9 4
Pendidikan Kewar ganegar aan Kelas VII SM P dan M Ts
mengenai perumusan kebijakan hak asasi manusia, penyebaran informasi mengenai hak asasi manusia dan sebagainya. Di samping itu, undang-undang
ini menjadi payung atau pelindung dari seluruh peraturan perundang- undangan tentang hak asasi manusia. Jadi, pelanggaran hak asasi manusia
baik langsung maupun tidak langsung akan dikenakan sanksi pidana, perdata, dan atau administrasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
l. Undang-Undang Republik Indonesia N omor 5 Tahun
1 9 9 8 tentang Konvensi M enentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak
M anusiawi, atau M erendahkan M artabat M anusia
Pada tanggal 9 Desember 1975 Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa telah menerima Deklarasi tentang Perlindungan Semua Orang Dari
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia.
Deklarasi tersebut memuat per- lindungan terhadap semua orang
dari sasaran penyiksaan dan per- lakuan atau hukum yang kejam,
tidak manusiawi atau merendahkan manusia dan menyatakan perlunya
langkah-langkah efektif untuk men- jamin pelaksanaan deklarasi tersebut.
Langkah-langkah ini mencakup antara lain, perbaikan cara integrasi
dan pelatihan bagi setiap aparatur penegak hukum dan pejabat publik
lainnya yang bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dirampas
kemerdekaannya. Apapun penger- tian penyiksaan dalam deklarasi ini
adalah tindak pidana, menurut ketentuan dalam hukum pidana.
Majelis Umum PBB menyetujui secara konsensus rancangan konvensi tersebut pada tanggal 10 Desember 1984. Rancangan konvensi itu dinyatakan
mulai berlaku secara efektif pada tanggal 26 Juni 1978. Pemerintahan Indo- nesia menandatangani konvensi ini pada tanggal 23 Oktober 1985.
Deklarasi dan Piagam Aksi Wina 1993 sepakat, antara lain menghimbau negara-negara anggota PBB untuk secepatnya mengesahkan perangkat-
Gambar 3 .3 Kejadian pelanggar an hak asasi m anusia oleh t ent ar a Am er ika Ser ikat
di penjar a Abu Ghur aib, Ir ak. Ini ber t ent angan dengan Deklar asi PBB. Di
negar a kit a ber t ent angan dengan UU No. 5 Tahun 1 9 9 8 .
Sumber : Pikir an Rakyat , M ei 2 0 0 4
Hak Asasi M anusia
9 5 perangkat internasional yang sangat penting di bidang hak asasi manusia,
termasuk Konvensi Menentang Penyiksaan. Sesuai dengan isi Deklarasi Wina 1993, Pemerintahan Indonesia telah menyusun rencana, aksi nasional Hak
Asasi Manusia Indonesia 1998-2003 yang berisi kegiatan-kegiatan prioritas dalam rangka kemajuan dan perlindungan HAM. Prioritas kegiatan tahun
pertama rencana aksi tersebut mencakup pengesahan tiga perangkat internasional di bidang Hak Asasi Manusia, termasuk Konvensi Menentang
Penyiksaan. Konvensi ini sekarang telah disahkan oleh 105 negara.
m. Keputusan Presiden Republik Indonesia N omor 1 8 1 Tahun 1 9 9 8 tentang Komisi N asional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan
Sebagaimana kita ketahui dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa negara menjamin semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan. Hal ini juga didukung dengan beberapa hasil konvensi, antara lain konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Wanita Tahun 1979, Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau
Merendahkan Martabat Manusia, dan Deklarasi PBB Tahun 1993 tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Konvensi-konvensi dan
Deklarasi PBB, pada intinya menentang bentuk kekerasan terhadap perempuan yang merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak-hak asasi
manusia.
Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan masalah-masalah
kekerasan terhadap perempuan serta penghapusan segala bentuk tindak
kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan di Indonesia, maka di-
bentuk komisi yang bersifat nasional. Komisi ini dibentuk berdasarkan
Kepres RI No. 181 Tahun 1998, yang diberi nama Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan yang berdasarkan Pancasila dan bersifat
independen. Komisi ini bertujuan:
1 Menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan yang berlangsung di Indonesia.
Gambar 3 .4 Salah sat u kor ban keker asan t er hadap wanit a, m engakibat kan si kor ban
luka memar ter us dan dihantui tr auma ber at.
Sumber : Dokum ent asi Rosda