16
2.1.1 Perubahan sistem dan pola tanam
Sejarah pertanian telah mencatat bahwa sistem dan pola pertanian masyarakat petani pada awalnya adalah pertanian yang bersifat subsistem,
Dimana tanaman yang ditanam hanya sekedar dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sistem seperti ini juga terjadi di wilayah dataran tinggi
Kabupaten Dairi. Mereka menanam berbagai jenis tanaman, antara lain padi, kopi, buah-buahan ataupun sayur-sayuran. Maka bentuk pertanian tersebut
bersifat individual, cakupannya hanya dalam keluarga. Sistem ini kemudian berubah dan berkembang dimana para petani mulai memanfaatkan lahan
pertaniannya guna memperoleh uang, sehingga sistem subsistensial perlahan- lahan mulai ditinggalkan.
Adanya pembaharuan sistem di kalangan petani, dimana selama kurun waktu sepuluh tahun masyarakat petani khususnya di Kelurahan Panji Dabutar
melakukan pergantian jenis tanaman yang berorientasi pasar. Di sini terlihat bahwa ada sebuah sistem baru yang dijalankan petani di dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sistem ini berdampak terhadap pola dan sistem bercocok-tanam petani, dan dampak yang lebih jauh lagi ialah
petani telah mempunyai keterkaitan langsung dengan pasar. Keterkaitan ini membuat pedesaan telah berubah mencapai tingkat komersialisasi sedemikian
rupa, sehingga lebih terlibat dalam percaturan ekonomi yang lebih luas di luar wilayahnya atau disebut cenderung mengarah ke sistem kapitalisme.
Dengan perubahan sistem pertanian dan pola tanam yang didasari dengan pergantian jenis tanaman yang ditanam. Sehingga semakin terlihat
Universitas Sumatera Utara
17 jelas ragam dan besarnya determinasi pertanian terhadap corak kehidupan
sosial budaya masyarakatnya. Smith dan Zopf dalam Rahardjo, 2004 memberikan cakupan pengertian yang luas terhadap sistem pertanian, yaitu
mencakup seperangkat gagasan, elemen-elemen, budaya, keterampilan, teknik, praktek, prasangka, dan kebiasaan yang terintegrasi secara fungsional dalam
suatu masyarakat, berkaitan dengan hubungan mereka dengan tanah pertaniannya.
Di Kelurahan Panji Dabutar, terjadi peralihan jenis tanaman. Tanaman keras yang menjadi pilihan petani ialah tanaman yang bernilai jual tinggi di
pasaran high value commodity seperti tanaman jeruk yang ditanam petani lebih kurang sepuluh tahun terakhir ini. Dalam penelitian Okta Selvia 2005,
dengan adanya perubahan petani berhadapan dengan beberapa resiko yaitu : Pertama, karena tanaman keras merupakan tanaman yang bebas diusahakan
dan diperdagangkan tanpa campur tangan aparat desa, sehingga petani berhubungan langsung dengan pasar, akibatnya mereka sangat rentan terhadap
fluktuasi harga yang juga dipengaruhi oleh beberapa aktor mulai dari pembeli biasa hingga tengkulak. Kedua, pertanian juga sangat rentan terhadap
perubahan cuaca dan musim.
2.1.2 Perkembangan Teknologi