Ketersediaan Infrastruktur Pedoman Pelaksanaan Wajib Lapor

yang terkait dengan kebijakan untuk meningkatkan ketrampilan implementor. Secara umum kompetensii dapat dipahami sebagai kombinasi ketrampilan, atribut personal, dan pengetahuan yang tercermin melalui perilaku kerja yan dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari informan menyatakan bahwa Puskesmas Poncol memiliki SDM dengan kompetensii yang masih kurang dari 5 SDM yang tersedia hanya 1 yang sudah mengikuti pelatihan dan itu sudah berlangsung lama sekali. Namun mereka berupaya dengan mempelajari berdasarkan pedoman yang ada dan peraturan yang ada serta kerjasama dengan RSUP Dr Karyadi dalam penanganan bidang psikiatri sehingga bila diluar kemampuan mereka akan melakukan konsultasi atau merujuk kepada RSUP Dr Karyadi. Hal tersebut dilakukan untuk menanggulangi kendala SDM yang ada. Sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan disamping harus cukup, memiliki keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan tugas, anjuran, perintah dari atasan atau pimpinan dan juga pemahaman terhadap terhadap tujuan dan sasaran kebijakan tersebut.

6.2.2 Ketersediaan Infrastruktur Pedoman Pelaksanaan Wajib Lapor

Pada dasarnya wajib lapor bagi pecandu narkotika sudah dijelaskan dalam undang-undang sejak tahun 2009. Dalam Undang-undang no 35 Tahun 2009 tentang narkotika pasal 54 dan 55 dinyatakan bahwa pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehanilitase medis dan rehabilitasi sosial. Dengan demikian jelas apabila ada penyalahguna secepat mungkin yang bersangkutan ataupun orang tua dari penyalahguna bila belum cukup umur segera melaksanakan wajib lapor agar pecandu tersebut segera mnjalani rehabilitasi medis dan sosial. BNN memiliki 3 metode dalam melaksanakan wajib lapor, yaitu wajib lapor secara sukarela yang paling rendah sekitar 18 karena masih adanya ketakutan masyarakat terhadap sanksi pidana. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang memahami adanya peratuan tersebut yang jelas menyatakan bahwa tidak akan dikenai sanksi pidana dan dibiayai pemerintah. Wajib lapor dengan metode penjaringan memiliki peminat paling tinggi karena selama penjaringan masyarakat diberikan pengetahuan sehingga menghilangkan ketakutan masyarakat serta meningkatkan keinginan untuk sembuh. Ketiga metode tersebut sudah dijalankan dan dapat mencapai 50 dari target wajib lapor yang ditentukan oleh pemerintah pada tahun 2015. Semua informan dari Puskesmas Poncol dan instansi lain dalam penelitian ini sebagai pengguna instrumen menyatakan instrumen tersebut cukup aplikatif, namun masih perlu penguatan-penguatan serta penyederhanaan alur wajib lapornya. Hal ini dapat dimaklumi karena Puskesmas Poncol merupakan pusat pelayanan kesehatan yang menagani kesehatan primer dan umum yang fasilitas kesehatan yang menunjang peaksanaan wajib lapor pun masih kurang sehingga kurang maksimal dalam penanganan. Adalah hal sulit untuk mengutamakan pelayanan narkotika daripada pelayanan primer yang menjadi kewajiban mereka. Pedoman yang ada juga tidak memberikan syarat minimal yang dapat dikerjakan oleh IPWL kecil seperti puskesmas, semua alur dan pelaksanaan disamakan sehingga sulit dikerjakan oleh puskesmas.

5.3 Pemberian Insentif