Kasus Gizi Buruk Pada Anak Balita

Masalah gizi disamping merupakan sindroma yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga juga merupakan aspek pengetahuan, sikap perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Sementara dari penelitian lain menemukan bahwa di dalam rumah tangga di pedesaan, gizi kurang pada anak balita diduga kebiasaan memberikan makanan pada anak yang kurang memenuhi syarat Sajogyo, 1996. Secara garis besar, masalah gizi pada anak balita merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara antara asupan dan keluaran zat gizi, yaitu asupan yang melebihi keluaran dan sebaliknya, disamping kesalahan dalam memilih makanan untuk dikonsumsi yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan pengasuh dalam hal ini terutama ibu anak balita Sunarti, 2004.

2.2.1 Kasus Gizi Buruk Pada Anak Balita

Status gizi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kejadian morbiditas dan mortalitas. Status gizi juga menentukan kualitas SDM yang berpengaruh terhadap produktivitas dan status kesehatan. Gizi yang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan sel-sel otak dan organ-organ vital lainnya yang dapat bertumbuh kembang secara optimal. Sebaliknya gizi yang kurang dapat menghambat pertumbuhan sel otak dan organ tubuh lainnya. Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal, hal ini juga sangat menentukan dalam sumber daya manusia. Sedangkan gizi yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak disepanjang usia kanak-kanak Almatsier, 2011. Universitas Sumatera Utara Masa bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit infeksi. Jika anak sering sakit dan tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya, daya tahan tubuh menurun. Apabila daya tahan tubuh menurun anak akan menjadi rentan terhadap penyakit, anak menjadi susah makan karena nafsu makan menurun atau hilang, dan sebaliknya. Hal ini dapat mengakibatkan kecukupan kebutuhan asupan gizi dalam tubuh berkurang sehingga anak dapat mengalami gizi kurang ataupun gizi buruk Supariasa, 2008. Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh anak dibawah lima tahun balita. Masalah gizi buruk dan kekurangan gizi telah menjadi keprihatinan dunia sebab penderita gizi buruk umumnya adalah balita dan anak-anak yang tidak lain adalah generasi penerus bangsa Adisasmito, 2007. Masalah gizi timbul karena berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan atau pengetahuan, sosial ekonomi, dan keadaan lingkungan sekitar dan juga karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang gizi. Peran ibu sangat penting dalam status gizi anak, mulai dari perhatian pemberian makan yang baik dan cukup, pemilihan makanan yang tepat untuk anak dan perawatan yang baik untuk anak Almatsier, 2011. Secara langsung masalah gizi buruk timbul karena tidak tersedianya zat-zat gizi dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan atau keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dan makanan sehari-hari yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Universitas Sumatera Utara Konsumsi makanan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan akan zat-zat gizi. Konsumsi makanan itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan secara kompleks seperti tersedianya bahan makanan, status ekonomi, segi- segi sosial budaya, serta status kesehatan WKNPG,1997. Ada dua istilah dalam penggolongan gizi buruk : Achadi, 2012 1. Kwashiorkor Kwashiorkor adalah istilah yang yang digunakan pertama kali oleh Afrika, artinya sindroma perkembangan anak dimana anak tersebut disapih tidak mendapatkan ASI sesudah satu tahun karena menanti kelahiran bayi berikutnya. Dengan begitu anak mengalami kekurangan protein baik dari segi kualitas dan kuantitas. Gejala umum kwashiorkor adalah antara lain :  Pertumbuhan dan mental anak mundur,  Perkembangan mental menjadi apatis  Edema dibagian kaki  Muka gemuk seperti bulan  Otot menyusut kurus  Depigmentasi rambut dan kulit  Karakteristik di kulit : timbul sisik flaky paint dermatosis, mudah terkelupas  Mudah infeksi dan diare 2. Marasmus Marasmus adalah suatu keadaan kekurangan protein dan kilokalori yang kronis. Karakteristik dari marasmus adalah berat badan sangat rendah karena anak Universitas Sumatera Utara tidak cukup mendapat makanan jenis zat pangan manapun, baik protein maupun zat pemberi tenaga. Gejala umum marasmus adalah antara lain :  Kurus kering  Tampak hanya tulang dan kulit  Otot dan lemak bawah kulit atropi mengecil  Wajah seperti orang tua  Berkerutkeriput  Diare umum terjadi Masalah penyebab terjadinya marasmus :  Masalah sosial  Kemiskinan  Infeksi  Mikroorganisme pathogen penyebab diare  Kecepatan pertumbuhan melambat

2.2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Gizi Buruk Pada Anak Balita

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU, KELUARGA, DAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN STATUS KELUARGA SADAR GIZI PADA KELUARGA ANAK BALITA (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Prajekan, Kabupaten Bondowoso)

1 26 153

Mobilisasi sosial untuk peningkatan status gizi pada balita gizi buruk melalui revitalisasi posyandu dan keluarga binaan (kasus di desa cihideung ilir, dramaga)

0 11 1

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

1 3 15

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 9

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 28

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 1 4

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 18

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SUMUR BANDUNG KECAMATAN CIKULUR KABUPATEN LEBAK TAHUN 2013

0 0 17

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINGGIR KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 11