IMPLIKASI INFORMATION ASYMMETRY TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS SRI-KEHATI PERIODE 2010-2014)

(1)

ABSTRACT

THE IMPLICATIONS OF INFORMATION ASYMMETRY ON STOCK RETURN

(STUDIES ON COMPANIES LISTED IN SRI-KEHATI INDEX THE PERIOD 2010-2014)

By

MAY AUDINA SIHOMBING

Condition in which the difference between the information that indicated investors may affect the amount of profit from the investment made by the investor. Based on these conditions, this study was conducted to determine the effect of information asymmetry on stock returns received by investors. This study uses the control variables of firm size (SIZE), Return on Assets (ROA), and Earning per Share (EPS). The samples in this study using purposive sampling and obtained a sample of 10 companies that was registered in SRI-KEHATI index. Data analysis technique used is multiple linear regression approach using panel data and using program analysis tools eviews 7. Based on t-test results showed that the variable information asymmetry is partially significant effect on stock returns and firm size variable (SIZE), Return on Assets (ROA), and Earning per Share (EPS) partially no significant effect on stock returns. Based on the results of the F-test shows that there is simultaneously a significant influence between the variables of information asymmetry, firm size (SIZE), Return on Assets (ROA), and Earning per Share (EPS) of the stock returns.


(2)

ABSTRAK

IMPLIKASI INFORMATION ASYMMETRY TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM

(STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS SRI-KEHATI PERIODE 2010-2014)

Oleh

MAY AUDINA SIHOMBING

Kondisi dimana adanya perbedaan informasi yang dimiliki antar investor diindikasikan dapat mempengaruhi besarnya keuntungan dari investasi yang dilakukan oleh investor. Berlandaskan dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari information asymmetry terhadap tingkat pengembalian saham yang diterima oleh investor. Penelitian ini menggunakan variabel kontrol berupa ukuran perusahaan (SIZE), Return on Asset (ROA), dan Earning per Share (EPS). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 10 perusahaan yang terdaftar dalam indeks SRI-KEHATI. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan pendekatan panel data dan menggunakan alat analisis program eviews 7. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel information asymmetry secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dan variabel ukuran perusahaan (SIZE), Return on Asset (ROA), dan Earning per Share (EPS) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel information asymmetry, ukuran perusahaan (SIZE), Return on Asset (ROA), dan Earning per Share (EPS) terhadap tingkat pengembalian saham.


(3)

IMPLIKASI INFORMATION ASYMMETRY TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks Sri-Kehati Periode 2010-2014)

(SKRIPSI)

Oleh

MAY AUDINA SIHOMBING

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

IMPLIKASI INFORMATION ASYMMETRY TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM

(STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS SRI-KEHATI PERIODE 2010-2014)

Oleh

May Audina Sihombing

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap May Audina Sihombing dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 21 Mei 1994 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis mendapatkan berkah kehidupan dari Tuhan Yang Maha Esa karena dapat hadir di dunia melalui pasangan Bapak J. Sihombing, B.Sc dan Ibu Dermawati Siahaan S.E. Dari pasangan tersebut penulis mendapatkan pelajaran tentang arti kehidupan bahwa setiap keberhasilan yang didapatkan dan setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada gunanya dalam hidup apabila tidak memiliki dan mementingkan kepercayaan keimanan serta rasa beryukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Serta penulis selalu diajarkan bahwa kesuksesan tidak selalu didapatkan dengan mudah, dan dalam kehidupan dibutuhkan rasa percaya diri, keinginan untuk terus berusaha, dan berdoa adalah kunci awal dari keberhasilan.

Penulis memulai jenjang pendidikan di TK Xaverius Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2000. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Xaverius 3 Bandar Lampung pada tahun 2006. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun di SMP Xaverius 4 Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan


(9)

Sekolah Menengah Atas selama tiga tahun di SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik di Universitas Lampung melalui jalur Undangan. Pada awal tahun 2015, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Mekar Sari, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung. Dalam kegiatan KKN tersebut penulis aktif diberbagai kegiatan kampung dalam mengamalkan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan di Universitas Lampung.

Penulis mengikuti organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas Lampung yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis sebagai Anggota Bidang Entrepreneur di periode kepengurusan tahun 2014-2015. Selain itu penulis juga pernah menjadi Surveyor Konsumen di Bank Indonesia pada tahun 2015.


(10)

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Kupersembahkan karyaku ini kepada:

Kedua Orang Tuaku tercinta,

Papaku J. Sihombing, B.Sc dan Mamaku Dermawati Siahaan, S.E,

yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segala doa yang terbaik,

memberikan limpahan cinta dan kasih sayang kepadaku, dan selalu

memberikan motivasi serta dukungan untuk kebahagiaanku baik secara

jasmani dan rohani.

Terima kasih Pah, Mah, atas segalanya Love You So Much.

Kedua adik-adikku tersayang,

Jefferson P. Sihombing dan Roswanty Sihombing,

terima kasih untuk doa, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan

untukku.

Keluarga besarku, terima kasih karena telah memberikan doa, dukungan dan

motivasi untuk keberhasilanku.


(11)

MOTTO

Always look for the best in every situation.

Can’t live life with a negative mind

-set. A

negative mind creates negative outcomes.

(May Audina Sihombing)

Two things define you: your patience when

you have nothing & your attitude when you

have everything.

(May Audina Sihombing)

If there is no struggle, there is no progress.

(Frederick Douglass)


(12)

SANWACANA

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi dengan judul “Implikasi Information Asymmetry Terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks SRI-KEHATI Periode 2010-2014)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa proses penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, khususnya yang berada pada Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Untuk itu, sebagai wujud rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kedua orangtuaku yang selalu menjadi inspirator dan motivator terbesarku selama ini, Mamaku Dermawati Siahaan, S.E yang selalu menyemangati dan mendoakanku selama ini agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan Papaku J. Sihombing, B.Sc yang selalu memberikan nasihat, motivasi serta dukungannya untuk kesuksesanku.Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk doa, kasih sayang, dukungan, kepercayaan, nasihat, motivasinya serta telah


(13)

membesarkanku yang selama ini tiada hentinya untuk mendukung kesuksesanku. Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati dan memberikan balasan serta kebahagiaan yang luar biasa indah untuk mama dan papaku baik di dunia maupun di akhirat. Amin.

3. Adik-adikku Jefferson P. Sihombing dan Roswanty Sihombing terima kasih atas doa, semangat, keceriaan, perhatian serta cerewetannya dalam proses menyelesaikan skripsi ini, semoga kalian menjadi anak yang baik, sukses dan tercapai cita-citanya ya.

4. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. A. Effendi, M.M., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

8. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas.

9. Bapak Drs. Suripto, S.Sos., M.A.B., selaku Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan masukan, arahan, saran, motivasi, bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini serta terima kasih untuk waktu, tenaga, pikiran, serta ilmu yang telah diberikan kepada saya. Semoga hal tersebut menjadi amal yang terus mengalir pahalanya.


(14)

yang sangat membantu saya dalam membangun dasar keilmuan tentang bidang yang saya teliti, serta atas kesediaan bapak yang selalu menyempatkan hadir untuk menguji saya di sela-sela agenda bapak.

11.Bapak Deddy Aprilani, S.A.N., M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bantuannya dalam masa perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

12.Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak membantu dan memberikan kemudahan untuk saya dalam mengurus berkas perkuliahan selama proses menyelesaikan skripsi ini; 13.Seluruh Dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung.

yang tidak dapat disebutkan satu persatu , terima kasih atas pengetahuan, bantuan dan bimbingannya selama penulis menjadi Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Lampung.

14.Terima kasih kepada opung, dan seluruh keluarga besarku atas doa, nasihat serta dukungannya sampai terselesainya penulisan skripsi ini.

15.Saudari-saudariku, Eka Rizky Pertiwi, Dola Helina, Hanna Rahmawati, JM Baes Adedio, Nia Afrianti, Nurul Kamaliah, dan Vidia Agista Mulia. Thank you so much for the crazy and stupid things we do together, the support, and etc. Well, start from know each other in high school and still being close friend until now, hope this friendship never be lose by the distance and our activities in the future Okaay Girlss, Success for us. Love ya CEGILS.


(15)

16.Big thankss for you girls in WWWW’s group, Asmarantika Putri, Gaby Rodorea, Lily Oktaviani, Nia Arnila, Ovi Adelia, Putri Mia, Sayu Anggraeni, Yuliane Dwi untuk dukungan, keceriaan, canda tawa, serta kebersamaan yang telah diberikan selama ini. Tetap semangat mengerjakan skripsinya ya dan sukses untuk kita semua.

17.Untuk teman-teman seperjuangan di X-Team, Bang Aden, Bang Asub, Bang Abid, Bang Oska, Ajeng, Eka, Dola, Hanna, Nia bulu, Shara, dll. Terima kasih atas segala keceriaan, dukungan, suka duka, dan kebersamaannya selama ini. Semoga kita menjadi orang-orang yang sukses ya.

18.Untuk teman-teman terbaikku saat di bangku SMA, Heca, Cita, Disty dan Gusty, terima kasih atas dukungan, motivasi, kegembiraan, persahabatan dan semangatnya selama ini, semoga cita-cita kita terwujud ya.

19.Untuk teman-teman yang selalu menghibur rombongan Anak Alam, terima kasih untuk candaan, kegembiraan, dan kebersamaannya. Dan keep fighting untuk skripsi kalian.

20.Untuk teman-teman di bangku perkuliahan rombongan Nijun, Dita, Dwi, Yunita, Amelia, Fitria, dll. Terima kasih untuk kebersamaan serta bantuannya selama di perkuliahan.

21.Rekan-rekan seperjuangan Administrasi Bisnis 2012, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih untuk kebersamaanya selama di bangku perkuliahaan.

22.Kakak dan adik-adik Administrasi Bisnis 2011, 2013, 2014, dan 2015, terima kasih dan tetap semangat untuk kalian.


(16)

selama menjalani kegiatan KKN.

24.Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

25.Almamater Universitas Lampung tercinta yang penuh kenangan serta turut dalam mendewasakanku, baik dari segi pemikiran maupun tindakkanku.

Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi diharapkan semoga dengan adanya skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,


(17)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Penelitian ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi ... 10

2.1.1 Pengertian Investasi ... 10

2.1.2 Tipe-Tipe Investasi ... 10

2.1.3 Tujuan Investasi ... 11

2.1.4 Proses Investasi ... 12

2.2 Pasar Modal dan Saham ... 15

2.2.1 Pengertian Pasar Modal ... 15

2.2.2 Instrumen Pasar Modal ... 16

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal ... 16

2.2.4 Pengertian Saham ... 17

2.3 Efisiensi Pasar ... 19

2.3.1 Definisi Efisiensi Pasar Modal ... 19

2.3.2 Pengertian Informasi ... 20

2.3.3 Informasi Dalam Keputusan Investasi ... 20

2.3.4 Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar ... 23

2.4 Teori Asimetri Informasi ... 25

2.4.1 Definisi Teori Asimetri Informasi ... 25

2.4.2 Tipe Information Asymmetry ... 27

2.4.3 Pengukuran Information Asymmetry ... 28

2.5 Tingkat Pengembalian Saham ... 31

2.6 Ukuran Perusahaan (SIZE) ... 34

2.7 Return on Asset (ROA) ... 35

2.8 Earning per Share (EPS) ... 36

2.9 Penelitian Terdahulu ... 37

2.10Kerangka Pemikiran ... 40


(18)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 46

3.2 Objek Penelitian ... 46

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 49

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 50

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 50

3.6.1 Variabel Dependen ... 50

3.6.2 Variabel Independen ... 51

3.6.3 Variabel Kontrol ... 52

3.7 Metode Analisis Data ... 55

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 55

3.7.2 Analisis Regresi Berganda Metode Panel Data ... 56

3.8 Uji Hipotesis ... 59

3.8.1 Koefisien Determinasi ... 60

3.8.2 Uji Simultan (Uji t) ... 61

3.8.3 Uji Parsial (Uji F) ... 62

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 64

4.1.1 Indeks SRI-KEHATI ... 64

4.1.2 Astra Agro Lestari Tbk ... 65

4.1.3 Aneka Tambang Tbk ... 67

4.1.4 Bank Central Asia Tbk ... 68

4.1.5 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 69

4.1.6 Bank Danamon Indonesia Tbk ... 70

4.1.7 Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 71

4.1.8 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 72

4.1.9 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) ... 74

4.1.10 United Tractors Tbk ... 75

4.1.11 Unilever Indonesia Tbk ... 75

4.2 Hasil Analisis Data ... 76

4.2.1 Hasil Perhitungan Information Asymmetry ... 77

4.2.2 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (SIZE) ... 79

4.2.3 Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA) ... 80

4.2.4 Hasil Perhitungan Earning per Share (EPS) ... 81

4.2.5 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham ... 83

4.2.6 Analisis Statistik Deskriptif ... 85

4.2.7 Analisis Regresi Model Panel Data ... 89

4.2.8 Interpretasi Model ... 91

4.2.9 Hasil Pengujian Hipotesis ... 93

4.2.9.1 Koefisien Determinasi ... 93

4.2.9.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik t) ... 95

4.2.9.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik F) ... 96

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

4.3.1 Pembahasan Hasil Hipotesis ... 101

4.3.1.1 Pengaruh Information Asymmetry Terhadap Tingkat Pengembalian Saham ... 102


(19)

xvi

4.3.1.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) Terhadap

Tingkat Pengembalian Saham ... 112 4.3.1.3 Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap

Tingkat Pengembalian Saham ... 117 4.3.1.4 Pengaruh Earning per Share (EPS) Terhadap

Tingkat Pengembalian Saham ... 121 4.3.1.5 Hubungan Information Asymmetry, SIZE, ROA,

EPS Terhadap Tingkat Pengembalian Saham ... 125 4.4 Keterbatasan Penelitian ... 128 V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 129 5.2 Saran ... 130 DAFTAR PUSTAKA


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Information Asymmetry dan Tingkat Pengembalian Saham ... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 39

3.1 Proses Purposive Sampling ... 48

3.2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 49

3.3 Definisi Operasional ... 54

3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 61

4.1 Perhitungan Information Asymmetry ... 77

4.2 Perhitungan Ukuran Perusahaan (SIZE) ... 79

4.3 Perhitungan Return on Asset (ROA) ... 80

4.4 Perhitungan Earning per Share (EPS) ... 82

4.5 Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham ... 84

4.6 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 86

4.7 Uji Chow ... 90

4.8 Hasil Uji Model Pool (Common) Effect ... 91

4.9 Hasil Uji Determinasi ... 94

4.10 Hasil Perhitungan Uji t ... 95


(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Sampel Perusahaan ... 137 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 137 3. Pool (Common) Effect ... 138 4. Uji Chow ... 139 5. Hasil Uji Determinasi ... 140 6. Hasil Perhitungan Uji t ... 140 7. Hasil Perhitungan Uji F ... 140 8. Tabel t ... 141 9. Tabel F ... 142 10. Perhitungan Information Asymmetry ... 143 11. Perhitungan Ukuran Perusahaan (SIZE) ... 145 12. Perhitungan Return on Asset (ROA) ... 146 13. Perhitungan Earning per Share (EPS) ... 147 14. Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham ... 148


(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan usaha antar perusahaan yang semakin kompetitif, menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan memerlukan dana atau modal untuk mengembangkan usahanya. Salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan adalah pasar modal. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (emiten). Dan bagi para investor, pasar modal merupakan suatu tempat dimana mereka dapat menginvestasikan dana yang mereka miliki dan akan mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut di masa mendatang.

Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk memudahkan mereka membuat keputusan dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak internal ataupun eksternal perusahaan. Bagi pihak eksternal, laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor ataupun kreditor dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan dana mereka. Informasi laporan keuangan sangatlah penting karena informasi tersebut berguna untuk dapat membantu memprediksi return investasi yang akan diterima investor.


(24)

Investor yang melakukan kegiatan investasi akan selalu mengharapkan keuntungan atau return dari investasi yang dilakukannya, oleh karena itu return merupakan hal penting dalam investasi. Return adalah hasil berupa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return yang diterima oleh investor dalam investasi saham dapat berupa capital gain dan dividen, capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari selisih harga saham pada awal pembelian dengan harga saham saat ini atau pada masa yang akan datang. Pada kenyataannya tidak semua investasi yang dilakukan oleh investor mendapatkan capital gain, karena harga saham dapat mengalami penurunan setiap saat yang menyebabkan investor akan mendapatkan capital loss.

Pialang di pasar modal tidak hanya bertugas sebagai perantara para investor yang akan bertransaksi saham, tetapi juga mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi atau pertimbangan-pertimbangan kepada investor. Namun semua informasi yang nantinya sampai di investor tidak selalu sama jumlahnya. Adanya fenomena insider trading dalam kegiatan ekonomi tentu akan sangat meresahkan para pelaku pasar modal. Menurut Jogiyanto (2003), insider trading adalah perdagangan sekuritas yang menggunakan informasi privat. Adanya insider trading ini menyebabkan adanya perbedaan informasi antar pelaku pasar modal. Ketidaksetaraan informasi yang terjadi tersebut akan menyebabkan adanya asimetri informasi (information asymmetry), dimana terdapat salah satu pihak yang memiliki informasi lebih banyak (informed trader) dari pihak yang lainnya (uninformed trader).


(25)

3

Asymmetry information theory mengindikasikan bahwa perbedaan informasi akan mempengaruhi tingkat pengembalian saham yang diterima investor. Information asymmetry dapat terjadi jika salah satu pihak mengetahui di masa mendatang perusahaan mempunyai prospek yang baik, maka pihak tersebut akan mendapatkan keuntungan dari informasi tersebut. Logikanya, investor harus membeli saham lebih awal karena harganya akan lebih murah sebelum informasi disampaikan kepada publik apabila informasi tersebut memiliki prospek yang baik di masa mendatang dan juga sebaliknya, bila informasi privat itu buruk untuk masa mendatang, maka investor akan menjual saham tersebut dengan cepat sebelum informasi tersebut dipublikasikan. Praktik ilegal ini tentu saja akan merugikan pihak yang tidak memiliki informasi lebih/privat karena akan berdampak pada return yang diperolehnya. Oleh karena itu informasi yang sekecil apapun sangatlah penting bagi para investor dalam keputusan menanamkan sahamnya untuk memperoleh kesejahteraannya.

Besarnya informasi yang berbeda dalam pelaku pasar modal dapat diproksikan dengan selisih harga beli tertinggi dan harga jual terendah yang dapat disebut bid-ask spread. Dengan kata lain, bid-ask spread dapat dijadikan sebagai proksi yang baik untuk melihat adanya asimetri informasi diantara pihak-pihak yang bertransaksi di pasar modal. Information asymmetry yang semakin besar ditunjukkan dengan adanya spread yang besar juga karena semakin banyak informasi pribadi, semakin banyak perbedaan harga antara penjualan dan pembelian atau bid-ask spread dan akan memberikan keuntungan yang lebih pada informed trader. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yassin (2015), menemukan adanya hubungan positif antara information asymmetry yang diukur


(26)

dengan bid ask spread dan tingkat pengembalian saham. Peningkatan information asymmetry antara investor menyebabkan adanya peningkatan return saham. Namun penelitian yang dilakukan oleh Pujianto (2013) menyimpulkan bahwa information asymmetry memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, terjadinya peningkatan informasi akan menurunkan return saham dalam perusahaan manufaktur.

Berikut disajikan data tentang information asymmetry dan tingkat pengembalian saham pada perusahaan yang terdaftar di Indeks SRI-KEHATI tahun 2010-2014:

Tabel 1.1 Information Asymmetry dan Tingkat Pengembalian Saham Tahun 2010-2014 No Kode Perusahaan Information Asymmetry

Return Saham

Tahun

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

1 AALI 0,452 0,464 0,28 0,616 0,417 0,151 -0,171 -0,092 0,274 -0,033

2 ANTM 0,491 0,11 0,547 0,493 0,319 0,113 -0,338 -0,209 -0,148 -0,022

3 BBCA 0,449 0,473 0,317 0,386 0,378 0,319 0,25 0,15 0,043 0,367

4 BBNI 0,901 0,361 0,25 0,495 0,515 0,957 -0,064 0,034 0,053 0,544

5 BMRI 0,505 0,411 0,37 0,529 0,365 0,359 0,056 0,155 0,006 0,372

6 PTBA 0,393 0,57 0,48 0,546 0,447 0,33 -0,244 -0,135 -0,32 -0,877

7 UNTR 0,543 0,389 0,672 0,468 0,427 0,535 0,107 -0,256 -0,03 -0,086

Rata-rata 0,533 0,397 0,417 0,505 0,41 0,395 -0,058 -0,05 -0,017 0,038

Sumber: idx.co.id dan finance.yahoo.com, data diolah September 2015

Data dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa adanya hubungan yang berbanding lurus antara information asymmetry dan tingkat pengembalian saham (return saham) tahun 2010-2012, 2011-2012 dan tahun 2012-2013. Penurunan information asymmetry pada tahun 2010-2011 sebesar 25,60%, mengakibatkan tingkat pengembalian tahun 2010-2011 turun sebesar 114,62%. Pada tahun 2011-2012 information asymmetry mengalami peningkatan dan diikuti oleh return saham


(27)

5

yang juga mengalami peningkatan. Tahun 2012-2013 baik information asymmetry dan return saham mengalami hubungan yang sama dimana juga terjadi peningkatan pada tahun tersebut. Tetapi pada tahun 2013-2014, penurunan information asymmetry sebesar 18,82% justru mengakibatkan peningkatan pada tingkat pengembalian saham sebesar 317,21% yang menunjukkan terjadinya hubungan yang berbeda antara asimetri informasi dengan tingkat pengembalian saham.

Beberapa faktor lain yang juga dapat digunakan menjadi sebuah infomasi dan diidentifikasi dapat mempengaruhi tingkat pengembalian saham adalah ukuran perusahaan (SIZE), ROA (Return on Asset) dan EPS (Earning per Share). Ukuran perusahaan dapat menjadi alasan investor untuk menanamkan modalnya dengan mempertimbangkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan (SIZE) yang besar dapat dilihat dari besarnya total aktiva dari perusahaan tersebut. Semakin besar total aktiva perusahaan tersebut, semakin mampu perusahaan untuk menghasilkan laba. Jika laba yang dihasilkan perusahaan meningkat, maka harga saham juga akan naik dan tentu return saham pun akan meningkat.

