1. Bagaimanakah penerapan sistem kepemilikan bersama dalam mewujudkan
kepastian hukum atas hak milik satuan rumah susun pada Rumah Susun Griya Sukaperdana Medan.
2. Bagaimanakah pelaksanaan sertifikasi pada Rumah Susun Griya Sukaperdana
Medan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun.
3. Bagaimanakah peranan perhimpunan penghuni pada Rumah Susun Griya
Sukaperdana Medan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam hal kepemilikan bersama.
Namun judul “Tinjauan Hukum Terhadap Bangunan Hotel Sebagai Objek Investasi Riset Pada Cambridge Condominium Shopping Mall” belum pernah
dilakukan oleh peneliti lainnya. Sehingga dengan demikian penelitian ini adalah asli.
F. Kerangka Teori dan Konsep 1. Kerangka Teori
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum,
teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta.
37
Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir
37
Ensiklopedia bebas, Wikipedia Bahasa Indonesia, Teori, http:id.wikipedia.orgwikiteori
. diakses 6 januari 2010.
Universitas Sumatera Utara
pendapat, teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan problem yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis.
38
Landasan teori merupakan ciri penting bagi penelitian ilmiah untuk mendapatkan data. Teori merupakan alur penalaran atau logika flow of
reasoninglogic, terdiri dari seperangkat konsep atau variabel. Definisi dan proposisi yang disusun secara sistematis.
39
“Konsep mengapresiasikan suatu abstraksi yang terbentuk melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena obyek, kejadian,
atribut atau proses”.
40
Otje Salman dan Anton F.Susanto menyimpulkan pengertian teori menurut pendapat dari berbagai ahli, dengan rumusan sebagai berikut: “teori adalah
seperangkat gagasan yang berkembang disamping mencoba secara maksimal untuk memenuhi kriteria tertentu, meski mungkin saja hanya memberikan kontribusi parsial
bagi keseluruhan teori yang lebih umum”.
41
Teori dipergunakan sebagai landasan atau alasan mengapa suatu variabel bebas tertentu dimasukkan dalam penelitian, karena berdasarkan teori tersebut variabel yang
bersangkutan memang bisa mempengaruhi variabel tak bebas atau merupakan suatu penyebab.
42
38
M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu Dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.80.
39
J.Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hal.192
40
Kerlinger, Definisi Teori, http:www.pdf-search-engine.comdefinisi-teori-pdf.html
, diakses 20 Maret 2010
41
HR. Otje Salman S dan Anton F.Susanto, Teori Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2005, hal.21.
42
J. Supranto, Op.Cit, hal.193
Universitas Sumatera Utara
Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahanpetunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati.
43
Teori yang dipergunakan dalam teori ini adalah teori: Rescoe Pound yaitu “law as a tool of social engineering”
hukum sebagai alat atau sarana rekayasapembaharuan sosial, yang menyatakan hukum harus dipandang sebagai suatu lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial.
44
Menurutnya hukum sebagai suatu unsur dalam hidup masyarakat harus memajukan kepentingan umum, artinya hukum harus
dilahirkan dari konstruksi hukum masyarakat yang dilegalisasi oleh penguasa dan harus berasal dari konkretisasi nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
45
Rosce Pound merupakan salah satu penganut mazhab sosiological jurisprudency yang menyatakan hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan kehidupan
masyarakat. Berarti bahwa hukum itu mencerminkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
46
Mochtar Kusumaatmadja juga mengembangkan teori ini. Menurutnya, konsepsi hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat Indonesia lebih luas jangkauan dan
ruang lingkupnya daripada di Amerika Serikat sebagai tempat kelahirannya. Alasannya oleh karena lebih menonjolnya perundang-undangan dalam proses
pembaharuan hukum di Indonesia walau yurisprudensi memegang peranan pula.
47
43
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, hal.35.
44
Imran Nating, Hukum Kodrat, Positivisme, Utilitarianisme, Mazhab Sejarah, www.filsafathukumuntar.multiply.com
, diakses 23 Maret 2010.
45
Ibid.
46
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, cetakan kesepuluh, Bandung, 2007, hal.66.
47
Ibid, hal. 76.
Universitas Sumatera Utara
Relevansi di sini mengandung pengertian, bahwa hukum harus bisa memecahkan suatu persoalan dari suatu realitas baru masyarakat. Sehingga jika tidak,
akan menyebabkan terjadinya apa yang disebut dengan bankruptcy of justice yakni suatu konsep yang mengacu kepada kondisi dimana hukum tidak dapat
menyelesaikan suatu perkara akibat ketiadaan aturan hukum yang mengaturnya.
48
Begitu pula dengan sistem kepemilikan kolektif terhadap bangunan hotel ini. diperlukan adanya suatu pembaruan hukum mengenai hal ini karena mengingat
belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang hal ini. peraturan-peraturan yang ada hanya peraturan umum yang diresapi ke dalam sistem pemilikan kolektif terhadap
bangunan hotel tersebut. Untuk itu dibutuhkan pembentukan hukum baru untuk mengatur hal ini agar apabila terdapat permasalahan dapat dicari suatu upaya
penyelesaian hukum yang baik dan tepat. Mengingat mengenai perjanjian yang terdapat dalam pembahasan tesis ini,
maka dibutuhkan suatu teori yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam perjanjian. Dalam hal ini digunakan teori oleh Utrecht yang menyatakan
hukum bertugas menjamin adanya kepastian hukum dalam pergaulan hidup manusia. Kepastian hukum disini diartikan sebagai harus menjamin keadilan serta hukum tetap
berguna,yang kemudian tersirat tugas lainnya yaitu agar hukum dapat menjaga agar dalam masyarakat tidak terjadi main hakim sendiri.
49
48
Ibid.
49
www. sosial-budaya.blogspot.com,200905tujuan-dan-fungsi-hukum.html , diakses 30 July
2010.
Universitas Sumatera Utara
Secara yuridis, perjanjian memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja asalkan tidak
melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Hal ini berarti bahwa pihak yang mengadakan perjanjian diperbolehkan membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang
menyimpang dari pasal-pasal hukum perjanjian dan mereka diperbolehkan mengatur sendiri kepentingan mereka dalam perjanjian yang mereka adakan.
50
Kebebasan berkontrak dalam kaitannya dengan perjanjian baku yang merupakan bahasan dari tesis ini dilatar belakangi oleh keadaan, tuntutan serta
perkembangan dewasa ini, terlebih dalam dunia bisnis yang hampir disetiap bidangnya tidak lepas dari aspek transaksi ataupun perjanjian. Perjanjian baku ini
dapat dilakukan asal tidak bertentangan dengan kaedah peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia.
2. Konsepsi