Jenis Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Keluhan Kesehatan Pada Pekerja Cukur Rambut Akibat Getaran

39

BAB III METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey analitik, dengan pendekatan “cross sectional” karena peneliti ingin melihat hubungan antara faktor lama paparan dengan keluhan gangguan kesehatan dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data pada waktu yang bersamaan

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Padang Bulan 1 kecamatan Medan Baru. Medan.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah dari bulan November tahun 2014 sampai dengan selesai

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah para pencukur rambut di sekitar kelurahan Padang Bulan 1 dengan total jumlah total pencukur rambut adalah 89 orang yang tersebar pada 18 lokasi pangkas rambut

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini peneliti Universitas Sumatera Utara 40 menggunakan total populasi sebagai sampel dalam penelitian. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang

4.4. Metode pengumpulan data

4.4.1 Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti terhadap sasaran Budiarto, 2002. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah: Umur pencukur rambu, masa kerja pencukur rambut, lama kerja pencukur rambut, dan keluhan kesehatan pada pencukur rambut Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara : wawancara yang menggunakan kuesioner dan tes pemeriksaan tangan

4.4.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang cara pengumpulannya diperoleh dari orang lain atau instansi dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data-data yang berkaitan dengan penelitian ini yang berhubungan dengan data primer pada pencukur rambut 4.5. Definisi operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dalam masalah penelitian, maka variabel-variabel tersebut dibuatkan definisi operasionalnya dengan maksud memberikan batasan pada variabel sehingga dapat diukur sesuai dengan parameter yang dipakai dapat dilihat sebagai berikut : 1. Lama paparan adalah lamanya seseorang terpapar dari getaran tersebut. Lama paparan ini di bagi menjadi 2 hal yaitu : Universitas Sumatera Utara 41 a. Masa kerja adalah waktu atau lamanya pekerja telah melakukan pekerjaan tersebut dalam hitungan tahun sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja terhadap getaran lengan tangan. b. Lama kerja waktu atau lamanya pekerja dalam sehari dihitung dalam jam. Sehingga dapat mengetahui lamanya paparan per hari. 2. Keluhan kesehatan getaran lengan tangan adalah suatu gangguan yang dirasakan oleh para pencukur rambut dengan gejala yang ditimbulkan akibat getaran lengan tangan. Keluhan yang dirasakan adalah : kesemutan jari pucat, kepekaan terhadap perubahan suhu, nyeri, dan baal atau mati rasa. Dalam hal ini akan dikategorikan dalam 4 tingkat berdasarkan klasifikasi Stockholm Workshop yaitu : a. Pertama : terpapar vibrasi tetapi tidak ada gejala b. Kedua : selang seling tanpa sensasi fisik atau rasakaku pada jari tangan dengan rasa nyeri seprti kesengat c. Ketiga : selang seling tanpa sensasi fisik atau rasakaku pada jari tangan dengan rasa nyeri seprti kesengat dan persepsi sensori menurun d. Keempat : selang seling tanpa sensasi fisik atau rasakaku pada jari tangan, rasa nyeri seprti kesengat,persepsi sensori menurun, dan atau diskriminasi keadaan tangan dan gangguan ketangkasan Universitas Sumatera Utara 42

4.6. Instrumen Penelitian

4.6.1 Tes untuk rasa raba

a Alat yang digunakan adalah kapas b Ujung kapas digoreskan pada permukaan tangan pasien c Responden diminta untuk menunjukkan apakah terasa goresan tersebut atau tidak 4.6.2 Tes untuk rasa nyeri a Alat yang digunakan berupa jarum pentol b Rangsangan berganti ganti antara ujung yang tajam dan yang tumpul. Mintalah responden untuk membedakan bermacam-macam rangsangan tersebut c Mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal. Kemudia responden diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan ketajaman yang lebih jelas, yang perlu dicatat adalah perubahan sensasi. Sensasi ini paling baik dalam menentukan batas gangguan sensorik dibandingkan dengan sensai yang lain 4.6.3 Tes untuk rasa suhu Rangsangan panas dilakukan dengan menempelkan botol yang berisi air panas 40 o C-45 o C, sedangkan rangsangan dingin dengan menempelkan botol yang berisi air dingin 10 o C-15 o C. dengan mata tertutup diminta membedakan botol tersebut setelah bagian tubuh khususnya bagian tangan Universitas Sumatera Utara 43

