mengakibatkan kualitas minyak baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa terhadap asam lemak bebas pada minyak CPO, dimana kadar asam lemak bebas harus
sesuai dengan standard mutu yang telah ditetapkan biasanya maksimal kadarnya tidak lebih dari 5 FFA namun sebaiknya kadar asam lemak bebas tersebut 3,50.
Air dapat menguap pada minyak sawit jika dipanaskan pada suhu 105 C,
karena itu pemanasan perlu dilakukan untuk mengurangi pertambahan asam lemak bebas pada CPO dengan proses hidrolisa. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan
asam lemak bebas semakin tinggi karena membantu terjadinya proses hidrolisa. Kadar kotoran merupakan bahan-bahan yang tidak larut dalam minyak sehingga harus
dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan alat sentrifugasi sebelum minyak disimpan pada tangki.
Kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran pada minyak sawit dalam tangki timbun sebelum dipasarkan harus terlebih dahulu dianalisa untuk
mengetahui mutu minyak sawit. Dalam hal ini kebersihan tangki timbun perlu dijaga dengan melakukan pencucian 2 kali dalam 1 tahun untuk menghindari meningkatnya
kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan penguraian diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam Karya Ilmiah ini adalah berapa kadar asam lemak bebas dan kadar air pada minyak CPO
crude palm oil
dari hasil olahan PTP. Nusantara III PKS Rambutan sesuai dengan standard mutu CPO
crude palm oil
yang ditetapkan oleh perusahaan. Apabila kadar asam
Universitas Sumatera Utara
lemak bebas dan kadar air tidak sesuai dengan standard Nasional Indonesia maka pabrik akan mengatasi hal tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan kadar air pada minyak CPO, Apakah sesuai dengan standard mutu di pabrik tersebut.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui kadar asam lemak bebas dan kadar air yang diperoleh dari
hasil perhitungan dengan menggunakan titrasi titrimetri titrasi asam basa dari minyak yang dianalisa.
2. Dapat memberikan informasi , hal-hal apa saja yang mempengaruhi perubahan kadar asam lemak bebas dan kadar air pada minyak CPO khususnya yang
bergerak dalam bidang kelapa sawit.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Kelapa Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit
Elaeis guinensis
JACQ. Kelapa sawit
Elaeis guinensis
JACQ dikenal terdiri dari empat macam tipe atau varietas, yaitu tipe Macrocarya, Dura,
Tenera dan Pisifera. Masing-masing tipe dibedakan berdasarkan tebal tempurung.
Tabel 2.1 Beda Tebal Tempurung dari Berbagai Tipe Kelapa Sawit
Tipe Tebal Tempurung mm
Macrocarya Tebal sekali : 5
Dura Tebal : 3-5
Tenera Sedang : 2-3
Pisifera Tipis
Sumber Ketaren.S 1986
Warna daging buah ialah putih kuning diwaktu masih muda dan berwarna jingga setelah buah menjadi matang.
Daerah penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat Lebak dan Tanggerang, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh. Negara
penghasil Kelapa Sawit selain Indonesia adalah Malaysia, Amerika Tengah dan Nigeria.
Universitas Sumatera Utara
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit
palm kernel oil
dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit
palm kernel meal
atau
pellet
.
Bungkil inti kelapa adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-
kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. Selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak. Ketaren,1986
Penentuan kriteria matang panen sangat penting bagi mutu produk akhir, karena terkait dengan tingkat kematangan buah. Kandungan minyak maksimal dengan
mutu yang baik hanya akan terjadi pada saat buah benar-benar matang. Dari hasil penelitian dan pengamatan di lapangan dapat dibuat kriteria matang panen yang dibagi
menjadi 7 fraksi. table 2.2
Penentuan kriteria matang panen yang berbeda akan menghasilkan mutu TBS yang berbeda pula. Lazimnya kriteria matang panen yang dipraktekkan di Indonesia
adalah 2 buah brondolan per kg tandan buah buah lepas dari tandan.
Pembentukan minyak mulai terjadi pada buah yang berumur 10 minggu, berbentuk globula lemak. Globula lemak dalam sel mesokrap ataupun inti akan
mencapai maksimum mengisi seluruh bagian sel, pada saat berumur 16 minggu tuamatang. Setelah lewat 16 minggu, dinding sel mulai retak dan pada umur 20
minggu kantung lemak sudah pecah. Hal ini sehubungan dengan kadar lemak yang meningkat sampai umur 16 minggu 54 dalam mesokrap dan 45,02 dalam inti,
setelah itu menurun sampai 20 minggu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Kriteria Matang Panen
Fraksi Jumlah Buah Lepas Buah Luar
Derajat Kematangan
Ekstraksi Minyak
a
Kadar ALB
a
00 Sangat rendah
- -
1 bh sd 12.5 Mentah
16.0 1.6
1 12.5-25
Kurang Matang 21.4
1.7 2
25-50 Matang 1
22.1 1.8
3 50-75
Matang 2 22.2
2.1 4
75-100 Lewat matang 1
22.2 2.6
5 Buah
dalam membrondol
Lewat matang 2 21.9
3.8
Sumber Seto.S,2001
ALB : asam lemak bebas bh
: buah a
: persen bobot tandan b : buah brondolan pada tandan kelapa sawit tersusun dalam 6-8 lapisan yang
mengelilingi tandan.
Jadi sebaiknya panen dilakukan pada saat buah berumur 15-17 minggu, karena selain sudah menurunnya kadar lemak, juga tidak terjadi peningkatan asam lemak
bebas yang terbentuk antara lain dari penguraian lemak oleh enzim lipase yang mulai aktif pada mesokrap yang berumur 16-20 minggu.
Pengolahan kelapa sawit juga sudah dilakukan proses perebusan sterilisasi yang dimaksudkan untuk menghentikan kenaikan asam lemak bebas ALB ini dengan
menginaktivasi enzim lipasenya. Tetapi, perebusan ini dilakukan sesudah buah sampai di pabrik. Sedangkan yang masih menjadi masalah adalah apabila terjadi penumpukan
buah di lokasi panen dan belum terangkut segera, maka perlu dipertimbangkan untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan inaktivasi enzim ini di lokasi panen segera ataupun di tempat pengumpulan sementara. Seto,2001
2.2 Lemak Dan Minyak