88 Di Kelurahan Panji Dabutar, peneliti melihat masih adanya norma
resiprositas. Dimana masih adanya tolong menolong dan saling membantu antar masyarakat Kelurahan maupun petani seperti informasi tentang
pertanian. Kewajiban saling berbalas budi juga masih terlihat pada masyarakat petani maupun masyarakat keseluruhan yang ada di Kelurahan Panji Dabutar.
Peralihan yang dilakukan masyarakat petani di Kelurahan Panji Dabutar dilakukan berdasarkan keinginan masyarakat petani itu sendiri. Hal
ini berterkait dengan teori pilihan rasional, dimana berhubungan dengan masyarakat petani, untuk menentukan tindakan mereka juga sudah lebih
memperhitungkan langkah atau tujuan mereka. Karena tindakan yang mereka lakukan sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi mereka.
Bahwa masyarakat petani melakukan peralihan jenis tanaman dari kopi ke jeruk, selain semakin kurangnya kualitas kopi di Sidikalang pada saat itu
beberapa petani kurang berkeinginan untuk meneruskan menanam kopi karena setelah petani melihat dari petani lain adanya perbandingan antara menanam
jeruk jauh lebih mudah dari pada tanaman kopi. Bahkan setelah harga kopi sudah stabil masyarakat petani lebih memilih beralih menanam jeruk karena
keuntungan menjual kopi tidak jauh berbeda dari menjual jeruk saat ini.
4.4.4 Pemasaran Lebih Mudah
Adapun alasan masyarakat lebih memilih beralih benanam tanaman jeruk karena buah jeruk merupakan salah satu buah yang banyak diminati oleh
masyarakat banyak
.
Selain itu, buah jeruk dapat dijual sampai ke luar kota
Universitas Sumatera Utara
89 maupun ke luar negeri
.
Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Sumardi Siregar yaitu:
“Karena masalah pasaran yang ada di Kab.Dairi termaksud pasar mati, apabila saya memilih untuk menanam tanaman muda seperti sayur, cabai,
tomat dan lain-lain, paling jauh penjualannya hanya bisa sampai ke Aceh ataupun Berastagi. Itu juga kalau dari Berastagi masih kekurangan
tanaman muda yang mau dijual. Selain itu, kalau kita menanam tanaman muda kita harus melihat harga pasar. Seperti ketika harga cabai mau naik
maka petani akan menanam cabai. Maka dari itu, saya lebih memilih menanam jeruk berhubung pemasarannya juga mudah, meskipun
modalnya besar tetapi untungnya juga besar. Karena jeruk bisa dijual ke luar kota bahkan kalau hasil jeruknya bagus bisa di ekspor sampai ke luar
negeri.”
Berbeda pada saat masyarakat petani di Kelurahan Panji Dabutar, masih menanam tanaman kopi yang lama kelamaan dalam hal pemasarannya
semakin sulit. Dimana pada saat, masyarakat petani masih menanam tanaman kopi, toke kopi semakin jarang untung datang langsung mengutip hasil kopi
mereka. Sebagaimana hal ini disampaikan oleh Ibu Sarina,yaitu: “Awalnya saya masih ada niat untuk mempertahankan untuk menanam
kopi saja. Namun, pengaruh petani yang ada di Kelurahan Panji Dabutar yang sudah banyak beralih menanam jeruk. Toke kopi jadi semakin jarang
untuk datang langsung mengambil hasil kopi petani yang sudah semakin sedikit menanam kopi ditambah harga kopi juga semakin tidak menentu.
Saat itu, saya harus mengantar sendiri hasil kopinya ke Ibu kota Kabupaten Dairi, meskipun jarak tidak terlalu jauh ke Ibu kota. Namun, itu
menjadi alasan toke saat itu menyarankan untuk mengantar sendiri hasil kopi ke toke. Karena mereka lebih sering mengambil hasil kopi ke
kecamatan lain dan saya cukup sibuk untuk menjual hasil kopi saat itu.”
4.5 Perubahan Cara Kerja Sektor Pertanian