ROA (Return on Asset) merupakan rasio profitabilitas yang berfungsi dan sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham. ROA (Return on Asset) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Jika ROA (Return on Asset)semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik, dan tingkat pengembalian akan semakin meningkat. EPS (Earning per Share) merupakan rasio keuangan yang digunakan investor untuk menganalisis


(28)

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki. EPS (Earning per Share) ini menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. Semakin tinggi perubahan EPS (Earning per Share) akan menarik minat investor berinvestasi di perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan akan saham meningkat dan harga saham meningkat pula. Harga saham yang tinggi akan mendorong investor untuk menjual saham tersebut. Jika saham tersebut terjual dengan harga yang tinggi maka investor akan mendapatkan return yang tinggi.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya menggunakan pasar modal luar negeri yang kondisinya tentu berbeda dengan yang ada di Indonesia. Pasar modal Indonesia tidak sama dengan pasar modal luar negeri yang sudah dalam bentuk kuat dan seringkali apa yang terjadi dengan pasar modal luar negeri turut mempengaruhi pasar modal Indonesia. Adanya perbedaan hasil dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka peneliti ingin meneliti kembali hubungan antara information asymmetry dan tingkat pengembalian saham.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah populasi menggunakan perusahaan yang tercantum di indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014 dan penelitian ini menambahkan variabel SIZE, ROA, dan EPS sebagai variabel kontrol dimana variabel tersebut diidentifikasi dapat berpengaruh pada tingkat pengembalian saham. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di dalam indeks SRI-KEHATI karena merupakan salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham


(29)

7

untuk jenis saham-saham yang memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan seperti memiliki perilaku bisnis dan etika bisnis yang dapat diterima di tingkat nasional dan internasional.

Berdasarkan uraian di atas maka penulisan skripsi ini bermaksud untuk meneliti pengaruh information asymmetry pada perusahaan yang terdaftar di Indeks SRI-KEHATI terhadap tingkat pengembalian yang diterima oleh para pemegang saham. Maka dari itu penulis mengambil judul “Implikasi Information Asymmetry Terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014).”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah Information Assymetry berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014?

2. Apakah ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014?

3. Apakah ROA (Return on Asset) berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014?


(30)

4. Apakah EPS (Earning per Share) berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014?

5. Apakah Information Asymmetry, ukuran perusahaan (SIZE), ROA, EPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014?

1.3 Batasan Penelitian

Fokus penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan penelitian sebagai berikut:

1. Penulis hanya memilih saham perusahaan yang terdaftar di SRI-KEHATI yang diperdagangkan secara aktif di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014.

2. Perusahaan tidak melakukan stock split selama periode penelitian.

3. Perusahaan membukukan laporan keuangan dan tersedia data-data yang dibutuhkan untuk penelitian serta dipublikasikan selama tahun pengamatan untuk periode 2010-2014

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikansi dari variabel Information Asymmetry pada Tingkat Pengembalian Saham.


(31)

9

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikansi Ukuran perusahaan (SIZE) terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikansi ROA (Return on Asset) terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh signifikansi EPS (Earning per Share)terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

5. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi Information Asymmetry, ukuran perusahaan (SIZE), ROA dan EPS secara simultan terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pihak investor mengenai permasalahan tentang perbedaan informasi yang diketahui oleh para pelaku pasar modal mengenai kinerja perusahaan yang terungkap dalam laporan tahunan sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat dalam berinvestasi.

2. Bagi Akademis, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ilmiah dan pengembangan ilmu teori asimeri informasi terutama yang berkaitan dengan pasar modal. Serta hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan ingin melakukan penelitian yang sejenis.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang dana tersebut (Ahmad, 2004). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa efek.

2.1.2 Tipe-Tipe Investasi

Menurut Jogiyanto (2003), investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang membeli portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.


(33)

11

a. Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Pasar uang bersifat untuk jangka pendek karena aktiva yang dapat diperjual-belikan di pasar uang berupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil. Salah satu contohnya adalah sertifikat deposito yang dapat dinegosiasi (dapat dijual kembali). Berbeda dengan pasar uang, pasar modal lebih bersifat untuk investasi jangka panjang. Yang diperjual-belikan di pasar modal adalah aktiva keuangan berupa surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities) dan saham-saham (securities). Surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar turunan (derivative market) adalah opsi (option) dan future contract. Disebut dengan surat-surat berharga turunan karena nilainya merupakan jabaran dari surat berharga lain yang terkait. Contoh dari opsi (option) misalnya adalah waran (warrant).

b. Investasi Tidak Langsung

Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.

2.1.3 Tujuan Investasi

Menurut Tandelilin (2010) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain sebagai berikut:


(34)

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

2.1.4 Proses Investasi

Menurut Tandelilin (2010) proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return harapan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return harapan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin besar return harapan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus di pertimbangkan. Ada beberapa proses investasi yaitu (Tandelilin, 2010):


(35)

13

a. Dasar Keputusan Investasi

Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan dibahas masing-masing dasar keputusan investasi:

1. Return

Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Pada konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Pada konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return harapan (expected return) dan return aktual atau yang terjadi (realized return). Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu.

2. Risiko

Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return harapan.

3. Hubungan Tingkat Risiko dan Return Harapan

Hubungan tingkat risiko dan return harapan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier. Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return harapan atas aset tersebut, demikian sebaliknya.


(36)

b. Proses Keputusan Investasi

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:

1. Penentuan Tujuan Investasi

Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Investor biasanya lebih menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan ataupun pada penyaluran kredit yang lebih berisiko tetapi memberikan harapan return yang tinggi.

2. Penentuan Kebijakan Investasi

Tahapan ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi sekuritas luar negeri).

3. Pemilihan Strategi Portofolio

Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik.


(37)

15

Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas informasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.

4. Pemilihan Aset

Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilikan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan returndiharapkan tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah.

5. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio

Jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal.

2.2 Pasar Modal dan Saham

2.2.1 Pengertian Pasar Modal

Menurut Ahmad (2004), pasar modal merupakan sarana pembentuk modal akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Pasar modal adalah sarana mempertemukan antara pihak memiliki dana (surplus fund) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit fund), dimana dana yang


(38)

diperdagangkan merupakan dana jangka panjang (P3E Semarang dalam Anogara, et al, 2001).

Menurut Jogiyanto (2003), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati. Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat.

2.2.2 Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang. Instrumen yang sudah ada di pasar modal terdiri dari saham, obligasi, dan sertifikat. Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek adalah saham, obligasi, sedangkan sertifikat diperdagangkan di luar bursa melalui bank pemerintah (Anogara, 2001).

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal

Menurut Rijayanto (1990) dalam Anoraga (2006) Perkembangan suatu pasar modal dipengaruhi oleh partisipasi yang aktif, baik dari perusahaan yang akan


(39)

17

menjual sahamnya (go public) maupun investor serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal. Dengan ini dapat diartikan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan atau transaksi dalam pasar modal seperti partisipasi aktif dari perusahaan yang potensial untuk go public, peran aktif para investor untuk menanamkan dananya dengan membeli surat berharga, dan adanya lembaga-lembaga pasar modal. Dengan adanya faktor tersebut ditambah dengan kualitas yang memadai dan perilaku baik dan rasa tanggung jawab sosial yang besar dapat meningkatkan perkembangan bagi pasar modal. Selain itu, peraturan dan pengawasan terhadap pasar modal juga ikut mempengaruhi perkembangan pasar modal. Dengan adanya peraturan dan pengawasan yang memadai dan efektif maka akan mendorong investor untuk terjun ke dalam pasar modal.

2.2.4 Pengertian Saham

Jogiyanto (2007) mendefinisikan saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan atau bukti penanaman modal yang dilakukan oleh investor pada perusahaan yang membutuhkan tambahan modal. Pada umumnya saham dapat diklasifikasikan berdasarkan hak atas kepemilikannya berupa saham preferen dan saham biasa, yaitu:

a. Saham Preferen

Saham preferen merupakan jenis saham yang bersifat gabungan antara surat obligasi dan saham biasa. Investor yang memiliki saham preferen memiliki hak atas pembagian dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu apabila terjadi


(40)

likuidasi. Oleh karena itu saham preferen dianggap mempunyai risko yang lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.

b. Saham Biasa

Saham biasa adalah jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan yang menempatkan pemegang saham biasa memiliki hak pembagian dividen dan hak atas harta perusahaan setelah pemegang saham preferen. Dalam setiap kegiatan investasi tentunya para investor mengharapkan suatu keuntungan dari setiap kegiatan investasi yang dilakukan. Secara umum, terdapat dua keuntungan yang dapat diperoleh investor dalam membeli atau memiliki saham suatu perusahaan, yaitu:

1) Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan berdasarkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dinamakan dividen. Dividen diberikan kepada pemegang saham setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai yaitu dividen berupa uang tunai untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Selain dividen tunai, pemegang saham dapat menerima dividen dalam bentuk saham yaitu para pemegang saham diberikan dividen dalam bentuk saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah.


(41)

19

2) Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli saham saat ini dan harga jual saham di masa yang akan datang. Capital gain terbentuk berdasarkan harga saham yang meningkat dari waktu ke waktu. Investor yang melakukan kegiatan investasi jangka pendek atau jual beli saham (trader) sangat antusias terhadap capital gain, karena capital gain merupakan salah satu bentuk return saham yang sangat cepat berfluktuasi setiap waktunya.

2.3 Efisiensi Pasar

2.3.1 Definisi Efisiensi Pasar Modal

Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989) dalam Jogiyanto (2003) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pasar modal dikatakan efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin dalam harga-harga saham (Brealey/Myers dalam Anoraga, 2001).

Ciri penting dari efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk) dari harga pasar saham. Samuelson (1986) dalam Anogara (2001), menjelaskan bahwa karena pasar modal efisien, maka harga saham secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga, sehingga arah gerakannya pun tidak bisa diduga. Sepanjang sesuatu kejadian bisa diduga, kejadian itu sudah tercermin pada harga pasar.


(42)

2.3.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi merupakan faktor yang memberikan arti penting bagi si penerima, khususnya dalam hal untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor.

Menurut Ang (1997) dalam Anogara (2001), informasi merupakan kunci sukses berinvestasi di pasar modal. Semakin cepat dan semakin banyak informasi yang penting yang anda serap maka anda akan semakin mempunyai kesempatan untuk meraih keuntungan yang besar dan tidak normal yang terjadi di lantai bursa efek. Jadi, informasi mempunyai peranan yang sangat penting yang harus didapatkan oleh setiap pemodal dalam berbagai hal. Beberapa pertimbangan penting mengenai informasi di pasar modal meliputi faktor-faktor, yaitu kualitas informasi, jenis informasi, kecepatan informasi, volume informasi.

2.3.3 Informasi Dalam Keputusan Investasi

Keputusan dalam investasi berkaitan dengan informasi. Hasil keputusan ini sangat ditentukan oleh informasi yang memiliki decision maker. Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau masa yang akan datang Wijanto (1991) dalam Anogara (2001). Sifat yang harus dimiliki oleh informasi tersebut menurut Anogara (2001) adalah:


(43)

21

a) Relevan, b) Akurat,

c) Konsisten/komparabilitas, d) Obyektivitas,

e) Ketepatan waktu, f) Dapat dimengerti

Secara umum dapat dikatakan bahwa informasi berguna jika dapat membantu penilaian dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan investasi. Dengan kata lain, seorang pengambil keputusan (investor) akan membuat keputusan yang lebih baik jika menggunakan informasi yang tepat.

Menurut Jogiyanto (2003) secara detail, efisiensi pasar dapat didefinisikan dalam beberapa macam definisi, yaitu:

1. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Intrinsik Sekuratis

Konsep awal dari efisiensi pasar yang berhubungan dengan informasi laporan keuangan berasal dari praktek analis sekuritas yang mencoba menemukan sekuritas-sekuritas dengan harga yang kurang benar (mispriced). Sekuritas-sekuritas yang dihargai kurang benar (mispriced) merupakan sekuritas-sekuritas yang harganya menyimpang dari nilai intrinsiknya atau nilai fundamentalnya.Untuk konteks seperti ini, maka efisiensi pasar (market efficiency) diukur dari seberapa jauh harga-harga sekuritas menyimpang dari nilai intrinsiknya.

2. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi dari Ekspektasi Harga

Menurut Fama (1970) dalam Jogiyanto (2003) suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas “mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia.Definisi dari Fama menekankan pada dua aspek,


(44)

yaitu “fully reflect” dan “information available”. Pengertian dari “fully reflect” menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien menurut Fama ini jika dengan menggunakan informasi yang tersedia (information available), investor-investor secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas bersangkutan.

3. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Distribusi Informasi

Definisi efisiensi pasar sebelumnya yang hanya menekankan pada akurasi harga akibat informasi yang tersedia mengabaikan distribusi dari informasinya.Beaver (1989) dalam Jogiyanto (2003) memberikan definisi efisiensi pasar yang didasarkan pada distribusi informasi yaitu pasar dikatakan efisien terhadap suatu informasi, jika harga-harga sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut. Definisi ini secara implisit mengatakan bahwa jika setiap orang mengamati suatu sistem informasi yang menghasilkan informasi, maka setiap orang dianggap mendapatkan informasi yang sama. Definisi Beaver ini mempunyai arti bahwa pasar dikatakan efisien terhadap satu set informasi yang spesifik (dihasilkan dari suatu sistem informasi) jika harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang mendapatkan set informasi tersebut atau disebut dengan full-information price.

4. Definisi Efisiensi Pasar Didasarkan pada Proses Dinamik

Awal dari literatur efisiensi pasar mengasumsikan bahwa kecepatan penyesuaian (speed of adjustment) dari harga sekuritas karena penyebaran


(45)

23

informasi yang ada terjadi dengan seketika.Konsep terbaru dari efisiensi pasar tidak mengharuskan kecepatan penyesuaian harus terjadi dengan seketika, tetapi terjadi dengan cepat (quickly) setelah informasi disebarkan untuk tersedia bagi semua orang.Jones (1995) dalam Jogiyanto (2003) memberikan definisi pasar efisien yang memasukkan unsur dari kecepatan penyesuaian yaitu suatu pasar yang efisien adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut.

2.3.4 Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar

Fama (1970) dalam Jogiyanto (2003), menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut:

a) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), pasar yang harga-harga sekutritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi ini merupakan informasi yang sudah terjadi, dimana data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Fama (1970) dalam Anoraga (2001), efisiensi pasar bentuk lemah, mengandung arti bahwa kelebihan pendapatan atas dasar informasi historis mengenai harga dan pendapatan. Ini berarti historis dari harta atau pendapatan atas saham tidak akan memberikan dasar bagi peramalan yang paling baik tentang harga atau pendapatan yang akan datang. Ramalan dari efisiensi bentuk lemah


(46)

bertentangan langsung dengan kegiatan para peramal saham atau analisis teknis.

b) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form), pasar yang harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan. Informasi tersebut termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten.

c) Efisiensi pasar bentuk kuat, pasar yang harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi termasuk informasi privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh abnormal return karena mempunyai informasi privat.

Salah satu jenis informasi privat adalah jenis informasi yang berasal dari orang dalam (insider information) yang mempunyai akses atas informasi berharga mengenai keputusan penting yang telah direncanakan oleh perusahaan. Sehingga dengan modal informasi tersebut mereka melakukan analisa dan mengambil posisi transaksi yang sesuai. Pada saat mengumumkan perseroan tersebut dikeluarkan, maka informasi tersebut menjadi tersedia bagi masyarakat dan akan meningkatkan harga saham tersebut. Informasi privat yang demikian mampu memberikan keuntungan abnormal yang konsisten bagi para pemodal yang memiliki informasi tersebut.

Setiap investor menginginkan kondisi yang memberi berbagai kemudahan baik dalam informasi yang tersedia secara akurat dan pelayanan yang cepat. Dengan kondisi seperti itu maka keputusan informasi yang dibuat bisa menjadi lebih


(47)

25

cepat dan mampu dipertanggungjawabkan secara baik. Sebab dalam kondisi pasar yang jauh dari keakuratan informasi menyebabkan timbulnya spekulasi adalah jauh lebih tinggi dalam setiap analisa, dan jika ini berlanjut maka akan menyebabkan informasi itu menjadi mahal yang berujung menimbulkan kondisi pasar yang tidak sehat.

Kondisi pasar yang efisien memberikan kondisi harga yang tidak bias, dan kondisi pasar yang tidak efisien memungkinkan timbulnya harga yang bias. Investor menginginkan berbagai informasi berlangsung secara baik dan terbuka tanpa ada yang ditutupi, dengan kondisi begitu reaksi investor adalah jelas dalam mengambil berbagai keputusan. Namun itu bisa terjadi sebaliknya pada saat informasi berlangsung secara tidak terbuka, investor mencoba untuk mengestimasi atau memperkirakan berbagai kondisi pasar yang akan terjadi di masa depan.

2.4 Teori Asimetri Informasi

2.4.1 Definisi Teori Asimetri Informasi

Istilah informasi asimetris pertama kali diperkenalkan oleh George Akerlof pada tahun 1970. Informasi asimetris merupakan perbedaan informasi yang didapat antara salah satu pihak dengan pihak lainnya dalam kegiatan ekonomi (Akerlof, 1970 dalam Prasetya, 2012). Menurut Brigham (2010) ketidaksamaan informasi (information asymmetry) adalah asumsi dimana investor dan manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki oleh investor. Telah diketahui bahwa manajer perusahaan pasti lebih mengetahui tentang informasi berkaitan dengan kondisi dan prospek


(48)

perusahaan dibandingkan dengan investor atau analis, dampak yang mungkin muncul dengan adanya information asymmetry adalah timbulnya kegagalan pasar.

Menurut Jogiyanto (2003), information asymmetry adalah kondisi yang menunjukkan sebagian investor mempunyai informasi dan yang lainnya tidak memilikinya. Atau informasi yang tidak simetris (information asymmetry) adalah informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor-investor yang mendapat informasi saja (informed investor).

Menurut Rock dalam Martani (2003) kesenjangan informasi (asymmetric information) terjadi antar investor yaitu investor yang memiliki informasi (informed investor) dan investor yang tidak memiliki informasi (uninformed investor). Investor yang memiliki informasi hanya akan membeli saham yang akan memberikan return tinggi dimasa mendatang, sedangkan investor yang tidak memiliki informasi akan membeli saham yang return-nya tinggi atau tidak.

Informasi asimetris ini misalnya saja terjadi antara investor yang akan melakukan investasi di dalam pasar modal. Investor harus mengetahui saham dengan baik sebelum investor tersebut melakukan investasi. Hal ini membuat investor akan mencari tahu saham dengan lengkap serta tepat untuk perusahaan agar mendapatkan capital gain di masa mendatang. Namun, dalam pencarian informasi tidaklah mudah. Beberapa investor justru mendapatkan informasi yang sangat minim mengenai saham di pasar modal. Hal ini dikarenakan agen perusahaan tidak mungkin memberikan kondisi perusahaan secara lengkap kepada publik. Informasi tersebut merupakan rahasia perusahaan yang diberikan


(49)

27

kepada pihak terpercaya dan pada waktu yang tepat. Dalam menyikapi hal ini, investor yang cerdas akan mencari informasi kemudian melakukan analisis untuk mendapatkan gambaran yang tepat. Informasi yang didapat akan mengalami perbedaan antara investor dengan agen perusahaan, perbedaan inilah dinamakan information asymmetry (Prasetya, 2012).

2.4.2 Tipe Information Asymmetry

Menurut Scott (2003), ada dua tipe asimetri informasi yaitu:

1. Adverse selection

Adverse selection is a type of information asymmetry whereby one or more parties to a bussines transaction, or potential transaction, have an infromation advantage over other parties.

Adverse selection adalah jenis asimetri informasi yang mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan, sehingga mengakibatkan pihak investor luar dirugikan.

2. Moral Hazard

Moral Hazard is a type of information asymmetry whereby one or more parties to a bussines transaction, or potential transaction, can observe their action in fullfillment of the transaction but other parties cannot.


(50)

Moralhazard adalah jenis asimetri informasi yang mana pihak pemegang saham atau pemberi pinjaman tidak dapat sepenuhnya mengamati kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan yang dapat berdampak tidak baik bagi perusahaan dan pemegang saham.

Ketidakseimbangan informasi pada umumnya dapat terjadi karena adanya transaksi jual beli antara para broker dan investor, dimana broker mengalami kekurangan informasi dan dilain pihak investor memiliki banyak informasi. Disamping itu, ketidakseimbangan informasi juga dapat terjadi apabila saham perusahaan dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai pasarnya. Untuk meminimalisasi risiko tersebut para investor harus melakukan penelitian saham secara akurat agar bisa mendapatkan keuntungan.

2.4.3 Pengukuran Information Asymmetry

Pengukuran information asymmetry dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengukuran pendekatan proksi bid-ask spread. Bagehot (1971) dalam Yassin (2015), kegiatan perdagangan yang mana didasarkan oleh informasi dapat diketahui dari perbedaan harga beli tertinggi dan harga jual terendah. Semakin besar informasi privat, semakin besar perbedaan harga jual tertinggi dengan harga beli terendah (bid-ask spread). Dengan kata lain semakin besar information asymmetry maka bid-ask spread pun akan meningkat.

Kegiatan jual beli saham atau sekuritas lain di pasar modal, seorang investor biasanya menggunakan jasa dealer atau broker. Dealer atau broker inilah yang siap untuk menjual saham pada investor pada harga ask. Jika investor yang sudah memiliki saham ingin menjualnya maka dealer atau broker akan membeli saham


(51)

29

tersebut dengan harga bid. Perbedaan harga antara bid dan ask inilah yang dinamakan spread. Jadi bid-ask spread adalah selisih harga beli tertinggi saat dealer bersedia membeli suatu saham dan harga jual terendah dimana dealer bersedia untuk menjual saham tersebut (Diantimala dan Hartono, 2002) dalam Faramita (2011).

Menurut Komalasari,dkk (2001) penggunaan bid-ask spread sebagai proksi dari asimetri informasi dikarenakan dalam mekanisme pasar modal, pelaku pasar juga menghadapi masalah keagenan. Partisipan pasar saling berinteraksi di pasar modal guna mewujudkan tujuannya yaitu membeli atau menjual sekuritas, sehingga aktivitas yang mereka lakukan utamanya dipengaruhi oleh informasi yang diterima baik secara langsung (laporan publik) maupun tidak langsung (insider trading). Dealers memiliki daya pikir yang terbatas terhadap persepsi masa depan dan dapat menghadapi potensi kerugian ketika berhadapan dengan informed traders. Hal ini dapat menimbulkan adverse selection yang mendorong dealer untuk menutupi kerugian dari pedagang terinformasi dengan meningkatkan spread-nya terhadap pedagang likuid. Jadi dapat dikatakan bahwa asimetri informasi yang terjadi antara dealer dan pedagang terinformasi tercermin pada spread yang ditentukannya.

Menurut Stoll (1989) & Mardiyah (2001) dalam jurnal Muliati (2011) menyatakan bahwa bid ask spread merupakan fungsi dari tiga komponen biaya yang berasal dari:


(52)

a) Pemilikan saham (inventory holding), biaya pemilikan saham trade off antara memiliki terlalu banyak saham dan memiliki terlalu sedikit saham, atas biaya pemilikan saham tersebut akan menimbulkan oportunity cost;

b) Pemrosesan pesanan (order processing), biaya pemrosesan pesanan terdiri dari biaya administrasi, pelaporan proses komputer, telepon, dan lain-lain;

c) Informasi asimetri. Biaya pemilikan menunjukkan trade off antara memiliki terlalu banyak saham dan memiliki terlalu sedikit saham. Atas biaya pemilikan saham tersebut akan menimbulkan opportunity cost. Biaya pemrosesan pesanan meliputi biaya administrasi, pelaporan, proses komputer, telepon, dan lainnya. Sedangkan biaya informasi asimetri lahir karena adanya dua pihak trader yang tidak sama dalam memiliki dan mengakses informasi. Pihak pertama adalah informed trader yang memiliki informasi superior dan pihak lainnya yaitu uninformed trader yang tidak memiliki informasi. Ketidakseimbangan informasi tersebut menyebabkan munculnya perilaku adverse selection dan moral hazard dalam perdagangan saham antar trader. Jika kedua belah pihak bertransaksi, maka uninformed trader menghadapi risiko rugi jika bertransaksi dengan informed trader. Upaya mengurangi risiko rugi tersebut tercermin dalam bid ask spread.

Menurut Cohen (1986) dalam jurnal Rahmawati et al. (2006) menjelaskan bahwa spread dealer untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid dan ask yang ditentukan oleh dealer secara individual, ketika ia hendak memperdagangkan saham tersebut. Sedangkan spread pasar untuk suatu saham merupakan


(53)

31

perbedaan harga bid tertinggi dan ask terendah diantara beberapa dealer atau pedagang saham. Di Bursa Efek Indonesia, spread dealer adalah spread yang tidak dapat diobservasi karena dealer juga beroperasi ganda sebagai pialang (broker). Maka sebaiknya penelitian yang berkaitan dengan bid-ask spread menggunakan spread pasar market (market spread).

Lev (1998) dalam Rahmawati (2006) menyatakan bahwa bid-ask spread merupakan salah satu ukuran dalam likuiditas pasar yang digunakan sebagai pengukur asimetri informasi antara manajemen dengan pemegang saham perusahaan. Sedangkan Richardson (1998) menyatakan bahwa bid ask-spread merupakan proksi asimetri informasi karena mampu menilai tingkat likuiditas pasar maupun masalah adverse selection yang dihadapai oleh para pemain di pasar modal. Lebih lanjut lagi, bid-ask spread dapat dijadikan sebagai proksi yang baik untuk melihat adanya asimetri informasi diantara pihak-pihak yang bertransaksi di pasar modal.

2.5 Tingkat Pengembalian Saham (Return Saham)

Return saham menurut Bodie (1998) dalam Saputra et al (2002) pengertian tingkat pengembalian investasi adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan. Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. Apabila harga jual suatu sekuritas melebihi harga belinya maka terjadilah capital gain. Demikian sebaliknya, apabila harga jual lebih kecil daripada harga beli maka terjadilah capital loss. Dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diperoleh investor dari


(54)

saham merupakan pendapatan yang tidak tetap baik itu pendapatan yang berasal dari capital gain maupun dividen. Dikatakan tidak tetap karena jumlah capital gain yang diperoleh bergantung pada transaksi jual beli yang terjadi di pasar, sedangkan besarnya dividen yang dibagikan dipengaruhi oleh laba dan kebijakan badan usaha.

Menurut Tandelilin (2001), return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor resiko investasi yang harus dihadapinya. Sedangkan menurut Sulaiman dan Handi (2008), return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya yang terdiri atas dividen dan capital gain/loss. Jadi dapat disimpulkan bahwa return saham adalah tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi saham yang ditanam oleh pemegang saham (investor).

Menurut Jogiyanto (2003), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspetasi (expected return) dan risiko di masa datang. Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan


(55)

33

diperoleh oleh investor di masa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspetasi sifatnya belum terjadi. Pada umumnya nilai return yang sering digunakan adalah return total.

Return pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu capital gain/loss dan yield. Capital gain merupakan selisih dari harga investasi saat ini dengan harga periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode lalu berarti terjadi keuntungan modal (capital gain) dan sebaliknya apabila harga investasi saat ini lebih rendah dari harga investasi pada periode sebelumnya maka terjadi capital loss. Yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara dengan kas sehingga dapat diuangkan dengan cepat. Salah satu contoh yield adalah deviden.

Tidak semua saham memberikan return dalam bentuk capital gain. Dalam bursa saham pergerakan harga saham perusahaan sangatlah cepat dan nilai capital gain bersifat relatif dan sangat bergantung pada harga pasar dalam instrumen investasi yang bersangkutan. Karena dengan adanya pergerakan harga yang terjadi di bursa saham maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi. Investasi yang dapat memberikan capital gain adalah seperti obligasi dan saham, sedangkan yang tidak memberikan komponen return capital gain adalah seperti sertifikat deposito, tabungan dan sebagainya. Return saham sesungguhnya diperoleh dari capital gain/loss hal ini dikarenakan capital gain/loss adalah suatu hasil yang sudah pasti didapat oleh investor.


(56)

2.6 Ukuran Perusahaan (SIZE)

Ukuran perusahaan (SIZE) sebagai alasan bahwa investor menanamkan modalnya dengan mempertimbangkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar atau kecilnya suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya (Ismail, 2004 dalam Triwulandari, 2013).

Ukuran perusahaan menurut Ibrahim (2008), merupakan suatu skala pengklasifikasian besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Adapun menurut Hartono (2000) dalam Ulfa (2011), besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan logaritma total aktiva. Jadi berdasarkan beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur melalui total asset, total penjualan, dan kapitalisasi pasar.

Ukuran perusahaan pada dasarnya terbagi menjadi tiga yaitu, perusahaan besar, perusahaan sedang, dan perusahaan kecil. Pengukuran ini didasarkan pada total asset perusahaan. Karena biasanya perusahaan yang besar memiliki aktiva yang besar juga dan ini akan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Selain itu juga dapat memberikan kepastian untuk prospek masa depan perusahaan bagi investor dalam memprediksi risiko yang akan terjadi jika berinvestasi.


(57)

35

Umumnya perusahaan yang berukuran besar tentunya dapat menarik investor untuk menanamkan investasi karena dianggap dapat mengelola saham dengan baik sehingga mampu memberikan return yang diharapkan oleh investor. Sebagaimana dikemukakan oleh Lauterbach dan Vaninsky (1999) dalam Ulfa (2011), bahwa perusahaan yang mempunyai ukuran besar (SIZE) secara khas mempunyai net income yang lebih besar daripada perusahaan dengan ukuran kecil. Kemampuan net income yang lebih besar diharapkan memberikan laba yang superior bagi pemilik perusahaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar akan dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

2.7 Return on Asset (ROA)

Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan, salah satunya adalah Return On Asset (ROA). Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana aktiva yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan harga saham.

