94 berkurangnya harapan penuh petani di Kelurahan Panji Dabutar, karena
ketika harga kopi turun sangan merugikan mereka. Sehingga mereka lebih memilih beralih menanam tanaman jeruk, yang saat itu sudah banyak di
minati masyarakat luar.
4.6.2 Kondisi Sosial 4.6.2.1 Pendidikan Anak
Untuk pendidikan anak, pada saat itu dukungan dari orang tua masih ada. Hanya saja untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi
seperti kuliah dukungan orang tua masih kurang. Pada saat itu, ketika anak mereka tamat SMA orang tua lebih menyuruh anak mereka untuk
melanjutkan usaha bertani mereka.
4.6.2.2 Rumah
Untuk rumah tempat tinggal masyarakat di Kelurahan Panji Dabutar, pada saat itu lebih dominan masih terbuat dari papan dan
sebagian sudah setengah beton atau nonpermanen.
4.6.2.3 Status Sosial
Untuk status sosial yang dirasakan oleh masyarakat petani di Kelurahan Panji Dabutar, masih dikatakan sama. Berhubung pada saat
masih menanam tanaman kopi dalam hal penghasilan masih sama dan tidak ada perbedaan status sosial.
Universitas Sumatera Utara
95
4.6.2.4 Interaksi Dengan Keluarga
Dalam hal interaksi dengan keluarga masih dikatakan baik, hanya saja masyarakat petani lebih banyak melakukan di Ladang atau Lahan
mereka. Karena pada saat masih menanam kopi mereka lebih banyak menghabiskan waktu di Ladang atau Lahan mereka.
4.6.2.5 Aspek Lokasi Waktu
Untuk aspek dari lokasi waktu mereka lebih banyak menghabiskan waktu di Ladang atau Lahan. Karena pada saat menanam kopi, minimal
untuk tiga hari sekali harus membersihkan batang-batang pohon atau menunasi pohon dan setiap minggunya memetik hasil panen kopi. dan
pada saat menanam kopi, lebih banyak menghabiskan waktu. Dimana ketika kopi sudah dipetik, setelah itu harus dikupas dan di jemur lagi
selama 3 hari.
4.6.2.6 Solidaritas Petani
Dan untuk solidaritas petani di Kelurahan Panji Dabutar pada saat itu masih dikatakan baik. Dimana masyarakat petani masih mau saling
tolong menolong antar sesama petani.
4.6.2.7 Keberadaan Kelompok Tani
Pada saat masyarakat petani di kelurahan Panji Dabutar masih menanam kopi. saat itu, belum adanya terbentuk kelompok tani. Bahkan
Universitas Sumatera Utara
96 pada saat itu penyuluh pertanian kurang berperan aktif dalam masyarakat
petani.
4.7 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Pasca Peralihan Jenis
Tanaman Dari Kopi ke Jeruk di Kelurahan Panji Dabutar 4.7.1 Kondisi Ekonomi
4.7.1.1 Tempat Tinggal
Saat ini, masyarakat di Kelurahan Panji Dabutar merupakan masyarakat yang sudah mampu memenuhi kebutuhan sosial ekonomi
mereka didukung karena Kelurahan Panji Dabutar dekat dengan ibu kota Kabupaten Dairi. Begitu juga dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat
Panji Dabutar dapat dikatakan menengah keatas, dimana masyarakat sebagai petani di Kelurahan Panji Dabutar lebih dominan mempunyai
pekerjaan sampingan selain bertani seperti pedagang, PNS dan lain-lain. Dan untuk jalan transportasi saat ini sudah beraspal, bahkan sudah
masuknya angkutan umum ke Kelurahan. Begitu juga dengan air pam, saat ini sudah masuk ke setiap rumah masyarakat. Sehingga masyarakat tidak
terbebani lagi untuk mengambil air ke sungai.
4.7.1.2 Penghasilan
Semenjak masyarakat petani di Kelurahan Panji Dabutar beralih dari menanam kopi ke tanaman jeruk. Penghasilan masyarakat petani
semakin meningkat sehingga mampu memenuh kebutuhan sosial maupun
Universitas Sumatera Utara
97 ekonomi keluarga mereka. Sebagaimana hal ini juga disampaikan oleh
Bapak Tetap Tarigan, yaitu: “Selama saya menanam jeruk, penghasilan saya semakin meningkat
dan dalam dua tahun dari hasil lahan jeruk 2 hektar, saya bisa mendapat sampai lebih dari 350 juta tergantung dari hasil jeruk yang
ditanam. Dimana dalam setahun itu jeruk memiliki panen besar 2 sampai 3 kali dalam setahun dan setiap bulannya jeruk juga ada panen
kecil.”
4.7.1.3 Kemampuan Menabung
Seiring perkembangan teknologi yang semakin modern, pengetahuan masyarakat petani juga semakin meningkat, masyarakat
petani sudah mulai menabung ke Bank. Bahkan masyarakat petani di Kelurahan Panji Dabutar juga sudah bisa menejemen uang dari
penghasilan bertani mereka. Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Robert, yaitu :
“Dan selama menanam tanaman jeruk, saya sudah dapat memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga saya, dan bahkan selama beralih
menanam jeruk saya merasa lebih bisa memiliki tabungan banyak dan dari hasil tabungan itu saya niatkan untuk pendidikan anak saya agar
bisa sekolah kejenjang yang lebih tinggi.”
4.7.1.4 Keuntungan
Semenjak masyarakat petani di Kelurahan Panji Dabutar beralih menanam jeruk, sangat terlihat jelas dari pendapatan mereka yang semakin
meningkat bahwa saat ini menanam jeruk jauh lebih menguntungkan dari menanam tanaman kopi. seperti yang disampaikan oleh Ibu Julita, yaitu:
“Setelah saya menanam jeruk, ternyata hasilnya saat ini jauh lebih menguntungkan. Selain itu, menanam jeruk gak terlalu repot dan
sambil menanam jeruk saya menambah tanaman cabe di antara batang
Universitas Sumatera Utara
98 jeruk yang berjarak, dan dari tanaman muda saya juga bisa
memperoleh keuntungan“
4.7.2 Kondisi Sosial 4.7.2.1 Pendidikan Anak