4.7. Aspek Pengukuran

4.7.1 Lama paparan getaran lengan tangan

Pengukuran lama paparan getaran tangan terbagi dalam 2 hal yaitu lama kerja dan masa kerja. Pada pngukuran lama kerja dan masa kerja ini mengunakan kuesioner atau pertanyaan terbuka dengan metode wawancara langsung pada pekerja. Pada pertanyaaan lama kerja akan dikategorikan menjadi 2 berdasarkan jawaban responden yaitu : jika responden bekerja kurang dari 10 jamhari akan dikategorikan sebagai kelompok 1 dan jika pekerja bekerja melebihi atau sama dengan 8 jamhari maka akan dikategorikan menjadi kelompok 2 Pada pertanyaaan masa kerja akan dikategorikan menjadi 2 berdasarkan jawaban responden yaitu: jika responden bekerja kurang dari 15 tahun akan dikategorikan sebagai kelompok 1 dan jika pekerja bekerja melebihi atau sama dengan 15 tahun maka akan dikategorikan menjadi kelompok 2

4.7.2 Keluhan kesehatan akibat paparan getaran lengan tangan

Untuk mengeetahui keluhan akibat paparan getaran tangan diukur dengan menggunakan tes pemeriksaan tangan. Tes pemeriksaan tangan digunakan untuk mengetahui seberapa besar rangsangan yang dirasakan oleh pencukur rambut tersebut sehingga bisa mengetahui tingkat kepekaan tangan pencukur rambut dari efek getaran lengan tangan. Tes pemeriksaan tangan dilakukan segera setelah pencukur rambut selesai memotong rambut pelanggan. Tes pemeriksaan yang dilakukan untuk kepekaan sensori panas dengan menempelkan botol yang berisi air panas dan dingin ketangan, berdasarkan jawaban dari responden akan dikategorikan menjadi 2 yaitu : jika responden dapat Universitas Sumatera Utara 44 merasakan perbedaan suhu maka akan dikategorikan sebagi kelompok 1, jika responden tidak dapat merasakan perbedaan suhu maka akan di kategorikan sebagai kelompok 2 Tes pemeriksaan yang dilakukan untuk baal dan mati rasa dengan menggunakan jarum yang ditusukkan secara perlahan pada jari dan menggunakan kapas yang digoreskan ketangan. Berdasarkan jawaban dari responden akan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu : jika responden dapat merasakan kapas dan tusukan jarum maka akan di kategorikan sebagai kelompok 1, jika responden tidak dapat merasakan kapas dan tusukan jarum maka akan di kategorikan sebagai kelompok 2 Tes pemeriksaan yang dilakukan untuk kesemutan dengan langsung wawancara ke pencukur rambut tersebut yang akan di kategorikan berdasarkan jawaban responden ke dalam 2 kategori yaitu: jika responden tidak merasakan kesemutan maka akan dikategorikan sebagaia kelompok 1 sedangkan jika responden merasakan kesemutan maka akan dikategorikan sebagai kelompok 2 Jika pekerja mengalami satu saja dari 4 keluhan kesehatan maka akan dikategorikan sebagai kelompok 1, dan jika pekerja tidak mengalami salah satu dari 4 keluhan kesehatan maka akan dikategorikan sebagai kelompok 2

4.8. Pengolahan dan analisa data

4.8.1 Pengolahan data

Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti maka analisa data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang telah Universitas Sumatera Utara 45 terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer. Proses pengolahan data meliputi : a Editing adalah pekerjaan memeriksa validitas data yang masuk seperti memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner,kejelasan jawaban, konsistensi antar jawaban, relevansi jawaban dan keseragaman pengukuran b Coding adalah kegiatan untuk mengklarifikasikan data dan jawaban menurut kategori masing-masing sehingga memudahkan pengolahan data c Entry adalah kegiatan memasukan data yang telah didapat kedalam program computer yang telah ditetapkan d Tabulating adalah merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan di proses.

