- R Response
: Kewaspadaan masyarakat terhadap kriminalitas Stimulus dari penelitian adalah tayangan berita kriminal Reportase Investigasi
karena tayangan tersebut yang dapat memberi pengaruh atau tidak berpengaruh terhadap komunikan yang mengikutinya. Tergantung kepada komunikanorganism
yang menontonnya dan setelah mereka menonton tayangan berita kriminal Reportase Investigasi di Trans TV komunikan yang dapat merespon tayangan tersebut. Apakah
mereka menciptakan respon yang baik atau yang buruk setelah menonton tayangan tersebut. Semakin kuat isi pesan yang disampaikan oleh stimulus tayangan tersebut
maka respon komunikan semakin meningkat. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumbernya kepada
khalayak melalui saluran tertentu De Vito,1976:123. Sedangkan menurut Effendi 1993:5 komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu atau memberi sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.
II.4. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa
Media Komunikasi massa mempunyai pengertian sebagai saluran atau media yang dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa dan biasa disebut
dengan media massa yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio, televisi dan film yang memiliki sifat-sifat tersendiri.
Televisi memiliki ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya
menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. Effendy, 1993 :21 Televisi sebagai media komunikasi massa memiliki tiga fungsi, yaitu :
1. Fungsi Penerangan
Universitas Sumatera Utara
Televisi dianggap mampu sebagai media yang menyampaikan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan pula oleh dua faktor yang terdapat pada media
massa audio visual tersebut, pertama adalah faktor immediacy langsung dan dekat , dan kedua adalah faktor realism kenyataan
2. Fungsi Pendidikan Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan
kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. 3. Fungsi Hiburan
Selain dari kedua fungsi diatas, fungsi lain yang melekat erat secara dominant ada pada televisi adalah fungsi hiburan.
II.5. Berita II.5.1 Pengertian Berita
Banyak definisi berita atau news yang dapat diketahui dari berbagai literature yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangannya dari sudut yang berlainan.
Kalau kita periksa kamus, maka kita akan menemui perumusan berita sebagai : “laporan tentang suatu kejadian yang terbaru, atau keterangan yang baru tentang suatu
peristiwa” Menurut William S. Mausby mendefinisikan Berita dapatlah dibataskan
sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti yang penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para
pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita,
karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan kaidah-kaidah yang ada dalam ilmu jurnalistik yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik, baik cetak maupun elektronik.
Sementara itu, Dr. Williard C. Blayer mendefinisikan Berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia
dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut.
Sedangkan batasan atau definisi berita dalam arti teknis jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi, yang dapat
menarik perhatian, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan
ketegangan. Dari beberapa pengertian berita yang telah disebutkan, dapatlah ditarik suatu
garis umum, bahwa berita-berita itu haruslah menarik perhatian penonton. Adapun unsur-unsur berita menurut Haris Sumandiria Haris S, 2005 : 80-92 adalah sebagai
berikut : 1.
Berita itu haruslah termasa baru Berita baru yang masih hangat akan menarik perhatian penonton daripada berita
yang sudah agak lama terjadinya atau sudah basi. 2. Jarak dekat jauhnya lingkungan yang terkena berita
Jarak terjadinya suatu berita dengan tempat berita itu dipublisir mempunyai arti yang penting. Penonton lebih senang menonton berita yang disiarkan tentang kejadian
di daerahnya daripada kejadian di luar daerahnya. 3. Penting ternama tidaknya orang yang diberitakan
Maksudnya disini, berita yang disajikan menampilkan orang yang benar-benar dikenal umum. Bukan hanya nama-nama yang penting dan terkenal saja yang
Universitas Sumatera Utara
mempunyai nilai berita, tetapi juga tempat-tempat yang terkenal dan penting, menentukan pula nilai suatu berita.
4. Keluarbiasaan keanehan dari berita Sesuatu yang aneh dan luar biasa selalu menarik perhatian orang.
5. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita itu Dalam hubungannya dengan sifat manusia yang egosentris, seperti pendapat Carl
Warren, maka segala sesuatu yang langsung akan memberikan akibat pada dirinya akan menarik perhatiannya.
6. Ketegangan yang ditimbulkan oleh berita Penonton dirangsang dengan perasaan ingin tahu akan kelanjutan dari
pemberitaan kemarin. Unsur ketegangan memgang peranan penting yang turut menentukan nilai suatu berita. Semakin misterius soal yang diberitakan, semakin
tinggi ketegangan yang ditimbulkannya, dan semakin tinggi pula nilai beritanya. 7. Seks yang ada dalam pemberitaan
8. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan Manusia senang dengan kemajuan, sehingga segala kemajuan merupakan unsur
berita yang menambah nilai berita. 9. Pertentangan conflict yang terlibat dalam berita
Pertentangan antara satu dengan lainnya selalu menarik perhatian penonton. 10. Human Interest
Sebenarnya, ditinjau dari segi kepentingan atau akibat, berita human interest menghendaki keahlian melukiskannya, agar beritanya dapat menarik pembaca.
11. Emosi yang ditimbulkan berita
Universitas Sumatera Utara
Manusia sebagai mahluk sangat dipengaruhi pula oleh emosi. Diantara emosi itu adalah simpati. Simpati yang ditimbulkan oleh sesuatu berita, selalu menarik
perhatian penonton.
