Perkembangan Teknologi Perubahan Sosial di Pedesaan

17 jelas ragam dan besarnya determinasi pertanian terhadap corak kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Smith dan Zopf dalam Rahardjo, 2004 memberikan cakupan pengertian yang luas terhadap sistem pertanian, yaitu mencakup seperangkat gagasan, elemen-elemen, budaya, keterampilan, teknik, praktek, prasangka, dan kebiasaan yang terintegrasi secara fungsional dalam suatu masyarakat, berkaitan dengan hubungan mereka dengan tanah pertaniannya. Di Kelurahan Panji Dabutar, terjadi peralihan jenis tanaman. Tanaman keras yang menjadi pilihan petani ialah tanaman yang bernilai jual tinggi di pasaran high value commodity seperti tanaman jeruk yang ditanam petani lebih kurang sepuluh tahun terakhir ini. Dalam penelitian Okta Selvia 2005, dengan adanya perubahan petani berhadapan dengan beberapa resiko yaitu : Pertama, karena tanaman keras merupakan tanaman yang bebas diusahakan dan diperdagangkan tanpa campur tangan aparat desa, sehingga petani berhubungan langsung dengan pasar, akibatnya mereka sangat rentan terhadap fluktuasi harga yang juga dipengaruhi oleh beberapa aktor mulai dari pembeli biasa hingga tengkulak. Kedua, pertanian juga sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan musim.

2.1.2 Perkembangan Teknologi

Dalam mencapai peningkatan produksi, teknologi memang diperlukan dan para petani perlu mengadopsi teknologi. Petani harus berubah dari penggunaan teknologi lama ke penggunaan teknologi baru yang lebih maju. Teknologi yang diterapkan dalam mendukung pembangunan pertanian Universitas Sumatera Utara 18 merupakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan mutu dan diversifikasi suatu produk olahan. Perkembangan teknologi pertanian membawa perubahan pada sistem produksi bahan makanan dan serat. Perubahan sistem tersebut telah membawa perubahan yang mendasar pada kehidupan masyarakat pedesaan sebagai petani atau orang yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan pertanian di pedesaan. Contohnya, ketika teknologi berupa pupuk pestisida yang dulunya tidak pernah ada dan masyarakat hanya mengandal dengan temuan-temuan mitos untuk menanggulangi hama yang menyerang tanaman mereka, namun seiring perkembangan teknologi kini terlihat bahwa setelah penemuan teknologi banyak menghasilkan produk baru maka sangat berdampak terhadap perubahan sistem pertanian yang terjadi pada masyarakat. Kingsley Davis dalam Soekanto, 2000: 324 berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup hampir semua bagian dalam ruang lingkup masyarakat. Diantaranya yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, pola prilaku, bahkan mencakup perubahan dalam bentuk aturan-aturan organisasi sosial. Dan seiring dengan perkembangan teknologi pertanian, usaha peningkatan produksi dan pendapatan usahatani tidak akan berhasil tanpa penggunaan teknologi baru baik dibidang teknis budidaya, benih, obat- obatan dan pemupukan. Sehingga teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas Pekerjaan dalam usaha tani yang dikerjakan secara langsung oleh petani ataupun tenaga kerja keluarga semakin kecil. Dimana pekerjaan bertani Universitas Sumatera Utara 19 lebih banyak mengandalkan mesin ataupun tenaga kerja yang diupah. Perubahan menunjukkan bahwa petani penggarap lebih banyak menangani pekerjaan usaha taninya secara langsung dibandingkan petani pemilik. Begitu pula petani berlahan sempit lebih banyak menangani pekerjaan usaha taninya secara langsung dibandingkan petani berlahan luas.

2.2 Tindakan Rasional Petani