Manusia Menuju Mahsyar dengan Cara yang Berbeda-beda Orang Islam dan Orang Kafir Dipisahakan Oleh Dinding Mahsyar

cvi ketidakberdayaan yang tidak bisa ditolong oleh orang lain dan segala sesuatu yang ada di atas dunia ini digambarkan denga efek yang sangat mengerikan di dalam Al-Quran: “Pada Hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup sangat menyibukkannya.” QS. An-Nazi’at: 34-37 Pada saat itu, manusia ingin membeli kebebasannya dengan “emas dan segala perhiasan di dunia” tetapi keinginan ini ditolak. Semua manusia akan berkumpul dalam keadaan telanjang, tanpa sehelai benang yang menutupinya dan dalam keadaan tidak dikhitan bagi laki-laki. Mereka tidak merasa risih dengan keadaan mereka atau sibuk memperhatikan aurat sesame mereka yang terlihat, karena tidak ada lagi dalam benak mereka untuk memikirkan hal-hal seperti itu, mereka hanya disibukkan oleh memikirkan ketentuan yang akan dijatuhkan kepada mereka. Urusan pada hari itu jauh lebih dahsyat dari sekedar melihat aurat, urusan pada saat itu merupakan penantian penentuan keputusan abadi yang akan diterimanya. Keputusan yang berakhir dengan kebahagiaan abadi atau kesengsaraan yang tiada henti. Sabda Nabi saw diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata: “Pada hari kiamat, umat manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar tanpa alas kaki, tanpa mengenakan pakaian dan tidak dikhitan”. Aku Aisyah bertanya kepaqda beliau Rasulullah: “Ya Rasulullah apakah laki-laki dan perenpuan akan bercampur baur dan saling melihat aurat satu sama lainnya?”. Rasulullah Saw bersabda: “Hia Aisyah, urusan mereka pada saat itu jauh lebih besar dari pada keinginan untuk saling melihat.” HR. Bukhari dan Muslim

4.2.3.1. Manusia Menuju Mahsyar dengan Cara yang Berbeda-beda

Universitas Sumatera Utara cvii Manusia digiring menuju mahsyar dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang berjalan dengan cepat seperti burung terbang, ada yang berjalan dengan kecepatan sedang seperti lalat terbang dan ada pula yang berjalan dengan lambat seperti berjalannya seekor ular dan ulat yang berjalan dengan perut mereka. Semua itu sesuai dengan tingkat amal masing-masing. Meski begitu akhirnya semua akan sampai pula ke Mahsyar. Seperti di sebutkan di dalam HK sebagai berikut: “sudah dihimpun malaikat setengahnya nan bagai burung terbang setengahnya nan bagai lalat terbang setengahnya berjalan bagai ular lamalah pula antaranya dapatlah pula satu padang bernama padang mahsyar.” HK. Hal. 12 brs. 7-11 Peristiwa penggiringan manusia ke mahsyar juga disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi sebagai berikut: Dari Abu Hurairah ra Ia berkata: ‘Rosulullah saw bersabda: ”Pada hari kiamat manusia akan dikumpulkan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah orang-orang yang berjalan kaki, kelompok ke-dua adalah orang-orang yang menunggang kendaraan dan kelompok ke-tiga adalah orang-orang yang berjalan dengan wajah mereka”. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mereka berjalan dengan wajah mereka?” Nabi menjawab: “Sesungguhnya Allah yang membuat mereka mampu berjalan dengan kedua kaki mereka juga mampu membuat mereka berjalan dengan wajah mereka. Adapun mereka, sesungguhnya dengan wajahnya berupaya menghindari setiap gundukan tanah dan duri.” HR. Imam Tirmidzi

4.2.3.2. Orang Islam dan Orang Kafir Dipisahakan Oleh Dinding Mahsyar

Setelah sampai di mahsyar, manusia akan dikelompokkan sesuia dengan keadaannya waktu di dunia. Orang-orang Islam akan dikelompokkan bersama-sama dengan orang-orang Islam dan orang-orang yang kafir akan ditempatkan bersama-sama Universitas Sumatera Utara cviii dengan orang-orang kafir dan mereka di antara orang Islam dan kafir akan dipisahkan oleh dinding mahsyar. Mahsyar akan terbelah menjadi dua bagian oleh dinding mahsyah, bagian sebelah kanan akan ditempati oleh orang-orang yang beriman orang-orang Islam dan bagian sebelah kiri akan ditempati oleh orang-orang kafir. Disebutkan dalam HK sebagai berikut: “berhimpunlah di sana isinya alam tidak seorang lagi tinggal kafir dan Islam semuanya jadi belah dinding mahsyar sebelah dihuni oleh kafir sebelah dihuni orang Islam di kanan Adam.” HK. Hal. 12 brs. 11-15 Dalam kutipan di atas disebutkan bahwa semua isi alam digiring dan dimasukkan ke dalam mahsyar menjadi satu. Setelah semua masuk ke mahsyar kemudian mahsyar terbelah menjadi dua bagian dipisahkan oleh sebuah dinding yang memisahkan antara orang-orang kafir dan orang-orang Islam. 4.2.3.3. Semua Hak Manusia Yang Berkaitan Dengan Manusia Lain Haq Al- Adami Yang Belum Selesai Di Dunia, Diperhitungkan Di Akhirat Mahsyar Manusia dalam menjalani kehidupan di dunia tak bisa terlepas untuk berhubungan dengan orang lain, baik secara langsung maupun dengan cara tak langsung. Hubungan manusia dengan sesamanya ini disebut Hablum Minan-Nas. Hubungan dengan sesama ini menuntut adanya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi di antara mereka, dan hubungan ini tidak akan pernah putus atau selesai sampai kapan pun sebelum hak dan kewajiban masing-masing terpenuhi. Di antara hubungan yang menuntut hak dan kewajiban adalah hubungan hutang-piutang, baik secara material maupun dengan Universitas Sumatera Utara cix perkataan janji dan lain sebagainya, orang yang berhutang atau berjanji memiliki kewajiban melunasi dan orang yang memberikan pinjaman ataupun pihak yang dijanjikan berhak menagihnya. Seandainya di dunia hak dan kewajiban tersebut belum terlaksana maka akan diperhitungkan nanti di akhirat mahsyar. Diceritakan dalam HK sebagai berikut: “Di sana tiyap kawan utang piutang dalam dunia baik piutang dangan emas baik pihutang dengan kata suatu warah tidak hilang hilu mahilulah di sana pegang memeganglah disana tidak siapa mehukum hanya kembali pada Allah.” HK. Hal. 13 brs. 1-6 begitulah aturan yang diterapkan dalam Islam yang berkaitan dengan kehidupan di dunia selalu akan berkaitan dengan kehidupan di akhirat nanti, dan perhitungan di akhirat sesuai dengan kehendak Allah swt Zat yang Maha Adil.

4.2.3.4. Panas Matahari, Keringat dan Naungan Allah