sejumlah  air  di  dalamnya,  sehingga  menimbulkan  bau  tengik.  Reaksi  demikian dikatalisis  oleh  asam,  basa,  atau  enzim  tertentu  seperti  enzim  lipase.  Lemak  dan
minyak  yang  sangat  tengik  mempunyai  keasaman  yang  rendah.  Proses  ketengikan dapat  dihambat  salah satunya dengan penambahan zat  antioksidan seperti  vitamin E,
vitamin C, polifenol, dan hidroquinon. Yazid,2006
2.3 Sifat-Sifat Lemak Atau Minyak
Sifat  fisikokimia  lemak  dan  minyak  berbeda  satu  sama  lain,  tergantung  pada sumbernya.  Secara  umum,  bentuk  trigliserida  lemak  dan  minyak  sama,  tetapi
wujudnya berbeda. Dalam pengertian sehari- hari, disebut lemak jika berbentuk padat pada suhu kamar dan disebut minyak jika berbentuk cair pada suhu kamar.
2.3.1 Sifat Fisika Minyak Dan Lemak
1. Kelarutan Lemak  dan  minyak  tidak  larut  dalam  air.  Namun  karena  adanya  suatu  substansi
tertentu,  yang  dikenal  sebagai  agensia  pengemulsi,  dimungkinkan  terbentuknya campuran  yang stabil antara lemak dan air. Campuran ini dinamakan emulsi.  Lemak
dan  minyak  larut  dalam  pelarut  organik  seperti  minyak  tanah,  eter  dan  karbon tetraklorida.
2. Pengaruh Panas Jika  lemak  dipanaskan,  akan  terjadi  perubahan-perubahan  nyata  pada  tiga  titik  suhu
yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Titik Cair Lemak  mencair  jika  dipanaskan.  Karena  lemak  adalah  campuran  trigliserida
mereka  tidak  mempunyai  titik  cair  yang  jelas  tetapi  akan  mencair  pada  suatu rentangan suhu. Kebanyakan lemak mencair pada suhu antara 30
C dan 40 C.
Titik Asap Jika  lemak  atau  minyak  dipanaskan  sampai  suhu  tertentu,  dia  akan  mulai
mengalami  dekomposisi,  menghasilkan  kabut  berwarna  biru  atau  menghasilkan asap  dengan  bau  karakteristik  yang  menusuk.  Kebanyakan  lemak  dan  minyak
mulai  berasap  pada  suhu  di  atas  232 C.  Pada  umumnya,  minyak  nabati
mempunyai titik asap lebih tinggi daripada lemak hewani. Titik Nyala
Jika  lemak  dipanaskan  hingga  suhu  yang  cukup  tinggi,  dia  akan  menyala.  Suhu ini dikenal sebagai titik nyala. Minyak yang terbakar jangan dimatikan dengan air
karena akan menyebarkan atau memperluas kebakaran. Matikan alat pemanas dan oksigen  dihentikan  dengan  menutup  wadah  minyak  yang  terbakar  dengan  tutup
atau selimut.
3. Plastisitas Substansi  yang  mempunyai  sifat  plastis  akan  berubah  bentuknya  jika  ditekan,  dan
tetap pada bentuk terakhirnya meskipun sudah tidak ditekan lagi dan tidak kembali ke bentuk asalnya. Lemak bersifat plastis pada suhu tertentu, lunak dan dapat dioleskan.
Plastisitas  lemak  disebabkan  karena  lemak  merupakan  campuran  trigliserida  yang masing-masing  mempunyai  titik  cair  sendiri-sendiri  yang  artinya  pada  suatu  suhu,
sebagian  dari  lemak  akan  cair  dan  sebagian  lagi  dalam  bentuk  kristal-kristal  padat.
Universitas Sumatera Utara
Lemak  yang  mengandung  kristal-kristal  kecil,  akibat  dari  poses  pendinginan  cepat selama proses pengolahannya akan memberikan sifat lebih plastis. Gaman,1992
2.3.2 Sifat Kimia Minyak Dan Lemak