Dari permasalahan di atas, penulis tertarik dan merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai hubungan karakteristik keluarga dengan kasus balita gizi buruk
pada keluarga petani karet di wilayah binaan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kabupaten Nias.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan karakteristik keluarga dengan kasus balita gizi buruk
pada keluarga petani karet di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Nias tahun 2013.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga dengan kasus balita gizi buruk pada keluarga petani karet di wilayah binaan WVI ADP di Kabupaten Nias
tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kasus balita gizi
buruk pada keluarga petani karet di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Nias
tahun 2013.
2. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kasus balita gizi
buruk pada keluarga petani karet di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Nias
tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui hubungan jumlah anak dalam keluarga dengan status gizi
anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Nias tahun 2013.
4. Untuk mengetahui tingkat pendapatan keluarga dengan kasus balita gizi buruk
pada keluarga petani karet di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Nias tahun
2013. 1.4 Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan penulis tentang hubungan karakteristik ibu dan tingkat
sosial ekonomi keluarga dengan kasus balita gizi buruk pada keluarga petani karet.
2. Sebagai bahan masukan terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan
balita gizi buruk di wilayah kerja binaan WVI ADP Nias di Kabupaten Nias. 3.
Sebagai bahan informasi bagi WVI ADP Nias di Kabupaten Nias tentang kasus balita gizi buruk pada keluarga petani.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anak Balita
Anak balita usia 1-5 tahun usia prasekolah merupakan usia dalam daur kehidupan dimana pertumbuhan tidak sepesat pada masa bayi, tetapi aktivitasnya
banyak, masa yang menentukan dalam tumbuh kembangnya, yang akan menjadi dasar terbentuknya manusia seutuhnya. Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah masa balita. Hal ini dikarenakan pada masa balita pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Balita yang dalam
masa pertumbuhan ini merupakan kelompok yang rentan terhadap adanya perubahan dalam konsumsi makanan. Balita juga merupakan kelompok umur yang rawan
dengan gizi dan penyakit, kelompok yang paling rawan menderita akibat gizi, kurang kalori protein. Ada beberapa faktor yang menyebabkan usia ini rawan gizi dan
kesehatan, antara lain : Adriani, 2012 1.
Anak balita usia 1-5 tahun masih berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.
2. Biasanya anak sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh sehingga
perhatian ibu sudah berkurang. 3.
Usia ini anak sudah mulai main tanah dan sudah bias main di luar rumah sendiri, sehingga lebih mudah terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang
memungkinkan anak untuk terinfeksi dengan berbagai penyakit.
Universitas Sumatera Utara
4. Anak sudah biasa mengurusi dirinya sendiri seperti bermain dan termasuk dalam
pemilihan makanan, sehingga kadang kala ibu tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak.
Untuk mencegah anak balita ini mengalami masalah gizi, maka perlu dipelajari pentingnya peranan gizi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam
masa pertumbuhan dan perkembangannya. Adapun yang menjadi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, yaitu : kasih sayang dan perlindungan yang
optimal, imunisasi dasar dan suplementasi kapsul vitamin A, pendidikan dan pengasuhan dini pada orang tua terlebih pada ibunya, perawatan kesehatan dan
pencegahan kecacatan dan cedera, mendapatkan lingkungan yang sehat dan aman dan mendapat makanan bergizi seimbang, sejak lahir sampai enam bulan hanya diberi
ASI saja, sesudah enam bulan sampai dua tahun ASI ditambah makanan pendamping ASI Istiany, 2003.
Menurut Worthington-Roberts dan William 2000, zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan, mengatur proses dalam tubuh, menyediakan energi dalam tubuh dan
juga mempengaruhi kualitas kecerdasan dan perkembangan anak di masa mendatang. Pertumbuhan bayi selama satu tahun setelah kelahiran sangat cepat. Pada tahun ini
merupakan masa yang sangat kritis dalam kehidupan bayi, bukan hanya pertumbuhan fisik yang berlangsung dengan cepat, tetapi juga pertumbuhan psikomotor dan
akulturasi yang terjadi dengan cepat. Bayi normal akan mengalami pertambahan berat badannya sebanyak tiga kali lipat, sedangkan panjang badannya sebanyak 50 . Pada
masa ini lah anak balita perlu memperoleh zat gizi dari makanan sehari-hari dengan jumlah yang tepat dan kualitas yang baik Gibney, dkk 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Makanan Untuk Anak Balita
a. ASI
ASI adalah makanan yang kaya campuran makanan yang sangat mengandung gizi. ASI merupakan makanan utama paling baik bagi bayi hingga umur dua tahun,
dan dianjurkan memberikannya secara ekslusif selama enam bulan pertama. ASI air susu ibu memiliki unsur-unsur yang memenuhi semua kebutuhan bayi selama
periode sekitar 6 bulan, tetapi harus diperhatikan pertumbuhan bayi pada periode tersebut, karena tidak semua ibu memproduksi ASI yang cukup. Selain itu ASI juga
merupakan makanan yang higienis, murah, mudah diberikan dan sudah tersedia bagi bayi. Berbeda dengan susu formula atau makanan tambahan yang diberikan secara
dini pada bayi. Susu formula sangat susah diserap usus bayi sehingga dapat menyebabkan susah buang air besar pada bayi. Proses pembuatan susu formula yang
tidak steril menyebabkan bayi rentan terkena diare. Hal ini akan menjadi pemicu terjadinya kurang gizi pada anak dan akibat dari kurang gizi anak lebih mudah
terserang penyakit infeksi Depkes, 2004. ASI merupakan pilihan yang terbaik bagi bayi karena di dalamnya
mengandung antibodi dan lebih dari 100 jenis zat gizi seperti AA, DHA, taurin dan spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. DHA dan AA adalah asam lemak
tak jenuh berantai panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal, sehingga dapat menjamin untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak Yuliarti,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Pemberian ASI dianjurkan sampai anak berumur 2 tahun. Pemberian ASI merupakan hal yang sangat membantu bagi ibu dan anak bukan hanya memberikan
asupan nutrisi dan energi yang memadai, tetapi juga asuhan psikososial melalui pembentukan ikatan kasih sayang dengan ibu dan anak juga kesehatan melalui unsur
imunologik yang ada pada ASI. Tidak ada jadwal khusus untuk pemberian ASI pada bayi Soekidjo, 2011.
b. Makanan Pendamping ASI