4.8.2 Analisa data

Data yang diperoleh dari responden melalui wawancara dan tes pemeriksaan tangan selanjutnya akan diolah dengan menggunakan sistem komputer program SPSS versi 19. Variabel independen adalah lama paparan getaran pada tangan dan variabel dependen adalah keluhan gangguan kesehatan pada pekerja cukur rambut. Analisa data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode sebagai berikut :

4.8.2.1. Analisi univariat

Analisa ini dilakukan pada masing-masing variable. Hasil analisa berupa distribusi dan persentase pada tiap variable Universitas Sumatera Utara 46

4.8.2.2. Analisa bivariat

Analisa data bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau korelasi. Pada analisa ini digunakan chi-square. Ketentuan pemakaian chi-square : a Jumlah sampel harus cukup besar untuk menyakinkan kita bahwa terdapat kesamaan antara distribusi teoritis dengan distribusi chi-square b Pengamatan harus bersifat independen unpaired. Ini berarti jawaban satu subyek tidak berpengaruh terhadap subyek lain atau satu subyek hanya digunakan satu kali dalam analisis c Pengujian chi-square hanya dapat digunakan dalam data deskrit data frekuensi dan data katagori atau data kontinu yang telah dikelompokkan menjadi katagori d Jumlah frekuensi yang diharapkan harus sama dengan jumlah frekuensi yang diamati e Pada derajat yang sama dengan 1 table 2 x 2 tidak boleh ada nilai ekspetasi yang sangat kecil. Secara umum bila nilai yang diharapkan terletak dalam satu sel yang sangat kecil 5 sebaiknya chi-square tidak digunakan dapat menimbulkan taksiran yang berlebihan sehingga banyak hipotesis yang ditolak kecuali dengan korelasi dari Yates f Jika chi-square tidak memenuhi syarat maka dapat menggunakan uji alternative yaitu uji Fisher ’s Exact Universitas Sumatera Utara 47

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Wilayah kelurahan Padang Bulan 1 kecamatan Medan baru, Medan memiliki 18 tempat pangkas dengan total jumlah pencukur sebanyak 89 orang. Pekerja ada yang mulai melaksanakan aktifitas mencukur mulai dari pukul 09.00 WIB – 18.00 WIB namun kadang juga bisa berlebih hingga pukul 22.00 WIB tergantung situasi kondisi cuaca,lingkungan, maupun pelanggan. Biasanya tukang cukur dapat menyelesaikan satu kepala selama 15 – 20 menit dengan rata rata pelanggan sebanyak 15-20 oranghari. Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Universitas Sumatera Utara 48

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Analisa Univariat

4.2.1.1. Lama Kerja

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dilapangan pada pekerja cukur rambut yang berada di Kelurahan Padang Bulan 1 Kecamatan Medan Baru, Medan diketahui lama kerja pekerja berdasarkan jam kerjahari. Dalam hal ini peneliti mengkategorikan menjadi 2 kelas yaitu : pekerja yang bekerja selama ≤ 10 jam dan pekerja yang bekerja 10 jam. Tabel 4.1 Distribusi Lama Kerja Pekerja Berdasarkan Lama Kerja Perjam Perhari Pada Pekerja Cukur Rambut Di Kelurahan Padang Bulan 1 Kecamatan Medan Baru, Medan Lama Kerja Pekerja Jam Jumlah Orang ≤ 10 58 65,2 10 31 34,8 Total 89 100.0 Dari tabel diatas dapat kita lihat sebagian besar pekerja ≤ 10 jam dengan jumlah sebanyak 58 orang 65,2

4.2.1.2. Masa Kerja

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dilapangan pada pekerja cukur rambut yang berada di Kelurahan Padang Bulan 1 Kecamatan Medan Baru, Medan diketahui masa kerja pekerja berdasarkan tahun aktif menjadi pekerja cukur rambut. Dalam hal ini penelti mengkategorikan menjadi 2 kelas yaitu : pekerja yang bekerja ≤ 15 tahun dan pekerja yang bekerja 15 tahun. Universitas Sumatera Utara 49 Tabel 4.2 Distribusi Masa Kerja Pekerja Dalam Tahun Pada Pekerja Cukur Rambut Di Kelurahan Padang Bulan 1 Kecamatan Medan Baru, Medan Masa Kerja Pekerja Tahun Jumlah orang ≤ 15 48 53,9 15 41 46,1 Total 89 100.0 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pekerja paling banyak bekerja ≤ 15 tahun dengan jumlah sebanyak 48 orang 65,2.

4.2.1.3. Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan

Tangan Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan pada jari pekerja setelah selesai menggunakan alat cukur getar pekerja cukur rambut yang berada di Kelurahan Padang Bulan 1 Kecamatan Medan Baru, Medan diketahui keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan berupa perasaan kesemutan, menurunnya persepsi sensori suhu, kehilangan kemampuan membedakan rasa nyeri, dan perasaan raba dapat dilihat di tabel dibawah ini Tabel 4.3 Distribusi Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Keluhan Kesehatan Jumlah orang Tidak Ada Keluhan 42 47,2 Merasakan Kesemutan 13 14,6 Penurunan Kemampuan Sensori Panas 15 16,9 Penurunan Kemampuan Merasakan Nyeri 11 12,4 Penurunan Kemampuan Sensasi Raba 8 9,0 Total 89 100.0 Universitas Sumatera Utara 50 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keluhan terbanyak terdapat di penurunan kemampuan sensori panas dengan jumlah pekerja sebanyak 15 orang 16,4. Tabel 4.3 Distribusi Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Berdasarkan Klasifikasi Stockholm Syndrome. Keluhan Kesehatan Jumlah orang Stage Pertama 42 47,2 Stage Kedua 24 29.0 Stage Ketiga 15 16,9 Stage Keempat 8 9,0 Total 89 100.0 Dari tabel diatas keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi stockholm syndrome, dimana stage 1 sebanyak 42 orang 47,2 dimana pekerja terpapar paparan namun tidak menunjukkan gejala, stage 2 sebanyak 24 orang 29.0 dimana pekerja terpapar getaran dan mengalami kesemutan dan penurunan sensasi nyeri, stage 3 sebanyak 15 orang 16.9 dimana pekerja terpapar getaran, mengalami kesemutan dan penurunan sensasi nyeri, dan penurunan persepsi sensori panas, stage 4 sebanyak 8 orang 9.0 dimana pekerja terpapar getaran, mengalami kesemutan dan penurunan sensasi nyeri, dan penurunan persepsi sensori panas, dan sensori raba

4.2.2. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari 89 pekerja cukur rambut diketahui bahwa 43 orang pekerja tidak mengalami keluhan kesehatan, 13 orang Universitas Sumatera Utara 51 mengalami kesemutan, 15 orang tidak dapat membedakan perbedaan suhu, 11 orang tidak dapat membedakan rasa nyeri dan 8 orang tidak dapat membedakan sensasi raba. Selanjutnya dilakukan uji chi square untuk melihat apakah ada hubungan antara lama kerja, dan masa kerja dengan terjadinya keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan pada pekerja cukur rambut di Kelurahan Padang Bulan I Kecamatan Medan Baru, Medan tahun 2015.

