Makanan Pendamping ASI Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

Pemberian ASI dianjurkan sampai anak berumur 2 tahun. Pemberian ASI merupakan hal yang sangat membantu bagi ibu dan anak bukan hanya memberikan asupan nutrisi dan energi yang memadai, tetapi juga asuhan psikososial melalui pembentukan ikatan kasih sayang dengan ibu dan anak juga kesehatan melalui unsur imunologik yang ada pada ASI. Tidak ada jadwal khusus untuk pemberian ASI pada bayi Soekidjo, 2011.

b. Makanan Pendamping ASI

Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia karena sangat mempengaruhi kecerdasan, produktivitas, dan kreativitas. Dalam upaya peningkatan status gizi pada hakekatnya harus dimulai sedini mungkin. Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat-zat gizi lainnya bayi diberikan makanan pendamping ASI. Sesudah bayi berusia 6 bulan, pemberian ASI saja tidak dapat memberikan energi yang cukup serta nutrisi untuk meningkatkan tumbuh-kembang anak secara optimal. Makanan pendamping ASI MP-ASI merupakan makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI, karena kebutuhan bayi yang semakin meningkat. Selain melengkapi zat-zat gizi yang kurang juga mengembangkan kemampuan bayi menerima berbagai macam makanan dengan rasa dan bentuk yang berbeda-beda, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan serta melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi Depkes RI, 2003. MP-ASI merupakan peralihan asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan Universitas Sumatera Utara makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang Depkes, 2000. Menurut WHO, tanda-tanda bayi siap diberikan MP-ASI, yaitu : bayi sudah bisa duduk dengan sempurna, bayi sudah dapat menyangga kepala dengan lehernya yang baik, bayi merasa lapar walaupun sudah diberikan ASI, bayi sudah bisa menggerakkan lidahnya, jika bayi sudah dapat memindahkan makanannya ke bagian belakang mulut dan menelannya. Makanan tambahan biasanya diberikan pada trimester kedua atau bayi 6 bulan ke atas, untuk mempertahankan pertumbuhan anak dengan kecepatan yang sama. Makanan bayi sebisa mungkin harus : Gibney, dkk - padat energi dan nutrisi - harus lebih bervariasi, terutama dalam pemilihan bahan makanan - mudah didapat dan disiapkan oleh keluarga - dapat diterima secara budaya -memiliki tekstur yang tepat menurut usia dan perkembangan anak - bersih dan aman untuk dikonsumsi Makanan pendamping ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pemberian makanan tambahan pada anak balita juga merupakan proses pendidikan dimana bayi diajar mengunyah dan menelan makanan padat dan membiasakan anak untuk merasakan jenis dan rasa baru pada makanan Soehardjo, 2003. Universitas Sumatera Utara

2.2 Masalah Gizi Pada Anak Balita

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU, KELUARGA, DAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN STATUS KELUARGA SADAR GIZI PADA KELUARGA ANAK BALITA (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Prajekan, Kabupaten Bondowoso)

1 26 153

Mobilisasi sosial untuk peningkatan status gizi pada balita gizi buruk melalui revitalisasi posyandu dan keluarga binaan (kasus di desa cihideung ilir, dramaga)

0 11 1

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

1 3 15

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 9

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 28

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 1 4

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 18

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SUMUR BANDUNG KECAMATAN CIKULUR KABUPATEN LEBAK TAHUN 2013

0 0 17

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINGGIR KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 11