Sarana dan Prasarana Gambaran Umun Desa Bali Nuraga

B. Saran

1. Memberikan pendidikan agama dan pendidikan formal yang jauh lebih tinggi dari yang saat ini ada, supaya mereka lebih bersifat Asosiatif dalam kehidupan sehari-hari. 2. Lebih meningkatkan kolaborasi dibidang budaya, seni, dan pariwisata. Karena dengan adanya kolaborasi tersebut, hal-hal yang dapat menyulut api konflik dapat teredam dan bisa diselesaikan dengan tindakan yang lebih rasional tanpa haru menunjukan siapa yang paling kuat dan paling berkuasa. 3. Relokasi tempat tinggal. Ada baiknya jika beberapa masyarakat Balinuraga dan masyarakat agom dicampur dalam satu Desa dan saling bertetangga agar ikatan persaudaraan lebih erat dan akan mengurangi tenggang rasa, perbedaan strata dan kecemburuan sosial terhadap umat beragama dan bermasyarakat. 4. Menghilangkan rasa takut terhadap pergaulan diluar dan menghilangkan rasa dendam dan kebencian ikhlas antara kedua belah pihak yaitu warga Balinuraga dan Warga Agom, serta meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan dan pertanian. Jika kedua belah pihat tidak bisa saling mengintropeksi diri dan lebih mengutamakan kepentingan dan kemauan pribadi, maka tinggal menunggu saja konflik ini akan segera terjadi kembali. 5. Kearifan lokal adalah sarana utama untuk menyelesaikan suatu perkara, dimana kearifan lokal yang ada adalah salah satu fasilitas yang dimiliki semua adat yang ada di negara kita, kususnya di Lampung. Jika permasalah timbul, adabaiknya diselesaikan menggunakan kearifan lokal tersebut dan lebih menjunjung tinggi kearian lokal sebagai warisan budaya. 6. Pemerintah juga harus lebih cepat tanggap dalam mengatasi daerah rawan konflik dan lebih cepat dalam membatu menangani korban konflik yang ada di Lampung ini, terutama dalam bantuan yang di berikan kepada orang-orang yang terkena musibah. 7. Ada baiknya jika salah satu Mahasiswa melakukan penelitian di Desa Balinuraga guna menemukan penemuan baru sebagai resolusi konflik yang ada di Lampung.

Dokumen yang terkait

Penentuan Kandungan Bijih Emas Dari Batuan Penambangan Masyarakat Desa Beuteung-Aceh Dengan Metode Sianidasi Dan Pemurnian Secara Elektrolisis

5 52 52

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

KONFLIK SOSIAL ANTAR MASYARAKAT PASCA PEMILIHAN KEPALA DESA (Studi di Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek)

1 16 2

KONFLIK ANTARA WARGA DENGAN TNI ALDI DESA ALASTLOGO(Studi Tentang Fungsi Konflik Bagi Masyarakat Pasca Tragedi PenembakanWarga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan)

0 3 2

KOMPARASI RESPON MASYARAKAT TERHADAP PERJANJIAN PERDAMAIAN PASCA KONFLIK KOMUNAL (STUDI PADA MASYARAKAT DESA BALINURAGA DENGAN DESA AGOM KAB. LAMPUNG SELATAN) (COMPARASI COMMUNITY RESPONSE TO POST CONFLICT PEACE AGREEMENT COMMUNAL (STUDIES ON RURAL COMMUN

1 27 80

LEADERSHIP STYLE SOUTHERN REGENT LAMPUNG RYCKO MENOZA SZP IN CONFLICT RESOLUTIONBALINURAGA VILLAGE AND AGOM Dw GAYA KEPEMIMPINAN BUPATI LAMPUNG SELATAN RYCKO MENOZA SZP DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DESA BALINURAGA DAN DESA AGOM

2 25 89

RESOLUSI KONFLIK BERBASIS GOOD GOVERNANCE STUDI KASUS KONFLIK DESA AGOM DAN DESA BALINURAGA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

7 54 98

PENGARUH KONDISI SOSIAL MASYARAKAT PASCA KONFLIK TERHADAP PSIKOLOGIS REMAJA

2 22 89

KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT DESA Konflik Sosial Dalam Masyarakat Desa (Studi Kasus di Dukuh Pulutan Desa Pulutatr Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali).

0 6 12

INTERAKSI SOSIAL TO BALO DENGAN MASYARAKAT DI DESA BULO-BULO KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU

0 1 96