II.5.2. Jenis Berita
Jenis berita dapat dibagi berdasarkan 4 hal pokok, yaitu : a. Berdasarkan sifat kejadian berita, terbagi atas :
1. Berita yang diduga, yakni berita-berita yang sudah diduga akan terjadi. 2. Berita yang tidak diduga, yakni berita-berita yang kejadiannya tidak
terduga sama sekali, yang terjadi secara tiba-tiba. b. Berdasarkan soal atau masalah yang dicakup berita, terbagi atas :
1. Berita Politik 2. Berita Ekonomi
3. Berita Kejahatan atau kriminalitas 4. Berita Kecelakaan atau kebakaran
5. Berita Olah Raga 6. Berita Militer
7. Berita Ilmiah 8. Berita Pendidikan
9. Berita Agama 10. Berita Pengadilan
11. Berita Dunia Wanita 12. Berita Manusia dan Peristiwa
c. Berdasarkan jarak kejadian dan publikasi berita d. Berdasarkan isi berita
Universitas Sumatera Utara
II.6. Berita Kriminal
Berita kriminal atau berita kejahatan sebagai salah satu jenis berita dalam penggolongannya, yang termasuk berita-berita kriminal adalah segala kejadian yang
melanggar peraturan dan undang-undang negara. Jadi dapatlah disebutkan bahwa yang termasuk berita-berita kriminal adalah pembunuhan, penodongan, pemalsuan,
pencopetan, perampokan, penggelapan dan sebagainya yang melanggar undang-
undang negara.
Hans Schneider dalam bukunya “Crime in the news media” menjelaskan mengapa suatu kejahatan itu menjadi berita berharga, berdasarkan pendapat Emile
Durkheim. Durkheim seorang sosiologis fungsionalis menjelaskan bahwa perilaku menyimpang dan kriminalitas mempunyai fungsi positif dalam suatu masyarakat.
Artinya kriminalitas itu dibutuhkan karena itu Schneider setuju jika media fokus kepada berita-berita kriminal, dari mulai penyelidikan sampai kepada penghukuman
semuanya menghasilkan cerita yang bermoral. Sedangkan Jack Katz dalam bukunya “What makes crime news?” memiliki
pandangan yang berbeda dengan Schneider dalam mengintepretasikan signifikan sosial berita kriminal. Katz mengatakan bahwa publik mungkin dalam kenyataannya
dapat mengidentifikasikan kriminalitas lebih dari sekedar kejahatan itu atau sekelompok polisi yang berusaha menangkap pelaku kriminal. Oleh karena itu Katz
tidak menyetujui jika berita-berita kriminal mendominasi media. Berita di tv, yang menyajikan berita-berita kriminal tentu saja memiliki
dampak negatif pada lingkungan sosial kita. Pada dasarnya berita kriminal tersebut memberikan suatu kebenaran yang berisikan kebohongan. Meskipun seharusnya
difokuskan kepada fakta dan analisis obyektif, namun untuk tujuan bisnis penyiaran
Universitas Sumatera Utara
berita kriminal seringkali didramatisir, untuk menarik perhatian pemirsa sehingga dalam menyiarkan berita kriminal tersebut digunakan motto “if it bleds, it leads”.
Secara jurnalistik disebutkan bahwa berita kriminal adalah laporan berita yang murah dan menarik perhatian. Karena stasiun tv menayangkan berita-berita kriminal
dapat mengurangi jumlah pekerjanya sebab adegan visual dan jalan cerita story line dihasilkan oleh suatu peristiwa kriminal itu sendiri dan pada waktu yang sama dapat
meningkatkan rating acara itu sendiri. Hal itu pulalah yang menyebabkan berita-berita kriminal mendominasi siaran-siaran berita sedangkan topik-topik politik, pendidikan,
ekonomi rata-rata hanya menjadi pusat perhatian kedua bagi pemirsa kecuali pada hari-hari menjelang pemilihan.
Tadjuddin Nur Hamid Nasution, 1991 : 62 mengemukakan ada tiga gaya pemberitaan dalam pemuatan berita kriminal. Pertama, gaya pemberitaan yang
realistik, dimana peristiwa kriminal disajikan sesuai fakta dengan menyertakan modus operasi kejahatan dan penyidikan serta korbannya secara jelas. Kedua, gaya
pemberitaan yang berlebih-lebihan, yaitu pemberitaan yang berusaha menarik perhatian dan emosi khalayak dengan menampilkan berita yang detail dengan gaya
bahasa yang emosional, sensasional, dan sejenisnya, sehingga dapat melahirkan sikap- sikap dan perilaku benci, cemas, takut, malu, dendam bagi pihak korban, dan
kecendrungan meniru bagi golongan masyarakat yang potensial kriminal. Ketiga, gaya pemberitaan yang menutup-nutupi, tidak lengkap atau sebagian dengan simbol-
simbol, karena pertimbangan-pertimbangan tertentu, baik untuk kepentingan keamanan maupun untuk kepentingan korban, dpata berakibat tidak lengkapnya
informasi sehingga tidak dapat memberi masukan bagi kebijaksanaan penyelesaiannya. Akibat lanjut, masyarakat tidak memahami keadaan sesungguhnya,
Universitas Sumatera Utara
lalu muncul persepsi yang keliru dan penafsiran bermacam-macam yang pada gilirannya mengakibatkan keresahan masyarakat.
II.7. Kewaspadaan Pengertian kewaspadaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia