b. Proses Keputusan Investasi
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan going process. Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan
yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:
1. Penentuan Tujuan Investasi
Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Investor biasanya lebih
menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan ataupun pada penyaluran kredit yang lebih berisiko tetapi memberikan harapan
return yang tinggi. 2.
Penentuan Kebijakan Investasi Tahapan ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset asset
allocation decision. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia saham, obligasi sekuritas
luar negeri. 3.
Pemilihan Strategi Portofolio Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif
meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik.
Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas informasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
4. Pemilihan Aset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilikan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan
pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien,
yaitu portofolio yang menawarkan returndiharapkan tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan
tertentu dengan tingkat risiko terendah. 5.
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio Jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata
hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi
yang paling optimal.
2.2 Pasar Modal dan Saham 2.2.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Ahmad 2004, pasar modal merupakan sarana pembentuk modal akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Pasar modal adalah sarana mempertemukan antara pihak memiliki dana surplus
fund dengan pihak yang kekurangan dana defisit fund, dimana dana yang
diperdagangkan merupakan dana jangka panjang P3E Semarang dalam Anogara, et al, 2001.
Menurut Jogiyanto 2003, pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau
mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi bond merupakan suatu kontrak yang mengharuskan
peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati. Untuk menarik pembeli dan
penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat
membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat.
2.2.2 Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga securities yang diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka
panjang. Instrumen yang sudah ada di pasar modal terdiri dari saham, obligasi, dan sertifikat. Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek adalah saham,
obligasi, sedangkan sertifikat diperdagangkan di luar bursa melalui bank pemerintah Anogara, 2001.
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal
Menurut Rijayanto 1990 dalam Anoraga 2006 Perkembangan suatu pasar modal dipengaruhi oleh partisipasi yang aktif, baik dari perusahaan yang akan
menjual sahamnya go public maupun investor serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal. Dengan ini dapat diartikan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan atau transaksi dalam pasar modal seperti partisipasi aktif dari perusahaan yang potensial untuk go public,
peran aktif para investor untuk menanamkan dananya dengan membeli surat berharga, dan adanya lembaga-lembaga pasar modal. Dengan adanya faktor
tersebut ditambah dengan kualitas yang memadai dan perilaku baik dan rasa tanggung jawab sosial yang besar dapat meningkatkan perkembangan bagi pasar
modal. Selain itu, peraturan dan pengawasan terhadap pasar modal juga ikut mempengaruhi perkembangan pasar modal. Dengan adanya peraturan dan
pengawasan yang memadai dan efektif maka akan mendorong investor untuk terjun ke dalam pasar modal.
2.2.4 Pengertian Saham
Jogiyanto 2007 mendefinisikan saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan atau bukti penanaman modal yang dilakukan oleh investor pada
perusahaan yang membutuhkan tambahan modal. Pada umumnya saham dapat diklasifikasikan berdasarkan hak atas kepemilikannya berupa saham preferen dan
saham biasa, yaitu:
a. Saham Preferen
Saham preferen merupakan jenis saham yang bersifat gabungan antara surat obligasi dan saham biasa. Investor yang memiliki saham preferen memiliki hak
atas pembagian dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu apabila terjadi