4.2.2.1. Hubungan Antara Lama Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan

Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Hubungan antara Kerja dengan keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan tabel berikut: Tabel 4.4 Hubungan Antara Lama Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Lama Kerja Keluhan Kesehatan P Value 1 2 3 4 Total f f f f f f ≤ 10 Jam Kerja 31 34,8 8 9,0 9 10,1 8 9,0 2 2,2 58 65,2 0,12 10 Jam Kerja 11 12,4 5 5,6 6 6,7 3 3,4 6 6,7 31 34,8 Total 42 47,2 13 14,6 15 16,9 11 12,4 8 9,0 89 100 Keterangan : Keluhan Kesehatan : 0 : Tidak Ada Keluhan 1 : Kesemutan 2 : Penurunan Kemampuan Sensori Panas 3 : Penurunan Kemampuan Membedakan Rasa Nyeri 4 : Penurunan Kemampuan Merasakan Raba Berdasarakan tabel diatas tidak hubungan yang berarti antara lama kerja dengan keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan dengan Universitas Sumatera Utara 52 nilai p = 0,12 dimana α = 0,05 sehingga nilai p 0,05. Pada pengujian diatas menggunakan uji analisis Exact’s Fisher, dimana uji ini digunakan jika ada data yang ada tidak lolos syarat uji Chi Square. Pada Tabel ini terdapat nilai Expected Count 5, dimana nilai Expected Count terkecil bernilai 2,79 sehingga digunakan uji alternative Exact’s Fisher 4.2.2.2. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Hubungan antara masa kerja pekerja cukur rambut dengan keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Berupa Masa Kerja Keluhan Kesehatan P Value 1 2 3 4 Total f f f f f f ≤ 15 Tahun 37 41,6 9 10,1 0 0,0 2 2,2 0 48 53,9 0,01 15 Tahun 5 5,6 4 4,5 15 16,9 9 10,1 8 9,0 41 46,1 Total 42 47,2 13 14,6 15 16,9 11 12,4 8 9,0 89 100 Keterangan : Keluhan Kesehatan : 0 : Tidak Ada Keluhan 1 : Kesemutan 2 : Penurunan Kemampuan Sensori Panas 3 : Penurunan Kemampuan Membedakan Rasa Nyeri 4 : Penurunan Kemampuan Merasakan Raba Berdasarakan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada hubungan yang berarti antara masa kerja dengan keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan denga nilai p = 0,001 dimana α = 0,05 sehingga nilai p 0,05. Pada Universitas Sumatera Utara 53 pengujian diatas menggunakan uji analisis Exact’s Fisher, dimana uji ini digunakan jika ada data yang ada tidak lolos syarat uji Chi Square. Pada Tabel ini terdapat nilai Expected Count 5, dimana nilai Expected Count terkecil bernilai 3,69 sehingga digunakan uji alternative Exact’s Fisher Universitas Sumatera Utara 54

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Keluhan Kesehatan Pada Pekerja Cukur Rambut Akibat Getaran

Lengan Tangan Keluhan kesehatan yang terjadi pada pekerja cukur rambut dibagi menjadi 4 jenis yaitu : kesemutan, penurunan kemampuan rasa nyeri, penurunan kemampuan membedakan sensori panas, dan kemampuan membedakan rasa raba. Dari total pekerja yang berjumlah 89 orang terdapat sebanyak 42 orang 47,2 dari total pekerja yang tidak terkena dampak getaran ini 31 orang diantaranya bekerja dibawah 10 jam dan 37 orang bekerja kurang dari 15 tahun. Melihat dari sedikitnya jam kerja dan sebentarnya masa kerja pekerja tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pekerja yang tidak mengalami keluhan ini terpapar paparan dalam lama paparan yang singkat dan kurang untuk menimbulkan efek dari getaran lengan tangan. Dari total 89 pekerja, pekerja yang mengalami kesemutan sebanyak 13 orang 14,6, pekerja yang mengalami penurunan kemampuan membedakan rasa nyeri sebanyak 11 orang 12,4, penurunan kemampuan sensori panas sebanyak 15 orang 16,9 dan penurunan kemampuan sensori raba sebanyak 8 orang 9. Pada rasa kesemutan dan nyeri terjadi ketika pekerja telah masuk pada stage 2 klasifikasi Stockholm Syndrome. Sedangkan suhu adalah ciri ciri dari pekerja yang telah masuk pada satge 3 klasifikasi Stockholm Syndrome, dan penurunan kemampuan rasa raba adalah ciri ciri pekerja telah masuk stage 4 klasifikasi Stockholm Syndorme. Berdasarkan hasil peneltian oleh Rahayu 2011 disebutkan bahwa pekerja yang mengalami nyeri sebesar 94,4, pekerja yang Universitas Sumatera Utara 55 mengalami mati rasa sebesar 11,1 dan pekerja yang mengalami kesemutan sebesar 38,9.

5.2. Hubungan Antara Lama Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan