cxviii
QS. Al-Kahfi: 49
Peristiwa hisab ini terjadi setelah adanya syafaat, disebutkan dalam HK sebagai berikut:
“Lamalah pula antaraya turunlah malaikat dari lagit membawa suratan seorang2 lalu dia goyanglah suratan diri dosa pahala insan nyatalah di
dalam untung diri jika amal itu sungguh sedikit malah suratan jika amal itu panjang maha besar2 mata memandang suratan banyak dosanya
serahkan untung pada Allah lamalah.” HK. Hal. 18, brs. 6-11
Penggalan teks di atas menceritakan bahwa setelah beberapa lama manusia menunggu di mahsyar, malaikat turun dari langit membawa catatan amal manusia
kemudian menggoyangnya dan melayang jatuh catatan amal itu kepada masing-masing orang sesuai amal perbuatan masing-masing. Jika – catatan amal yang diterimanya –
dilihat sedikit kebaikannya dan bayak kejelekannya maka mereka segera menutup matanya atau memalingkan wajahnya karena merasa hina dan menyesal serta takut akan
siksa, dan jika dilihat banyak amal baiknya dari pada amal jeleknya maka mereka segera melihatnya dengan gembira. Orang-orang yang bayak dosanya, mereka akan pasrah
menyerahkan keberuntungannya pada Allah semata.
4.2.6.1. Amal yang Pertama Kali Dihisab Adalah Shalat
Amal yang pertama kali dihisab di akhirat adalah shalat, jika shalat seorang hamba baik maka dia memperoleh kemenangan dan bebas dari siksa Allah, dan jika
shalat seorang hamba jelek, sungguh ia termasuk orang yang rugi dan sia-sia semua amalnya. Rasulullah saw bersabda:
Universitas Sumatera Utara
cxix
“Sesungguhnya yang mula-mula dihisab dari amal seorang hamba di hari kiamat ialah shalatnya. Maka jika shalatnya baik, menanglah dia dan
bebas dari siksaan Allah, dan jika rusak shalatnya sungguh rugilah dia dan sia-sia amalnya. Maka apabila kurang sesuatu dari shalatnya yang
fardhu, berkatalah Tuhan Azza wa Jalla: ‘Lihatlah pada hambaku itu apakah ada ibadah tambahan sunnatnya atau tidak? Jika ada, maka
dengan itu disempurnakan kekurangan-kekurangan ibadah fardhunya.’ Kemudian, berlakulah semua amal ibadahnya dengan cara demikian.”
HR. Imam Tirmidzi
Disebutkan dalam HK sebagai berikut: “Datanglah kata malaikat berdiri kamu semuhanya sembahyanglah
kamu semuhanya janganlah tinggal seorang jua lalu berdiri orang banyak hendak sembahyang hanya lama sembahyanglah orang
semuhanya tidaklah pula boleh enggan jika enggan kena cemeti sembahyang tidak lah pula juga pengukuh sudah faham sudah biyasa
sudah jadi darah daging barang siapa tidak sembahyang dalam dunia apa gerangang nan disitu orang membaca diri diyam orang pun
rukung’ diri tinggal takarlah pinggang bagai besi orang lah sudah nan sembahyang diri tegak2 juwa lalu berkata malaikat mengapalah diri
tidak sama tidaklah pandai padanya lalu berkata malah pula wa cilakuwa wa badan diri untung kemana dikenakan hanya tersyerah pada
Allah.” HK. Hal. 18 brs. 12-13 dan hal. 19 brs. 1-12
Teks tersebut menceritakan dengan sangat menakjubkan tentang amal yang pertama kali dihisab di akhirat yaitu shalat. Dikisahkan bahwa setelah semua manusia
menerima catatan amalnya masing-masing, kemudian tidak berapa lama malaikat turun dari langit sambil memerintahkan semua manusia berdiri untuk mengerjakan shalat.
Semua manusia berdiri dan mengerjakan shalat seperti saat melaksanakan shalat di dunia tanpa ada yang tertinggal satupun. Mereka semua bertakbir, ruku’, i’tidal, sujud dan
seterusnya hingga selaesai. Shalat sudah mendarah daging dan merupakan hal yang mudah untuk dikerjakan tanpa adanya kesulitan bagi orang yang di dunia biasa
melakukannya. Namun, bagi orang yang di dunia tidak pernah melaksanakan shalat
Universitas Sumatera Utara
cxx
mereka akan mengalami kesulitan yang amat sangat. Saat semuanya membaca bacaan shalat mereka hanya diam, saat semuanya mengerjakan ruku’ dia tetap saja berdiri tegak
seolah-olah punggungnya terbuat dari besi yang kaku tanpa bisa dibengkokkan, hingga yang lain selesai mengerjakan shalat, mereka tetap saja berdiri tegak tidak bisa berbuat
apa-apa. Kemudia ditanya oleh malaikat “mengapa kamu berbeda dengan yang lainnya, tidak bisa mengerjakan shalat?” orang ini tidak bisa menjawab dan dalam hatinya
mengatakan “aduh celakalah badan, kemana untung dicari?” dan akhirnya semua dipasrahkan ke hadirat Tuhannya.
Keterangan dalam terks-teks hadis dan kisah-kisah seputar hari kiamat hanya menyebutkan bahwa amal yang pertama kali di hisab adalah shalat. Dalam
pelaksanaannya semua manusia hanya diberi pertanyaan kemudia dilihat dari catatan amalnya serta dipersaksikan oleh anggota tubuh, tempat yang dipakai untuk shalat, waktu
dan lain sebagainya apakah benar-benar seseorang itu melaksanakan shalat atau tidak. Namun, dalam naskah tersebut untuk membuktikan apakah benar seseorang itu
melaksanakan shalat atau tidak ketika masih di dunia, pembuktian itu dilakukan dengan cara mempraktekkan shalat itu secara langsung di akhirat. Jika benar seseorang itu
melaksanakan, maka dia tidak akan mengalami kesulitan untuk mengerjakannya, karena sudah menjadi kebiasaan dan sudah mendarah daging dalam jiwa seseorang ketika masih
di dunia. Apabila seseorang itu dalam dunia tidak pernah melaksanakan shalat maka dia tidak akan mampu melaksanakannya.
4.2.6.2. Tentang Mizan Timbangan