Menurut Kasmir (2014), return on investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on investment juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu, return on investment menujukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kurang


(58)

baik dalam pengelolaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, demikian pula sebaliknya.

2.8 Earning per Share (EPS)

Salah satu ukuran profitabilitas yang sering dikutip dari laporan keuangan adalah laba per lembar saham (earning per share). Menurut Indra (2006), Earning per Share (EPS) menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. EPS adalah rasio profitabilitas dari laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham terhadap jumlah saham yang beredar.

Earning per Share (EPS) menurut Weygant, et al (2010) dalam Ulfa (2011) berguna untuk menunjukkan laba bersih yang dihasilkan oleh setiap lembar biasa yang beredar di pasar. Sedangkan menurut Suardana (2009), Earning per Share (EPS) adalah perbandingan antara laba setelah pajak dan saham yang beredar. Jadi dapat disimpulkan Earning per Share (EPS) adalah laba bersih yang akan diterima oleh pemegang saham dari setiap jumlah saham yang beredar.

Earning per Share (EPS) merupakan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terhadap korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan pertumbuhan harga saham.

Laba merupakan alat ukur utama kinerja keuangan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya Earning per Share (EPS) dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai Earning per Share


(1)

3. Secara parsial nilai dari Return on Asset (ROA) belum dapat menjadi indikator informasi bagi investor untuk menanamkan modalnya, karena semakin besar suatu keberhasilan kinerja perusahaan tiap tahun tidak dapat menjamin bahwa keuntungan yang didapatkan oleh investor akan kosisten setiap tahunnya, sehingga besarnya Return on Asset (ROA) belum tentu akan memberikan return/tingkat pengembalian saham yang tinggi juga. 4. Secara parsial perubahan besar atau kecilnya return/tingkat pengembalian

saham yang diterima investor tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya Earning per Share (EPS). Nilai dari Earning per Share (EPS) tidak dapat menjadi alasan yang kuat bagi investor untuk melakukan penanaman modal di perusahaan tersebut.

5. Secara simultan information asymmetry, ukuran perusahaan (SIZE), Return on Asset (ROA), dan Earning per Share (EPS) dapat mempengaruhi besarnya tingkat pengembalian saham yang diterima investor pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014.

5.2 Saran

Saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi investor, penelitian ini menunjukkan bahwa pihak investor yang mengetahui atau memiliki informasi privat (informed trader) dapat memperoleh keuntungan yang besar dari informasi yang ia miliki tersebut. Sehingga pertimbangan untuk investor untuk tetap mengawasi dan


(2)

131

memperbaharui informasi mengenai kinerja perusahaan guna dapat lebih tepat menentukan dan membuat keputusan dalam menanamkan modalnya. 2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar dapat mengembangkan dan

memperbaiki penelitian sebelumnya. Seperti mengelompokkan sampel sesuai dengan jenis industri, ukuran industri dan lain sebagainya. Selain itu peneliti selanjutnya disarankan untuk memperpanjang/memperbaharui sampel, dan periode pengamatan serta menambah jumlah variabel penelitian selain information asymmetry, ukuran perusahaan (SIZE), Return on Asset (ROA), dan Earning per Share (EPS).


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Komarudin. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Adiwiratama, Jundan. 2012. Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas Dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktir yang Terdaftar di BEI). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Vol 2 No 1.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti.2001. Pengantar Pasar Modal .Edisi Revisi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti.2006. Pengantar Pasar Modal .Edisi Revisi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Berlyawan, Rafi Lauda. 2015. Implementasi Faktor Fundamental dan Faktor Teknikal yang Mempengaruhi Return Saham. Skripsi. Universitas Lampung.

Brigham dan Houston. 2010. Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Effendi dan Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Easley, D & O’Hara, M. 2004. Information and Cost of Capital. The Journal of Finance

Faramita, Desy. 2011. Analisis Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2009. Skripsi. Universitas Diponegoro.


(4)

133

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenegoro.

Hardiningsih, P. 2001. Pengaruh Faktor Fundamental & Risiko Ekonomi Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Universitas Diponegoro.

Ibrahim, Haduasman. 2008. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan DER terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006. Tesis. Universitas Diponegoro.

Indra, A. Zubaidi. 2006. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi Resiko Saham. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 2 No 3.

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto, H.M. 2007. Teori Portofolio dan Analisa Investasi, Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Komalasari, Puput T. 2001. Asimetri Informasi dan Cost of equity Capital. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi (SNA) III.

Martani, Dwi. 2003. Pengaruh Informasi Selama Proses Penawaran Terhadap Initial Return Perusahaan Yang Listing di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1990-2000. Simposium Nasional Akuntansi VI.

Muliati, 2011. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Pada Praktik Manajemen Laba Di Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Tesis. Universitas Udayana


(5)

Permana, Fajar Galih. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2008. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Prasetya, Ferry. 2012. Modul Ekonomi Publik Bagian III Teori Informasi Asimetris. Universitas Brawijaya.

Pujianto, Agustinus Resa Dwi. 2013. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Return Saham (suatu study pada sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Skripsi S-1. Universitas Pasundan.

Rahmawati, dkk. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Richardson, V.J. 1998. Information Asymmetry and Earnings Manajement: Some Evidence. http//ssrn.com.

Saputra, Kumiany A et al. 2002. Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Badan-Badan Usaha yang Go-Publik di Bursa Efek Jakarta pada Tahun 1999. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol 4 No 1.

Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory ed 3. New Jersey: Prentice Hallm.

Suardana, Ketut Alit. 2009. Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Return Saham. Jurnal Universitas Udayana Volume 4.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulaiman dan Ana Handi. 2008. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Akuntabilitas Vol2.

Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi-Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius


(6)

135

Triwulandari, Ria et al. 2013. Analisis Pengaruh Beta, Ukuran Perusahaan (SIZE), EPS dan ROA Terhadap Return Saham Perusahaan Consumer Goods Periode 2008-2012. Jurnal Manajemen. STIE MDP.

Ulfa, Ruriana. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return on Investment, Dan Earning Per Share Terhadap Return yang Diterima Pemegang Saham. Skripsi. Universitas Islam Negeri.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Yassin, Mohammed M, Haitham Y Ali & Madher E Hamdallah. 2015. The Relationship between Information Asymmetry and Stock Return in the Presence of Accounting Conservatism. Journal Of Bussines and Management. 126-133.

www.idx.co.id (diakses pada 11 September 2015).


Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pengembalian Asset Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Likuiditas Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)

0 2 1

Pengaruh Pengembalian Atas Investasi Dan Hasil Dividen Terhadap Pengembalian Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 5 1

Trend Pengembalian Aset, Harga Atas Nilai Buku Yang Berimplikasi Pada Fluktuatif Pengembalian Saham Pada Perusahaan Pertambangan BatuBara Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014

0 14 35

Pengaruh Arus Kas Dan Tingkat Pengembalian Aktiva Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2010

0 7 147

Analisis Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage, Kompensasi Bonus, dan Biaya Politik terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub Consumer Goods Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

1 7 138

PENDAHULUAAN PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN ITEM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks SRI - KEHATI SelamaTahun 2009 – 2011).

0 4 10

PENGARUH ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS SRI KEHATI - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

PENGARUH ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS SRI KEHATI - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH ARUS KAS, LABA AKUNTANSI, TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS SRI KEHATI - Perbanas Institutional Repository

0 0 8