Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian .1. Metode Analisis Deskriptif

98 harus diselesaikan tepat waktu. Adapun responden yang menjawab kurang setuju dengan alasan sebagian karyawan merasa setiap tugas yang dikerjaan tidak harus diselesaikan tepat waktu.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak digunakan dalam sebuah penelitian. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu: 1. Pendekatan Histogram Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan. Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Gambar 4.3 Pengujian Histogram Normalitas Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. 99 2. Pendekatan Grafik Cara lainnya melihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot keduanya berbentuk linier dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Gambar 4.4 Pendekatan Grafik Normalitas Pada gambar 4.4scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. 3. Pendekatan Kolmogrov-Smirov Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov Smirnov yaitu apabila nilai value pada kolom Asymp. Sig lebih besar dari level of significant α = 5, maka tidak mengalami gangguan distribusi normal serta nilai Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. 100 Tabel 4.9 Uji Normalitas PendekatanKolmogrov-Smirnov Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,979 dan diatas nilai signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dari Tabel 4.11 yaitu 0,471 dan lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Situmorang 2014:122 uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu variabel pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 55 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,25365612 Most Extreme Differences Absolute ,064 Positive ,051 Negative -,064 Kolmogorov-Smirnov Z ,471 Asymp. Sig. 2-tailed ,979 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 101 1. Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui gambar scatter plot. Gambar scatter plot dapat mengindikasi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas. Apabila grafik tidak membentuk pola yang jelas maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Gambar 4.5 Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas Berdasarkan Gambar 4.5 dapat terlihat dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. 2. Uji Glejser Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. b. Jika nilai signifikansi 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. 102 Tabel 4.10 Uji Glejser Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah 0,346, 0,430, 0,735, atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari pelatihan SDM, kepribadian, dan kompetensi, signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent.

4.2.3.3 Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut: Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,474 2,071 ,229 ,820 PelatihanSDM -,020 ,021 -,169 -,951 ,346 Kepribadian ,022 ,028 ,127 ,795 ,430 Kompetensi ,012 ,036 ,063 ,340 ,735 a. Dependent Variable: absut 103 Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa: a. Nilai VIF dari pelatihan SDM, kepribadian dan kompetensi adalah lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. b. Nilai Tolerance pelatihan SDM, kepribadian dan kompetensi adalah lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas pelatihan sumber daya manusia, kepribadian, dan kompetensi terhadap variabel terikat prestasi kerja PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0 dengan menggunakan metode enter. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant 3,339 3,493 ,956 ,344 PelatihanSDM ,075 ,035 ,258 2,152 ,036 ,607 1,648 Kepribadian ,098 ,047 ,224 2,067 ,044 ,747 1,339 Kompetensi ,199 ,061 ,413 3,267 ,002 ,548 1,825 a. Dependent Variable: PrestasiKerja 104 Tabel 4.12 Metode Enter Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Tabel 4.9 menunjukkan variabel enteredremoved menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut: 1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel bebas yaitu pelatihan sumber daya manusia X 1 , kepribadian X 2 , dan kompetensi X 3 . 2. Tidak ada variabel bebas yang dikeluarkan removed. 3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. Tabel 4.13 Regresi Linier Berganda Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015 Variables EnteredRemoved a Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Kompetensi, Kepribadian, PelatihanSDM b . Enter a. Dependent Variable: PrestasiKerja b. All requested variables entered. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3,339 3,493 ,956 ,344 PelatihanSDM ,075 ,035 ,258 2,152 ,036 Kepribadian ,098 ,047 ,224 2,067 ,044 Kompetensi ,199 ,061 ,413 3,267 ,002 a. Dependent Variable: PrestasiKerja 105 Persamaan Regresi Linier Berganda dapat diperoleh dari Tabel 4.10 sebagai berikut: Y = a+b1X 1 +b2X 2 + b3X 3 +e Y = 3,339+ 0,075 X 1 + 0,098 X 2 + 0,199 X 3 + e Dimana: Y = Prestasi Kerja X 1 = Pelatihan Sumber Daya Manusia X 2 = Kepribadian X 3 = Kompetensi e = Variabel Pengganggu standard error Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa: 1. Konstanta a = 3,339 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas pelatihan SDM, kepribadian dan kompetensi = 0 maka prestasi kerja Y akan tetap sebesar 3,339. 2. Koefisien b1 X 1 = 0,075, menunjukkan bahwa variabel pelatihan SDM berpengaruh positif terhadap prestasi kerja. Dengan kata lain jika variabel pelatihan SDM ditingkatkan sebesar satu satuan maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,075. 3. Koefisien b2 X 2 = 0,098, menunjukkan bahwa variabel kepribadian berpengaruh positif terhadap prestasi kerja. Dengan kata lain jika variabel kepribadian ditingkatkan sebesar satu satuan maka prestasi kerjaakan meningkat sebesar 0,098. 4. Koefisien b3 X 3 = 0,199, menunjukkan bahwa variabel kompetensi berpengaruh positif terhadap prestasi kerja. Dengan kata lain jika variabel 106 kompetensi ditingkatkan sebesar satu satuan maka prestasi kerjaakan meningkat sebesar 0,199. 4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan Uji F