Skema Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA

melakukan pemeriksaan dalam mendapatkan informasi. Wawancara mendalam akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti akan terarah, tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan, serta suasana tetap dijaga agar kesan dialogis dan informal nampak. Wawancara mendalam dilakukan beberapa kali kepada setiap informan dengan maksud agar didapatkan gambaran yang lengkap mengenai permasalahan penelitian. Dalam hal ini, wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui perubahan pola interaksi masyarakat balinuraga pasca terjadinya konflik. 3. Studi Kepustakaan Studi keputakaan, yaitu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang berasal dari bahan-bahan tertulis yang mencakup buku-buku, dokumen-dokumen yang dianggap penting yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yang diteliti, teknik kepustakaan merupakan suatu cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya, koran-koran, majalah-majalah, naskah-naskah, catatan-catatan, dan sebagainya.

F. Teknik Analisa Data

Dalam proses analisis kualitatif, terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Tiga komponen uatama analisis tersebut adalah reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan serta verifikasinya Miles dan Huberman, 1984 dalam Soetopo, 2006. Tiga komponen tersebut berarti harus ada, dan selalu terlibat dalam proses analisis, saling berkaitan, serta menentukan arahan isi dan simpulan, baik yang bersifat sementara maupun simpulan akhir sebagai hasil analisis akhir. Tiga komponen analisis tersebut selalu dikomparasikan secara teliti bagi pemantapan pemahaman dan juga kelengkapannya. Analisa data yang digunakan peneliti adalah sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam Soetopo, 2006 dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Reduksi data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisa yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan fieldnote Soetopo, 2006. Miles dan Huberman mengemukakan reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang mucul dari catatan-catatan. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian dan bahkan prosesnya mampu dinyatakan sudah diawali sebelum

Dokumen yang terkait

Penentuan Kandungan Bijih Emas Dari Batuan Penambangan Masyarakat Desa Beuteung-Aceh Dengan Metode Sianidasi Dan Pemurnian Secara Elektrolisis

5 52 52

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

KONFLIK SOSIAL ANTAR MASYARAKAT PASCA PEMILIHAN KEPALA DESA (Studi di Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek)

1 16 2

KONFLIK ANTARA WARGA DENGAN TNI ALDI DESA ALASTLOGO(Studi Tentang Fungsi Konflik Bagi Masyarakat Pasca Tragedi PenembakanWarga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan)

0 3 2

KOMPARASI RESPON MASYARAKAT TERHADAP PERJANJIAN PERDAMAIAN PASCA KONFLIK KOMUNAL (STUDI PADA MASYARAKAT DESA BALINURAGA DENGAN DESA AGOM KAB. LAMPUNG SELATAN) (COMPARASI COMMUNITY RESPONSE TO POST CONFLICT PEACE AGREEMENT COMMUNAL (STUDIES ON RURAL COMMUN

1 27 80

LEADERSHIP STYLE SOUTHERN REGENT LAMPUNG RYCKO MENOZA SZP IN CONFLICT RESOLUTIONBALINURAGA VILLAGE AND AGOM Dw GAYA KEPEMIMPINAN BUPATI LAMPUNG SELATAN RYCKO MENOZA SZP DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DESA BALINURAGA DAN DESA AGOM

2 25 89

RESOLUSI KONFLIK BERBASIS GOOD GOVERNANCE STUDI KASUS KONFLIK DESA AGOM DAN DESA BALINURAGA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

7 54 98

PENGARUH KONDISI SOSIAL MASYARAKAT PASCA KONFLIK TERHADAP PSIKOLOGIS REMAJA

2 22 89

KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT DESA Konflik Sosial Dalam Masyarakat Desa (Studi Kasus di Dukuh Pulutan Desa Pulutatr Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali).

0 6 12

INTERAKSI SOSIAL TO BALO DENGAN MASYARAKAT DI DESA BULO-BULO KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU

0 1 96