Penentuan Informan Teknik Pengumpulan Data

Sajian data merupakan narasi mengenai beragam hal yang terjadi atau ditemkan di lapangan sehingga memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan atas pemahamannya tersebut. Sajian data juga disusun berdasarkan pokok- pokok yang teradapat dalam reduksi data dan disajikan dengan menggunakan kalimat dan bahasan peneliti yang merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan mudah untuk dipahami. Sajian data ini unit-unitnya mesti menu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitiann, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci dan mendalam untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Selain tersaji dalam bentuk narasi kalimat, sajian data ini juga mampu meliputi berbagai matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga tabel pendukung. Semuanya dirancang guna merakit informasi secara teratur agar mudah dilihat dan mampu lebih dimengerti dalam bentuknya yang lebih kompak. Kedalaman dan kemantapan hasil analisa begitu ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya. 3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Peneliti sudah harus memahami apa arti dan berbagai hal yang ditemui dari awal pengumpulan data dengan melakukan pencatatan peraturan- peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan berbagai proposisi. Peneliti yang berkompeten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis. Simpulan dibiarkan tetap di situ dan, yang awalnya bisa kurang jelas, kemudian secara berkelanjutan semakin meningkat secara eksplisit dan juga memiliki landasan data yang semakin kuat. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai waktu proses pengumpulan data sudah berakhir. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar mampu dipertanggungjawabkan. Karenanya, perlu dilakukan verifikasi yang merupakan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan. Verifikasi bisa berupa kegiatan yang dilaksanakan dengan lebih mengembangkan ketelitiandan dapat juga dilaksanakan dengan usaha yang lebih luas, yaitu melaksanakan replikasi dalam satuan data yang lain. Pada dasarnya data harus diuji validitasnya agar simpulan pengertian menjadi lebih kokoh dan mampu dipercaya serta dipertanggungjawabkan.

IV. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

A. Gambaran Umun Desa Bali Nuraga

1. Sejarah

Desa Balinuraga adalah lahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan tujuan daerah transmigrasi pada tahun 1963 dan pada saat itu juga Desa tersebut diberi nama Balinuraga dibawah wilayah Kecamatan Kalianda kemudianpada tahun 1963 sampai dengan tahun 1965 wilayah ini belum memiliki struktur pemerintahan Desa, segala proses administrasi yang ada masih ditangani oleh jawatan transmigrasi yaitu Mangku Siman,ia merupakan seseorang yang dipercaya sebagai ketua rombongan seluruhnya pada saat transmigrasi berlangsung. Pada tahun 1965 barulah terbentuk pemerintahan sementara di Desa Balinuraga,kemudian pada tanggal 27 september 1967 terjadi transmigrasi yang menempatkan empat rombongan, empat rombongan tersebut yaitu : 1. Sido Rahayu diketuai oleh Pan Sudiartana yang berjumlah 250 kk 2. Sukanadi diketuai oleh Pan Kedas yang berjumlah 75 kk 3. Pandearge diketuai oleh Made Cedah yang berjumlah 175 kk 4. Rengas diketuai oleh Oyok yang berjumlah 40 kk Tabel 4.1. Susunan Pemerintahan Awal Desa Balinuraga Tahun 1967 No Nama Jabatan 1 Aji Regeg Kepala Desa 2 Sudiartana Kamitua 3 Sudiartana Bayan 4 Pankedas Bayan 5 Made Gedah Bayan 6 Oyok Bayan Sumber: Data Skunder Monografi Desa Balinuraga tahun 2013 Desa Balinuraga memiliki Visi “ kebersamaandalam membangun demi masa depan Desa Balinuraga yang lebih Maju” rumusan dari visi tersebut merupakan suatu ungkapan dari suatu niat yang luhur untuk memperbaiki dalam penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksanaanya pembangunan di Desa Balinuraga baik secara individu maupun kelembagaan sehingga lima tahun kedepan Desa Balinuraga mengalami kemajuan dan perubahan yang lebih baik serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi ekonomi dengan dilandasi semangat kebersamaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Pembangunan di Desa Balinuraga baik sarana dan prasarana maupun pembangunan kualitas manusianya sangat pesat, hal tersebut dikarenakan kegigihan manusianya dalam bekerja di kehidupan sehari-hari dan mampu berinteraksi membangun kebersamaan, keamanan serta persatuan yang kuat antar masyarakat bali demi kemajuan Desa Balinuraga. Selain visi, Desa Balinuraga memiliki misi yaitu : 1. Bersama masyarakat memperkuat kelembagaan Desa yang ada 2. Bersama masyarakat dan kelembagaan Desa menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan yang partisipatif. 3. Bersama masyarakat dan kelembagaan Desa Balinuragayang aman, tentram dan damai. 4. Bersama masyarakat dan kelembagaan Desa memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Memproduktifkan lembaga-lembaga yang kompeten dibidang pertanian. 6. Membangun sarana infrastruktur untuk meningkatkan hasil pertanian. 7. Pembinaan dan pelatihan-pelatihan kepada pelaku-pelaku pertanian. 8. Mencari trobosan baru guna memperoleh hasil yang lebih baik.

2. Administratif Pemerintahan

Secara administratif pemerintahan, Desa Balinuraga merupakan bagian Wilayah Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan, Desa Balinuraga Memiliki luas wilayah sebagai berikut: Tabel 4.2 Luas Wilayah Desa Balinuraga No Nama Tempat Luas 1 Pemukiman dan perumahan 102 Ha 2 Pertanian persawahan 477 Ha 3 Ladang 318 Ha

Dokumen yang terkait

Penentuan Kandungan Bijih Emas Dari Batuan Penambangan Masyarakat Desa Beuteung-Aceh Dengan Metode Sianidasi Dan Pemurnian Secara Elektrolisis

5 52 52

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

KONFLIK SOSIAL ANTAR MASYARAKAT PASCA PEMILIHAN KEPALA DESA (Studi di Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek)

1 16 2

KONFLIK ANTARA WARGA DENGAN TNI ALDI DESA ALASTLOGO(Studi Tentang Fungsi Konflik Bagi Masyarakat Pasca Tragedi PenembakanWarga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan)

0 3 2

KOMPARASI RESPON MASYARAKAT TERHADAP PERJANJIAN PERDAMAIAN PASCA KONFLIK KOMUNAL (STUDI PADA MASYARAKAT DESA BALINURAGA DENGAN DESA AGOM KAB. LAMPUNG SELATAN) (COMPARASI COMMUNITY RESPONSE TO POST CONFLICT PEACE AGREEMENT COMMUNAL (STUDIES ON RURAL COMMUN

1 27 80

LEADERSHIP STYLE SOUTHERN REGENT LAMPUNG RYCKO MENOZA SZP IN CONFLICT RESOLUTIONBALINURAGA VILLAGE AND AGOM Dw GAYA KEPEMIMPINAN BUPATI LAMPUNG SELATAN RYCKO MENOZA SZP DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DESA BALINURAGA DAN DESA AGOM

2 25 89

RESOLUSI KONFLIK BERBASIS GOOD GOVERNANCE STUDI KASUS KONFLIK DESA AGOM DAN DESA BALINURAGA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

7 54 98

PENGARUH KONDISI SOSIAL MASYARAKAT PASCA KONFLIK TERHADAP PSIKOLOGIS REMAJA

2 22 89

KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT DESA Konflik Sosial Dalam Masyarakat Desa (Studi Kasus di Dukuh Pulutan Desa Pulutatr Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali).

0 6 12

INTERAKSI SOSIAL TO BALO DENGAN MASYARAKAT DI DESA BULO-BULO KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU

0 1 96