Teori Filologi Landasan Teori

xix pengetahuan tentang serangkaian fakta saja Koentjaraningrat, 1977: 19. Senada dengan pendapat di atas, Abdullah 1989: 4 memperjelas lagi dengan menyatakan bahwa “secara operasional, kedudukan teori di dalam suatu penelitian adalah sebagai kerangka orientasi untuk menganalisis dan mengklasifikasi fakta”. Oleh karena itu penulis akan menguraikan teori yang digunakan untuk menganalisis data sebagai jalan keluar dalam penelitian ini.

1.4.1 Teori Filologi

Filologi adalah ilmu yang berusaha mempelajari dan memahami seluk-beluk tentang naskah-naskah lama karya sastra lama. Filologi merupakan satu disiplin ilmu yang diperlukan untuk suatu upaya penelitian yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka menggali nilai-nilai budaya masa lampau. Kandungan nilai yang tersimpan dalam suatu karya tulisan masa lampau tersebut pada hakekatnya merupakan suatu budaya, produk dari kegiatan kemanusiaan yang berhubungan dengan buah pikiran, perasaan, keparcayaan, adat kebiasaan dan nilai-nilai yang berklaku dalam suatu masyarakat Baried, 1994: 2. Menurut Djamaris 1977: 23, ada enam cara kerja penelitian filologi, yaitu inventarisasi naskah, deskripsi naskah, perbandingan naskah, dasar-dasar penentuan naskah yang akan ditransliterasi, singkatan naskah atau garis besar isi naskah, dan transliterasi naskah atau transkripsi naskah. Langkah penelitian filologi yang dilakukan penulis dalam menganalisis HK ini adalah inventarisasi naskah, deskripsi naskah, singkatan naskah atau garis besar isi naskah, dan transliterasi naskah dalam bentuk suntingan teks. Universitas Sumatera Utara xx Inventarisasi naskah dilakukan sebagai langkah awal dalam penelitian filologi dengan mendata naskah yang terdapat di berbagai perpustakaan universitas, museum yang biasa menyimpan naskah, atau naskah yang disimpan oleh kolektor pribadi. Setelah selesai mendata naskah yang akan diteliti sebagai obyek penelitian, langkah selanjutnya adalah membuat uraian atau deskripsi naskah mengenai keadaan naskah secara terperinci Djamaris, 1977: 24-25. Setelah menguraikan deskripsi naskah dengan terperinci, langkah berikutnya dengan membuat garis besar isi naskah yang bertujuan untuk memudahkan pengenalan isi naskah. Dalam menyusun garis besar isi naskah, harus dicantumkan halaman-halaman naskah secara cermat, sehingga dengan mudah dapat diketahui halaman yang menjadi bagian cerita itu dimulai dan selesai diikhtisarkan Djamaris, 1977: 29. Cara kerja penelitian filologi berikutnya dengan mentransliterasi teks HK, dalam transliterasi naskah mungkin ditemukan beberapa kesalahan dalam teksnya, maka kesalahan tersebut dicatat dalam apparatus criticus. Yang dimaksud transliterasi adalah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Sedangkan transkripsi adalah gubahan teks dari satu ejaan ke ejaan lain Djamaris, 1977: 29.. Naskah yang telah ditransliterasi akan memudahkan pembaca memahami isi teksnya. Kemudian, hasil transliterasi ini dipakai sebagai sumber data primer. HK merupakan naskah yang masih ditulis dengan Huruf Jawi atau Arab Melayu maka diperlukan adanya transliterasi, untuk mendapatkan tulisan latin dalam bahasa melayu. Dalam penelitian ini proses selanjutnya adalah suntingan teks dengan tujuan agar teks dapat dibaca dengan mudah oleh kalangan yang lebih luas Djamaris, 2002 : 30. Salah satu isi suntingan teks dalam penelitian ini adalah kritik teks dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara xxi metode edisi naskah tunggal karena hanya terdapat satu naskah tunggal yang berhasil penulis temukan. Edisi naskah tunggal ini menurut Baried 1994: 67 dapat ditempuh dengan dua cara, yang pertama edisi diplomatik yaitu menerbitkan naskah seteliti- telitinya tanpa mengadakan perubahan dan tanpa penambahan sesuatu pun. Dalam bentuknya yang paling sempurna, edisi diplomatik adalah naskah asli yang direproduksi fotografis. Hasil dari reproduksi fotografis itu disebut faksimile. Edisi ini biasanya digunakan pada teks-teks yang sakral dan mengandung unsure magis. Cara yang kedua adalah edisi standar atau edisi kritik yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan denga ketentuan yang berlaku. Diadakan pengelompokan kata, pembagian kalimat, digunakan huruf besar, pungtuasi, dan diberikan pula komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks. Hasil dari edisi standar adalah kritik teks. Dalam penelitian ini penulis lebih cenderung menggunakan metode yang kedua, yaitu edisi diplomatik yang memungkinkan diadakannya pembetulan terhadap teks.

1.4.2 Religiusitas