Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

c. Wawancara tidak terstruktur adalah bentuk wawancara yang dipilih oleh orang yang diwawancarai. Jika wawancara berlangsung, pewawancara dapat mengarahkan agar yang diwawancarai dapat menerangkan, mengelaborasikan, atau mengklasifikasi jawaban yang kurang jelas. Menurut Denzin dalam Rochiati, wawancara merupakan pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara awal kepada siswa dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa dalam memahami dan mendapatkan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep akidah akhlak, sarana dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan bagaimana guru menanamkan nilai-nilai dalam pembelajaran. Wawancara awal terhadap guru bidang studi akidah akhlak dimaksudkan untuk menggali permasalahan, kemauan, persepsi, sikap, keterampilan serta kreativitas guru dalam menyelenggarakan nilai melalui pelajaran akidah akhlak serta pemanfaatan media dalam upaya meningkatkan pemahaman dan penanaman nilai kepada siswa. Wawancara akhir kepada siswa dimaksudkan untuk mengungkapkan kendala yang dihadapi siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran akidah akhlak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Wawancara akhir kepada guru akidah akhlak dimaksudkan untuk mengungkapkan minat dan persepsi guru terhadap upaya peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: A. Mewawancarai guru dan beberapa siswa. B. Siswa menyelesaikan soal tes tiap akhir siklus serta C. Observasi yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil setiap pengamatan di diskusikan pada saat menganalisis data dan sangat berguna untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Untuk menganalisis butir soal yang diujicobakan, peneliti melakukan beberapa tahap diantaranya: 1. Pengujian Validitas Instrumen Validitas berasal dari kata validaty, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. 44 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk menghitung validitas soal pilihan ganda menggunakan ANATES. Untuk mengukur validitas soal dilakukan dengan uji Point Biseral, yaitu: 45 44 Ibid, h.105 45 Suharsimi Arikunto 2, Dasar-Dasar Uvaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, Cet. 1, h.93 Ỷ pbi = √ Ỷ pbi = koefisien korelasi biserial M p = rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya M t = rerata skor total S t = standar deviasi dari skor total proporsi P = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah 2. Reliabilitas instrumen Reliabilitas bermakna kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. 46 Untuk mengetahui reliabilitas instrument tes hasil belajar siswa digunakan ANATES dan rumus Kuder-Richardson K-R 20 dengan rumus sebagai berikut: 47 r 11 = keterangan: r 11 = reabilitas tes secara keseluruhan n = jumlah butir soal dalam perangkat tes S = standar deviasi skor-skor tes p = proporsi subjek yang menjawab item benar q = proporsi subjek yang menjawab item salah pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q 46 Ibid, h.105 47 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h.100 Adapun kriteria pengujiannya: r 11 = 0,91 – 1,00 = sangat tinggi r 11 = 0,71 – 0,90 = tinggi r 11 = 0,41 – 0,70 = cukup r 11 = 0,21 – 0,40 = rendah r 11 = 0,21 = sangat rendah Berdasarkan pengujuan reliabilitas instrumen penelitian dengan menggunakan ANATES didapatkan reliabilitas pada konsep perhitungan akidah akhlak 3. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda dihitung dengan menggunakan ANATES dan rumus: D = - Keterangan: JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar 48 48 Ibid, hal. 213 4. Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan ANATES dan rumus: I = Keterangan: I = indeks kesulitankesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar N = jumlah seluruh siswa Criteria indeks kesulitan soal adalah: – 0,30 = soal ketegori sukar 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah 49

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai presentase. Rumus presentase yang digunakan adalah: 50 P = X 100 Keterangan: P = Angka presentase F = frekuensi yang sedang dicari presentasinya N = Number of cases jumlah frekuensi atau banyaknya individu Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan di dalam memperoleh data dari hasil tindakan yang penulis lakukan terhadap siswa kelas 49 Ibid 50 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 43

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Sd/Mi (Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152