Terhadap Return Saham
Perbankan yang Terdaftar di BEI
tahun
2004- 2008
SIZE Dependen:
Return Saham
PER, dan
ukuran perusahaan
berpengaruh positif
secara simultan
terhadap return
saham. Secara parsial ROA
dan PER
berpengaruh positif
terhadap return
saham, dimana ROA memiliki
pengaruh paling dominan.
Sumber: Jurnal dan skripsi, data diolah 2015 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 10 perusahaan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI periode 2010-2014 dan penelitian ini menggunakan variabel SIZE,
ROA, dan EPS sebagai variabel kontrol dimana variabel tersebut diidentifikasi dapat berpengaruh pada tingkat pengembalian saham.
2.10 Kerangka Pemikiran
Investor dalam berinvestasi pasti mengharapkan return yang maksimal. Tak hanya mempertimbangkan keuntungan dari perubahan harga saham namun juga
investor harus mempertimbangkan risiko dari perubahan harga saham. Untuk itu investor dalam melakukan investasinya memerlukan informasi yang berkaitan
dengan pergerakan harga saham agar dapat memilih harga saham yang layak untuk dipilih. Bagi para investor, informasi dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Salah satu cara untuk mengetahui reaksi investor terhadap informasi tersebut adalah dengan adanya
perubahan harga saham. Harga saham akan berfluktuasi dan fluktuasi harga
saham tersebut bergantung pada informasi baru yang akan diperoleh. Di pasar modal, investor menghadapi kondisi information asymmetry dimana sebagian
para pelaku pasar memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pelaku pasar lainnya dan hal itu akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian yang
akan diterima. Asymmetric information theory yang digagas oleh Arkelof 1970 dalam Prasetya
2012 yang menyatakan bahwa asimetris informasi merupakan perbedaan informasi yang didapat antara salah satu pihak dengan pihak lainnya dalam
kegiatan ekonomi. Ketidakseimbangan informasi ini dapat terjadi karena beberapa hal seperti adanya asumsi dimana investor dan manajer memiliki
informasi yang berbeda yang lebih baik mengenai prospek perusahaan dari pada yang dimiliki oleh investor. information asymmetry juga dapat terjadi jika
sebagian investor mempunyai informasi lebih banyak dan yang lainnya tidak memilikinya atau informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor-investor
yang mendapat informasi saja informed investor. Selain itu, information asymmetry juga dapat terjadi apabila saham perusahaan dinilai terlalu tinggi atau
terlalu rendah dari nilai pasarnya. Berdasarkan asymmetric information theory, informasi yang dimiliki oleh
investor akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham yang akan diterima oleh investor tersebut. Apabila information asymmetry meningkat maka
bid-ask spread pun akan naik sehingga akan meningkatkan retrun saham, karena kegiatan perdagangan yang berdasarkan informasi dapat mempengaruhi
perbedaan antara bid dan ask, sehingga semakin tinggi atau besar informasi privat
yang dimiliki maka semakin besar bid-ask spread dan akan meningkatkan return saham yang akan diterima investor. Karena pihak yang memiliki informasi dapat
lebih baik mengetahui kinerja perusahaan dan dapat lebih tepat dalam membuat keputusan berinvestasi dengan mamanfaatkan informasi yang ia miliki. Sehingga
semakin banyak informasi yang diketahui oleh informed trader maka akan semakin menguntungkan bila uninformed trader tidak mengetahui informasi
sebanyak yang dimiliki oleh informed trader. Dengan kata lain information asymmetry memiliki arah pengaruh positif terhadap return saham.
Ukuran SIZE perusahaan bisa diukur menggunakan total aktiva, penjualan atau modal perusahaan. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan. Semakin besar total aktiva semakin mampu perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin besar perusahaan
menghasilkan laba, maka akan besar membagikan deviden. Selain itu, jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham
akan meningkat dan tentu return juga akan meningkat Husnan 1993 dalam Adiwiratama 2012. Hal ini berarti SIZE perusahaan mempunyai hubungan
positif dengan return saham. Return on Asset ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya atas investasi yang dilakukan. Return
on Asset ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total
investasi asset. Semakin besar Return on Asset ROA maka menunjukkan
semakin besar perusahaan mampu memberikan return saham atas investasi
berupa aset yang dimiliki. Ketika mengetahui besarnya Return on Asset ROA, investor dapat menilai seberapa besar laba yang dapat dihasilkan dengan aset
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan Return on Asset ROA yang
tinggi, menyebabkan permintaan terhadap saham perusahaan tersebut meningkat. Sesuai dengan hukum permintaan, maka semakin tinggi permintaan saham,
semakin tinggi juga harga saham tersebut. Dan kenaikan harga saham itu menyebabkan kenaikan return saham juga. Dengan kata lain Return on Asset
ROA memiliki arah pengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham.
Earning per Share EPS merupakan rasio keuangan yang digunakan investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
berdasarkan saham yang dimiliki. Earning per Share EPS ini menunjukkan laba bersih perusahaan yang akan dibagikan kepada semua pemegang saham.
Perkembangan Earning per Share EPS perusahaan yang tinggi akan mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengatur pengalokasian dana yang
diperoleh secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka para investor dapat dengan mantap dan yakin
bahwa perusahaan sangat potensial dan mempunyai prospek investasi yang sangat bagus dimasa yang akan datang. Maka dari itu tujuan investor untuk
mendapatkan return yang tinggi dapat tercapai. Semakin tinggi perubahan Earning per Share EPS akan menarik minat investor
berinvestasi di perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan akan saham tersebut akan meningkat dan harga saham juga ikut meningkat. Harga saham yang tinggi
akan mendorong investor untuk menjual saham tersebut. Dan jika saham tersebut