5 Memastikan agar anak-anak yang bekerja memperoleh pendidikan
yang memadai, yaitu minimal pendidikan dasar 9 tahun, dan pendidikan keterampilan melalui bentuk-bentuk pendidikan
alternatif yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah tersebut dalam bab-bab
sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya tindak eksploitasi pekerja anak
adalah rata-rata disebabkan dengan keberadaan pekerja anak itu sendiri. Semakin banyaknya jumlah pekerja anak dalam masyarakat menyebabkan
para pengusaha mempunyai peluang semakin besar untuk melakukan tindak eksploitasi terhadap pekerja anak. Keberadaan pekerja anak ini
dapat ditinjau dari 2 dua sisi, yaitu permintaan demand dan penawaran supply.
Tindak eksploitasi pekerja anak tidak hanya memberikan dampak buruk terhadap anak itu sendiri, dampak buruk terhadap tindak eksploitasi
jika dibiarkan dalam jangka panjang juga akan berdampak kepada masyarakat, yaitu :
a. Anak-anak tanpa pendidikan tidak memiliki kesempatan mengubah
nasibnya dari kemiskinan. Kemiskinan merupakan faktor pendorong masuknya anak ke dunia kerja, akan tetapi bekerja di
Universitas Sumatera Utara
usia dini menyebabkan mereka tetap miskin. Kesejahteraan masyarakat dipertaruhkan;
b. Anak-anak yang mulai bekerja pada usia dini akan mengalami
kesehatan fisik yang rapuh, ketakutan, dan matang sebelum waktunya di masa yang akan datang.
2. Dalam hal penanggulangan tindak pindana eksploitasi ini dapat digunakan
dua kebijakan, yaitu adalah sebagai berikut : 3.
Jalur penal, yaitu dengan menerapkan hukum pidana criminal law application atau dengan penjatuhan sanksi pidana;
4. Jalur non-penal, yaitu dengan cara :
c. Pencegahan tanpa pidana prevention without punishment,
termasuk di dalamnya penerapan sanksi administratif dan sanksi perdata.
d. Mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan
dan pembinaan lewat media massa influencing views fo society on crime and punishment.
Dalam penerapan upaya penanggulangan tindak pidana eksploitasi ini, terdapat beberapa hambatan. Diantaranya adalah :
a. Persepsi masyarakat yang menganggap bahwa anak yang
bekerja adalah wajar, sebagai wujud bakti kepada orang tua untuk membantu perekonomian keluarga;
b. Pendidikan formal yang dilaksanakan kerap kali tidak
sesuai dengan kebutuhan anak keluarga miskin dan bahkan menjauhkan mereka dari lingkungannya;
Universitas Sumatera Utara
c. Undang-undang dan peraturan mengenai pekerja anak sulit
dilaksanakan karena
banyaknya perusahaan
yang mempekerjakan anak;
d. Anggapan bahwa pemerintah tidak seharusnya mencampuri
keinginan orang tua tentang apa yang dirasakannya paling baik bagi anak-anaknya sendiri.
B. Saran