Aspek Pengukuran Gambaram Umum Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias

3.6 Aspek Pengukuran

5. Pendidikan ibu adalah tingkat formal responden yang didapatkan responden : a. Baik, jika tingkat pendidikan SMP sampai tingkat perguruan tinggi. b. Rendah, jika tingkat pendidikan SD dan tidak tamat SD. 6. Pengetahuan ibu Data pengetahuan gizi responden diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu balita, menggunakan kuesioner. Untuk pertanyaan yang benar diberikan skor 12,5 dengan total 100 dan untuk jawaban yang salah diberikan skor 0 kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor total. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka pengetahuan gizi responden dikategorikan sebagai berikut Nasikhah dan Margawati, 2012. - Kurang, jika skor jawaban yang dicapai responden 70 dari skor maksimal. - Baik, jika skor jawaban yang dicapai responden ≥70 dari skor maksimal. 7. Jumlah anak dalam keluarga adalah jumlah anak yang masih dibiayai orangtua BKKBN, 2013. a. Cukup, bila anak 1-2 orang. b. Banyak, bila lebih dari 2 orang. Universitas Sumatera Utara 8. Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan keluarga dalam satu bulan untuk memenuhi kebutuhan rumah tanggakebutuhan pokok. Penghasilan dibagi menjadi dua kategori berdasarkan UMP Upah Minimum provinsi Sumatera Utara : a. Tinggi = ≥ Rp 1.375.000 di atas UMP b. Rendah = Rp 1.375.000 di bawah UMP 3.7 Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa, bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data segera diperbaiki editing dengan cara memeriksa jawaban yang kurang. b. Coding Memberi angka atau tanda pada setiap jawaban. c. Tabulating Untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta pengambilan keputusan maka data ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara

3.7.2 Analisa Data

Analisis data untuk penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu kasus balita gizi buruk, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, jumlah anak dalam keluarga, dan pendapatan keluarga. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas independen dengan variabel terikat dependen dengan menggunakan chi square . Analisis ini akan menghasilkan ada atau tidaknya hubungan antara karakteristik ibu dan tingkat sosial ekonomi keluarga dengan kasus balita gizi buruk pada keluarga petani karet dengan taraf signifikan 95. Selain itu, digunakan juga perhitungan Odd Ratio OR yaitu rasio perbandingan pajanan di antara kelompok kasus terhadap pajanan kelompok kontrol untuk melihat estimasi resiko terjadinya outcome . Estimasi Confidence Interval CI untuk OR ditetapkan pada tingkat kepercayaan 95. Interpretasinya adalah : a. Bila OR = 1 berarti variabel yang diduga menjadi faktor risiko ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap kejadian efekfaktor yang diteliti bukan merupakan faktor resiko dengan terjadinya outcome . b. Bila OR 1 berarti faktor yang diteliti merupakan faktor resiko yang menyebabkan terjadinya outcome . c. Bila OR 1 berarti ada hubungan faktor resiko dengan terjadinya outcome namun sebagai faktor protektif faktor yang menurunkan tingkat risikokemungkinan terjadinya kasus gizi buruk terjadinya outco Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaram Umum Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias

Wahana Visi Indonesia WVI adalah organisasi kemanusiaan Kristen yang bekerja bersama masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Wahana Visi Indonesia Area Development Program Nias WVI ADP Nias merupakan bagian dari WVI yang berpusat di Jakarta. WVI World Vision Indonesia di Pulau Nias, di Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Nias Barat Provinsi Sumatera Utara, telah dan sedang melaksanakan program pemberdayaan masyarakat sejak terjadinya gempa dan tsunami tahun 2005. Program ini didirikan sebagai bentuk kemitraan dengan masyarakat untuk melakukan kerjasama dengan anggotanya yang direpresentasikan melalui berbagai kelompok. Kelompok masyarakat ini adalah sebagai stake holder pemangku kepentingan dan pemanfaat program ADP Area Development Program Nias. Program ini didesain sebagai respon terhadap isu besar tentang kesenjangan antara praktek pemenuhan hak anak dan strategi program yang belum sejalan dengan strategi nasional. Hasil yang diharapkan dalam program ini adalah adanya perubahan sistem, struktur dan nilai di masyarakat. Hasil analisis makro menunjukkan bahwa hak anak di 3 Kabupaten Nias tersebut, Sumatera Utara, belum terpenuhi. Hal ini ditunjukkan dengan partisipasi anak sekolah sampai dengan tingkat SMP masih rendah, status gizi anak di bawah 5 tahun rendah, serta kurangnya dukungan dari keluarga pada anak di berbagai aspek. Universitas Sumatera Utara Tujuan umum program ini adalah untuk melindungi hak anak keluarga miskin selama masa tumbuh kembang, melangsungkan kehidupan dan mengakses fasilitas ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Program ini dilaksanakan melalui kerjasama antara pemerintah, gereja, LSM dan stakeholder di tingkat desa. Kabupaten Nias saat ini sedang menuju perkembangan dan perlu dibantu agar dapat berkembang lebih cepat, diantaranya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Oleh sebab itu WVI ADP Nias mengambil peran dalam membantu masyarakat Nias khususnya di tiga Kecamatan yang menjadi wilayah binaaan dengan tujuan untuk kesejahteraan anak hingga usia sekolah. Kecamatan yang merupakan wilayah binaan WVI ADP Nias adalah Kecamatan Hiliduho, Botomuzoi, dan Hiliserangkai yang merupakan kecamatan yang masih tergolong miskin. Ketiga Kecamatan ini masih tergolong Kecamatan miskin dimana tingkat pendapatan keluarga rata-rata masih rendahdi bawah UMP. Pada umumnya masyarakat di tiga Kecamatan tersebut bekerja sebagai petani karet 92,11, sebuah kegiatan ekonomi yang berbasis pada lahan. Maka sudah pasti menjadi andalan masyarakat dan menjadi kontibusi utama dalam mendapatkan penghasilan dan pendapatan keluarga. Rata-rata bekerja satu minggu adalah antara 3- 5 hari kerja dengan jam kerja perhari adalah 4 jam. Namun produksi karet tergolong masih rendah oleh karena hujan yang menghambat pekerjaan menyadap, lahan yang tidak bersih, pemeliharaan tanaman yang kurang dan jarang dilakukan, peremajaan tanaman yang kurang dan juga usia tanaman yang sudah tua yaitu rata-rata di atas 20 tahun. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data baseline hasil survei WVI ADP Nias tahun 2013 pada keluarga petani karet di tiga Kecamatan yang merupakan wilayah binaan WVI ADP Nias Kabupaten Nias dan setelah dilakukan pengolahan data untuk melihat indeks status gizi anak balita maka dari tiga Kecamatan tersebut balita yang mengalami gizi buruk hanya terdapat di satu Kecamatan yaitu Kecamatan Hiliserangkai sedangkan dua Keamatan lainnya memiliki balita gizi kurang, dari 165 anak balita yang diteliti, jika dilihat dari indeks berat badan menurut umur BBU ditemukan sebanyak 49 anak balita yang mengalami kekurangan gizi yang tergolong dalam BB kurang 31 orang18,8 dan anak balita yang tergolong dalam BB sangat kurang berjumlah 18 orang10,9. Kecamatan Hiliserangkai terdiri dari 13 desa yang mana balita yang mengalami gizi buruk terdapat di lima desa. Adapun ke lima desa tersebut adalah : 1. Sinarikhi 4 22,2 anak balita gizi buruk 2. Ombolata Sisarahili 4 22,2 anak balita gizi buruk 3. Lasara 3 16,7 anak balita gizi buruk 4. Ehosakhozi 6 33,3 anak balita gizi buruk 5. Fadoro Lalai 1 5,6 anak balita gizi buruk Dari kelima desa tersebut menunjukkan bahwa balita gizi buruk lebih banyak berada di Desa Ehosakhozi sebanyak 6 33,3 anak balita.

4.2 Karakteristik Anak dan Ibu Balita Yang Menjadi Sampel

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU, KELUARGA, DAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN STATUS KELUARGA SADAR GIZI PADA KELUARGA ANAK BALITA (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Prajekan, Kabupaten Bondowoso)

1 26 153

Mobilisasi sosial untuk peningkatan status gizi pada balita gizi buruk melalui revitalisasi posyandu dan keluarga binaan (kasus di desa cihideung ilir, dramaga)

0 11 1

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

1 3 15

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 9

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 28

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 1 4

Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Petani Karet Di Wilayah Binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias Tahun 2013

0 0 18

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SUMUR BANDUNG KECAMATAN CIKULUR KABUPATEN LEBAK TAHUN 2013

0 0 17

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINGGIR KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 11