Perumusan Masalah BatasanMasalah Tujuan Penelitian Perencanaan Produksi

bisa melebihi kapasitas. Sehingga ketika itu terjadi dan tidak ada Kopi Tanduk Basah yang masuk, proses pengupasan dan pengeringan akan dihentikan dalam periode tertentu. Jadi dalam hal ini, dibutuhkan suatu metode yang bisa digunakan untuk memanajemen proses produksi dalam perusahaan tersebut. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah perencanaan agregat dengan menggunakan Model Matriks Transportasi Bowman. Model Matriks Transportasi Bowman digunakan untuk menyelesaikan masalah perencanaan produksi dalam waktu periode tertentu. Dengan masing-masing periode, memiliki Reguler Time Product, Over Time Product, dan Subcontract jika ada. Pada penelitian sebelumnya Medya, N.A. dan Kwardinya 2012, Kwardinya membahas perencanaan Agregat produksi dengan menggunakan Fuzzy Goal Programming. Taufik 2002 membahas apakah Matriks Transportasi Bowman dapat digunakan untuk mengoptimasi rencana produksi baik individual maupun agregat. Maka pada penelitian ini akan dibahas perencanaan produksi kopi dengan Menggunakan Model Matriks Transportasi Bowman

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan produksi kopi yang optimal di PT. Sumatera Specialty Coffees dengan menggunakan Matriks Transportasi Bowman.

1.3. BatasanMasalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Perencanaan produksi yang akan dibahas adalah dalam jangka waktu 6 bulan Universitas Sumatera Utara b. Jumlah jam kerja lembur sama untuk semua pegawai. c. Metode yang digunakan adalah Metode Matriks Transportasi Bowman. d. Subcontract tidak ada dalam perusahaan. e. Perusahaan selalu bisa memenuhi permintaan Biji Hijau Kering

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan produksi kopi di PT. Sumatera Specialty Coffees dengan menggunakan Matriks Transportasi Bowman.

1.5. Metodologi Penelitian

1.5.1. Studi Pendahuluan

Untuk memecahkan masalah yang ada sampai kepada tahap menganalisis dan mengambil keputusan diperlukan studi pendahuluan berupa studi literatur.

1.5.2. Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data permintaan BHK selama 2 tahun terakhir Januari 2013 – Desember 2014 b. Data biaya produksi reguler dan biaya produksi lembur c. Data biaya Persediaan d. Data kemampuan produksi reguler dan kemampuan produksi lembur. Universitas Sumatera Utara

1.5.3. Pengolahan Data

1. Meramalkan permintaan BHK pada tahun 2015. Peramalan dilakukan untuk mengetahui perkiraan permintaan untuk tahun 2015, data yang digunakan dalam melakukan peramalan adalah data permintaan 2 tahun sebelumnya yaitu 2013 dan 2014. Data-data yang telah diperoleh dihitung dengan menggunakan metode peramalan time series yang memiliki MAPE terkecil. 2. Formulasi Fungsi a. PenentuanVariabel Keputusan Variabel keputusan merupakan output yang akan dioptimalkan sehingga memenuhi kriteria tujuan dan kendala. Variabel keputusan untuk perencanaanp roduksi pada PT. Sumatera Specialty Coffees adalah jumlah produksi lembur dan jumlah produksi reguler yang minimum, yaitu: Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-1 pada waktu reguler Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-1 pada waktu lemburovertime Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-2 pada waktu reguler Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-2 pada waktu lemburovertime Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-3 pada waktu reguler Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-3 pada waktu lemburovertime Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-4 pada waktu reguler Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-4 pada waktu lemburovertime Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-5 pada waktu reguler Universitas Sumatera Utara Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-5 pada waktu lemburovertime Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-6 pada waktu reguler Jumlah unit yang dapat diproduksi selama periode waktu ke-6 pada waktu lemburovertime b. Penentuan Fungsi Tujuan Fungsi tujuan, yaitu jumlah produksi yang optimal yang dapat meminimumkan biaya produksi 3. Penyelesaian model Liniear Programming dengan metodologi penyelesaian. 4. Membuat kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh. 5. Menyusun laporan berupa skripsi Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan di masa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak dan kapan harus melakukannya. Hasil perencanaan produksi adalah sebuah rencana produksi. Tanpa adanya rencana produksi yang baik, maka tujuan tidak akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba setinggi mungkin. Jumlah produksi merupakan banyaknya hasil produksi yang seharusnya diproduksikan oleh suatu perusahaan dalam satu periode Gitosudarmo,1999. Oleh karena itu maka jumlah produksi harus direncanakan agar perusahaan dapat memperoleh laba maksimal. Di samping itu jumlah produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat karena tanpa perencanaan dapat berakibat bahwa jumlah yang diproduksikan menjadi terlalu besar atau terlalu kecil. Jumlah produksi yang terlalu besar berakibat biaya yang terlalu besar. Di samping itu dengan adanya jumlah produksi yang berlebihan dapat berakibat merosotnya harga jual. Jumlah produksi yang terlalu kecil atau terlalu sedikit berakibat tidak dapatnya perusahaan tersebut memenuhi permintaan pasar. Akibatnya para pelanggan yang tidak terpenuhi permintaanya akhirnya pindah dan menjadi pelanggan perusahaan lain yang merupakan saingan dari perusahaan tersebut. Hal ini berarti hilangnya sebagian dari pasar potensial perusahaan. Di samping itu terlalu kecilnya jumlah produk yang diproduksi dapat berakibat menanggung harga pokok yang terlalu tinggi disebabkan karena biaya tetap hanya dipikul oleh jumlah produksi yang kecil saja sehingga biaya tetap per satuannya menjadi Universitas Sumatera Utara tinggi. Harga pokok yang tinggi berarti perusahaan terpaksa menentukan harga jual yang tinggi pula. Hal ini dapat menyebabkan permintaan berkurang. Keberhasilan perencanaan dan pengendalian manufacturing membutuhkan perencanaan kapasitas yang efektif, agar mampu memenuhi jadwal produksi yang diterapkan. Kekurangan kapasitas akan menyebabkan kegagagalan memenuhi target produksi, keterlambatan pengiriman ke pelanggan, dan kehilangan kepercayaan dalam sistem formal yang mengakibatkan reputasi dari perusahaan akan menurun atau hilang sama sekali. Pada sisi lain kelebihan kapasitas akan mengakibatkan tingkat utilisasi sumber-sumber daya yang rendah, biaya meningkat, harga produk menjadi tidak kompetitif, kehilangan pangsa pasar, penurunan keuntungan, dan lain-lain. Dengan demikian, kekurangan kapasitas maupun kelebihan kapasitas akan memberikan ampak negatif bagi sistem manufactur, sehingga perencanaan kapasitas yang efektif adalah menyediakan kapasitas sesuai dengan kebutuhan pada waktu yang tepat. Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan-peramalan forecast untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu diproduksi pada waktu yang akan datang. Peramalan produksi bermaksud untuk memperkirakan permintaan akan barang-barang atau jasa-jasa perusahaan. Tetapi hampir semua perusahaan tidak dapat menyesuaikan tingkat produksi mereka dengan perubahan permintaan nyata. Oleh karena itu perusahaan mengembangkan rencana-rencana rasional yang menunjukkan bagaimana mereka akan memberikan tanggapan terhadap pasar. Ini merupakan tugas perencanaan agregat dan scheduling induk. Handoko, 1984 Universitas Sumatera Utara

2.2. Peramalan