2.7. Penggunanan Linear Programming dalam Masalah Transportasi
Masalah transportasi dapat juga dipecahkan dengan metode liniear programming. Sudah dibahas sebelumnya bahwa kebutuhan tidak selalu sama dengan kapasitas
yang tersedia. Seperti halnya dalam Model Matriks Transportasi Bowman. Berikut ini akan disajikan perumusan masalah kalau kebutuhan sama, lebih besar
atau lebih kecil dari kapasitas yang tersedia. Setelah masalah dirumuskan, maka dapat diselesaikan dengan langkah-langkah dalam metode linear programming,
a. Kebutuhan sama dengan kapasitas
Fungsi tujuan:
Batasan-batasan:
Pada rumusan di atas semua kebutuhan dapat dipenuhi, semua kapasitas sumber dialokasikan, dan nilai alokasi harus positif.
b. Kebutuhan lebih kecil dari kapasitas
Fungsi tujuan:
Batasan-batasan:
Universitas Sumatera Utara
Pada rumusan di atas semua kebutuhan dapat dipenuhi, tetapi kapasitas sumber tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya.
c. Kebutuhan lebih besar dari kapasitas
Fungsi tujuan:
Batasan-batasan:
Pada rumusan di atas tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi kapasitas sumber telah digunakan sepenuhnya. Subgyo, 1984
2.8. Biaya-biaya Persediaan
Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan besarnya jumlah persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan:
1. Biaya penyimpanan Holding costs atau carrying costs yaitu terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya penyimpanan per periode semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persedian semakin tinggi. Biaya-biaya
yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah: a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan termasuk penerangan, pendingin
ruangan dan sebagainya. b. Biaya modal opportunity cost of capital yaitu alternatif pendapatan atas
dana yang diinvestasikan dalam persediaan. c. Biaya keusangan.
Universitas Sumatera Utara
d. Biaya penghitungan fisik. e. Biaya asuransi persediaan.
f. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan. g. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya
Biaya-biaya tersebut di atas adalah variabel apabila bervariasi dengan tingkat persediaan . Apabila biaya fasilitas tidak penyimpanan gudang tidak
variabel, tetapi tetap, maka tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit Biaya penyimpanan persediaan biasanya berkisar antara 12 sampai 40 persen dari
biaya atau hrga barang. Untuk perusahaan-perusahaan manufacturing biasanya, biaya penyimpanan rata-rata secara konsisten sekitar 25 persen.
2. Biaya pemesanan atau pembelian ordering costs. Biaya-biaya ini meliputi: a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi
b. Upah c. Biaya telepon
d. Pengeluaran surat menyurat e. Biaya pengepakan dan penimbangan
f. Biaya pemeriksaan g. Biaya pengiriman ke gudang
h. Biaya utang lancar dan sebagainya
Pada umumnya, biaya perpesanan di luar biaya bahan dan potongan kuantitatis tidak naik bila kuantitatis pesanan bertambah besar. Tetapi, apabila
semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya
pemesanan total per periode tahunan adalah sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.
3. Biaya penyiapan manufacturing atau set-up cost. Hal ini terjadi apabila ahan- bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan,
perusahaan menghadapi biaya penyiapan set-up costs untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a. Biaya mesin-mesin menganggur b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung
c. Biaya penjadwalan d. Biaya ekspedisi dan lainnya
Seperti halnya biaya pemesanan. Biaya penyiapan total per periode adalah sama dengan biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per periode.
4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan shortage costs, adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan baha. Biaya-
biaya yang termasuk kekurangan bahan adalah sebagai berikut: a. Kehilangan penjualan
b. Kehilangan langganan c. Biaya pemesanan khusus
d. Biaya ekspedisi e. Selisih harga
f. Terganggunya operasi g. Tambahan pengeluaran kegiatan manejerial dan sebagainya
Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek, terutama karena kenyataannya biaya ini seringmerupakan opportunity costs, yang sulit
diperkirakan secara obyektif Rangkuti, 1995.
Salah satu model EOQ yang dapat menghitung biaya persediaan per unit adalah dengan menggunakan persamaan EOQ model dengan adanya kapasitas
lebih. Jumlah seluruh biaya rata adalah :
Dimana: Kapasitaskemampuan produksiper tahun
Jumlah permintaan per tahun Biaya pemesanan Ordering cost per tahun
Biaya penyimpanan carrying cost per tahun
Universitas Sumatera Utara
Optimum order size Catatan :
jika biaya yang dihitung bukan biaya optimum, melainkan biaya sebenarnya yang diterapkan oleh perusahaan.
2.9. Software LINDO