada siklus ke I bisa dikatakan masih kurang, dilihat dari rata-rata 43,67 kurang. Hal ini
terlihat bahwa siswa belum terbiasa dengan pembelajaran model seperti ini bahkan memang benar-benar siswa belum pernah mendapatkan cara belajar
dengan pembelajaran berkelompok, ditambah lagi siswa dituntut untuk aktif dan siswa harus benar-benar belajar dan bekerja sama dengan teman
kelompoknya bukan hanya mendengar dan mencatat saja. Namun, dalam pertemuan kedua pada siklus ke I terdapat peningkatan dari pada pertemuan
yang pertama, dengan nilai rata-rata 49,53 karena siswa mulai mengerti dan mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe STAD ini walau
peningkatannya masih sedikit. Pada siklus ke II menunjukkan bahwa kemampuan psikomotorik siswa tergolong baik dengan rata-rata 87,65.
Terjadi peningkatan antara siklus I dan siklus II.
B. Implementasi
Dari hasil penelitian ini siswa dapat menjelaskan pengertian dan menunjukkan nilai-nilai negatif serta dalil tentang israf, tabdzir dan fitnah,
dan juga di harapkan siswa agar senantiasa dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun masyarakat luas.
C. Saran
1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu mendapat perhatian dan
tanggapan yang serius dari guru, karena melalui pembelajaran ini siswa
dapat belajar dengan aktif secara kerjasama kelompok saling membantu teman sebayanya, sekaligus menghilangkan sifat keegoisan individualis
serta ingin menang sendiri. Sehingga rasa seperti itu bisa lebih dikurangi bahkan dihilangkan
2. Pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini guru
harus lebih memperhatikan waktu, banyak waktu yang terbuang karena guru belum terbiasa mengola waktu secara baik, untuk kesempatan
selanjutnya guru diharapkan dapat menggunakan waktu secara sebaik- baiknya.