Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Eksploitasi Pekerja Anak

paling banyak dijumpai di daerah-daerah pedesaan. Di sana kerja paksa dapat dengan lebih mudah disembunyikan sehingga tidak diketahui oleh pihak berwajib serta tidak sampai tersiar keluar dan menarik perhatian masyarakat. Kerja paksa juga kadang-kadang dikaitkan dengan penindasan etnis kaum minoritas dan penduduk pribumi. Para ahli percaya bahwa perdagangan anak trafficking in children semakin menjadi-jadi, baik di dalam batas negara maupun di luar batas negara hingga memasuki wilayah negara lain. Anak-anak diperdagangkan untuk dimanfaatkan sebagai pekerja paksa dalam pelbagai situasi, seperti eksploitasi seks komersial, kerja ijon praktik mempekerjakan anak untuk membayar utang di sektor pertanian, atau pekerjaan rumah tangga. DI Indonesia, banyak kaum migran berusia muda yang berisiko menjadi korban perdagangan anak dengan beberapa di antaranya dipaksa atau diperdaya untuk bekerja di industri seks setelah meninggalkan kampung halamannya untuk mencari pekerjaan. 6. Pekerjaan dalam perekonomian informal Pekerjaan informal yang dilakukan anak-anak meliputi beragam kegiatan. Banyak kegiatan tersebut berlangsung di jalanan dan anak yang disuruh mengerjakannya hanya dibekali dengan perlengkapan minim, misalnya, pekerjaan mengangkut beban di tempat konstruksi dan di pembuatan batu bata. Beberapa jenis pekerjaan informal yang dilakukan anak-anak dapat dianggap sebagai pekerjaan mencari uang secara mandiri “self-employment”, misalnya menyemir sepatu, mengemis, menarik becak, menjadi kernet angkutan kota, berjualan koran, menjadi tukang sampah, dan memulung. Pekerjaan informal lainnya berlangsung di rumah dan karena itu, kurang terlihat oleh umum. Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa jenis-jenis pekerjaan tersebut merupakan bentuk dari tindak pidana eksploitasi pekerja anak karena dinilai dapat membahayakan keselamatan, kesehatan, moral dan masa depan anak-anak serta hanya menguntungkan pihak dari pengusaha itu sendiri.

2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Eksploitasi Pekerja Anak

Salah satu faktor terjadinya eksploitasi pekerja anak adalah keberadaan pekerja anak itu sendiri. Semakin meningkatnya jumlah pekerja Universitas Sumatera Utara anak di Indonesia menyebabkan para majikan atau pengusaha semakin mempunyai peluang untuk melakukan tindak eksploitasi terhadap pekerja anak tersebut. Keberadaan pekerja anak sendiri dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu adanya penawaran supply dan permintaan demand. Sisi penawaran, ditunjukkan untuk melihat faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat menyediakan tenaga anak-anak untuk bekerja, sedangkan sisi permintaan untuk menunjukkan faktor-faktor yang mendukung pengusaha atau majikan memutuskan untuk menggunakan pekerja anak sebagai faktor produksi. 33 Keberadaan pekerja anak karena adanya penawaran supply ini dengan kata lain masyarakat sendiri lah yang menyediakan pekerja anak tersebut, logikanya apabila masyarakat tidak menyediakan pekerja anak sekalipun permintaan terhadap pekerja anak tinggi, maka pekerja anak tidak akan muncul. Disini faktor orang tua juga sangat menentukan keputusan anak untuk bekerja, tanpa adanya izin dari orang tua tentunya pengusaha tidak berhak untuk mempekerjakan anak. Dapat dilihat dari sisi permintaan demand, bahwa pada umumnya majikan atau pengusaha lebih berminat untuk mempekerjakan pekerja anak ini karena mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya adalah pekerja anak dinilai dapat bekerja secara produktif seperti orang dewasa pada umumnya, tetapi mereka tidak banyak tuntutan dan dapat dibayar dengan upah yang murah tanpa protes. Dengan adanya faktor tersebut, meningkatkan resiko pekerja anak dapat dieksploitasi tanpa adanya perlawanan. 33 Hardius Usman dan Nachrowi Djalal Nachrowi, Op.Cit, Hal 100 Universitas Sumatera Utara Adapun beberapa faktor umum penyebab timbulnya pekerja anak, dalam arti faktor-faktor berikut sering kali menjadi faktor utama timbulnya pekerja anak, diantaranya adalah sebagai berikut : 34 1. Kemiskinan Keluarga miskin mengirim anak-anak mereka bekerja untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Banyak anak yang bekerja di lahan pertanian atau toko keluarga yang kelangsungannya tergantung pada anggota keluarga yang bersedia bekerja tanpa dibayar. 2. Gagalnya sistem pendidikan Beberapa daerah, terutama daerah pedesaan, tidak mempunyai sekolah. Kadang-kadang, sekolah yang ada meminta pembayaran uang sekolah dan orang tua tidak sanggup membayarnya. Kalau pun sekolah gratis tersedia, biasanya sekolah seperti itu mempunyai mutu yang buruk dan kurikulum yang tidak tepat. Karena itu, orang tua berpendapat bahwa anak mereka akan mempunyai masa depan yang lebih baik bila bekerja dan mempelajari keterampilan praktis yang banyak dibutuhkan orang. 3. Perekonomian informal Pekerja anak lebih umum dijumpai di perusahaan-perusahaan kecil yang tidak terdaftar di sektor informal daripada di tempat kerja yang lebih besar. Pengawas ketenagakerjaan jarang mengunjungi tempat- tempat kerja sekecil itu dan di sana tidak ada serikat pekerjaserikat buruh. Di mana ada perekonomian informal dalam skala yang besar, di situ terjadi pemanfaatan tenaga anak sebagai buruh dalam skala yang besar pula. 4. Rendahnya biaya yang dikeluarkan untuk mempekerjakan anak Di perusahaan-perusahaan informal berskala kecil, di mana undang- undang ketenagakerjaan tidak dilaksanakan, mempekerjakan anak merupakan pilihan yang menarik karena anak dapat dibayar dengan upah yang lebih rendah daripada upah orang dewasa. Tidak seperti pekerja dewasa, anak-anak pada umumnya juga tidak menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh dan dianggap lebih mudah dikendalikan dan diatur. 5. Tidak adanya organisasi pekerja Jumlah pekerja anak menjadi besar terjadi bila serikat pekerjaserikat buruh lemah atau bahkan tidak ada. Serikat pekerjaserikat buruh pada umumnya tidak dijumpai di sektor informal di mana mengorganisasikan para pekerja secara kolektif sulit dilakukan. 6. Adat dan sikap sosial Di banyak negara, elit yang berkuasa atau kelompok etnis mayoritas berpendapat bahwa bekerja merupakan hal yang wajar dan alamiah untuk anak-anak miskin. Para elit atau kelompok etnis tersebut tidak 34 Program Internasional Penghapusan Pekerja AnakInternational Programme on the Ellimination of Child Labour IPEC, Op.Cit. Hal 9 Universitas Sumatera Utara mempunyai komitmen untuk mengakhiri masalah pekerja anak, dan sesungguhnya ingin terus mengeksploitasi anak-anak ini karena mereka merupakan tenaga murah. Pada kasus-kasus lain, bila orang tua mempunyai sedikit uang untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, pada umumnya mereka memilih menyekolahkan anak laki-laki, sehingga anak perempuan rawan dipekerjakan sebagai pekerja anak.

B. Dampak Dari Tindak Pidana Eksploitasi Pekerja Anak