Lemak  yang  mengandung  kristal-kristal  kecil,  akibat  dari  poses  pendinginan  cepat selama proses pengolahannya akan memberikan sifat lebih plastis. Gaman,1992
2.3.2 Sifat Kimia Minyak Dan Lemak
1. Hidrolisa Dalam  reaksi  hidrolisa,  minyak  atau  lemak  akan  diubah  menjadi  asam-asam  lemak
bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak  terjadi  karena  terdapatnya  sejumlah  air  dalam  minyak  atau  lemak  tersebut.
Reaksi  ini  akan  mengakibatkan  ketengikan  hidrolisa  yang  menghasilkan  flavor  dan bau tengik pada minyak tersebut.
Lipase dapat terkandung secara alami pada lemak dan minyak, tetapi  enzim itu dapat diinaktivasi dengan pemanasan. Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh reaksi
ini  dapat  memberikan  rasa  dan  bau  tidak  sedap.  Ketengikan  dapat  dikurangi  dengan penyimpanan lemak dan minyak dalam tempat  yang dingin dan gelap dengan wadah
bukan logam dan dijaga agar lemak selalu terbungkus.
2. Oksidasi Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
minyak  atau  lemak.  Terjadinya  reaksi  oksidasi  ini  akan  mengakibatkan  bau  tengik pada  minyak  dan  lemak.  Ketengikan  menyatakan  rusaknya  lemak  dan  minyak.  Ini
terjadi karena hasil reaksi antara trigliserida tidak jenuh dan oksigen diudara.  Lemak dan  minyak  yang  teroksidasi  akan  membentuk  peroksida  dan  hidroperoksida  yang
dapat  terurai  menjadi  aldehida,  keton,  dan  asam-asam  lemak  bebas.  Hasil  oksidasi
Universitas Sumatera Utara
tidak  hanya  mengakibatkan  rasa  dan  bau  yang  tidak  enak,  tetapi  dapat  pula menurunkan nilai gizi karena kerusakan vitamin dan asam-asam lemak esensial dalam
lemak.  Reaksi  oksidasi  dipercepat  dengan  adanya  cahaya,  pemanasan,  atau  katalis logam seperti Cu, Fe, Co, dan Mn. Lemak dan minyak yang sangat tengik mempunyai
keasaman yang rendah.
3. Hidrogenasi Proses  hidrogenasi  sebagai  suatu  proses  industri  yang  bertujuan  untuk  menjenuhkan
ikatan rangkap dari karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini  dilakukan  dengan  menggunakan  hidrogen  murni  dan  ditambahkan  serbuk  nikel
sebagai  katalisator.  Setelah  proses  hidrogenasi  selesai,  minyak  didinginkan  dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat
plastis atau keras. Tergantung pada derajat kejenuhannya.
Nikel  merupakan  katalis  yang  sering  digunakan  dalam  proses  hidrogenasi sedangkan  palladium,  platina  jarang  dipergunakan.  Hal  ini  disebabkan  karena  nikel
lebih ekonomis dan lebih efisien daripada logam lainnya. Ketaren,1986
2.4  Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit