Hubungan Antara Lama Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan

51 mengalami kesemutan, 15 orang tidak dapat membedakan perbedaan suhu, 11 orang tidak dapat membedakan rasa nyeri dan 8 orang tidak dapat membedakan sensasi raba. Selanjutnya dilakukan uji chi square untuk melihat apakah ada hubungan antara lama kerja, dan masa kerja dengan terjadinya keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan pada pekerja cukur rambut di Kelurahan Padang Bulan I Kecamatan Medan Baru, Medan tahun 2015.

4.2.2.1. Hubungan Antara Lama Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan

Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Hubungan antara Kerja dengan keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan tabel berikut: Tabel 4.4 Hubungan Antara Lama Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Lama Kerja Keluhan Kesehatan P Value 1 2 3 4 Total f f f f f f ≤ 10 Jam Kerja 31 34,8 8 9,0 9 10,1 8 9,0 2 2,2 58 65,2 0,12 10 Jam Kerja 11 12,4 5 5,6 6 6,7 3 3,4 6 6,7 31 34,8 Total 42 47,2 13 14,6 15 16,9 11 12,4 8 9,0 89 100 Keterangan : Keluhan Kesehatan : 0 : Tidak Ada Keluhan 1 : Kesemutan 2 : Penurunan Kemampuan Sensori Panas 3 : Penurunan Kemampuan Membedakan Rasa Nyeri 4 : Penurunan Kemampuan Merasakan Raba Berdasarakan tabel diatas tidak hubungan yang berarti antara lama kerja dengan keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan dengan Universitas Sumatera Utara 52 nilai p = 0,12 dimana α = 0,05 sehingga nilai p 0,05. Pada pengujian diatas menggunakan uji analisis Exact’s Fisher, dimana uji ini digunakan jika ada data yang ada tidak lolos syarat uji Chi Square. Pada Tabel ini terdapat nilai Expected Count 5, dimana nilai Expected Count terkecil bernilai 2,79 sehingga digunakan uji alternative Exact’s Fisher 4.2.2.2. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Hubungan antara masa kerja pekerja cukur rambut dengan keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan Gejala Ganngguan Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan Berupa Masa Kerja Keluhan Kesehatan P Value 1 2 3 4 Total f f f f f f ≤ 15 Tahun 37 41,6 9 10,1 0 0,0 2 2,2 0 48 53,9 0,01 15 Tahun 5 5,6 4 4,5 15 16,9 9 10,1 8 9,0 41 46,1 Total 42 47,2 13 14,6 15 16,9 11 12,4 8 9,0 89 100 Keterangan : Keluhan Kesehatan : 0 : Tidak Ada Keluhan 1 : Kesemutan 2 : Penurunan Kemampuan Sensori Panas 3 : Penurunan Kemampuan Membedakan Rasa Nyeri 4 : Penurunan Kemampuan Merasakan Raba Berdasarakan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada hubungan yang berarti antara masa kerja dengan keluhan gejala ganngguan kesehatan akibat getaran lengan tangan denga nilai p = 0,001 dimana α = 0,05 sehingga nilai p 0,05. Pada Universitas Sumatera Utara 53 pengujian diatas menggunakan uji analisis Exact’s Fisher, dimana uji ini digunakan jika ada data yang ada tidak lolos syarat uji Chi Square. Pada Tabel ini terdapat nilai Expected Count 5, dimana nilai Expected Count terkecil bernilai 3,69 sehingga digunakan uji alternative Exact’s Fisher Universitas Sumatera Utara 54

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Keluhan Kesehatan Pada Pekerja Cukur Rambut Akibat Getaran

Lengan Tangan Keluhan kesehatan yang terjadi pada pekerja cukur rambut dibagi menjadi 4 jenis yaitu : kesemutan, penurunan kemampuan rasa nyeri, penurunan kemampuan membedakan sensori panas, dan kemampuan membedakan rasa raba. Dari total pekerja yang berjumlah 89 orang terdapat sebanyak 42 orang 47,2 dari total pekerja yang tidak terkena dampak getaran ini 31 orang diantaranya bekerja dibawah 10 jam dan 37 orang bekerja kurang dari 15 tahun. Melihat dari sedikitnya jam kerja dan sebentarnya masa kerja pekerja tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pekerja yang tidak mengalami keluhan ini terpapar paparan dalam lama paparan yang singkat dan kurang untuk menimbulkan efek dari getaran lengan tangan. Dari total 89 pekerja, pekerja yang mengalami kesemutan sebanyak 13 orang 14,6, pekerja yang mengalami penurunan kemampuan membedakan rasa nyeri sebanyak 11 orang 12,4, penurunan kemampuan sensori panas sebanyak 15 orang 16,9 dan penurunan kemampuan sensori raba sebanyak 8 orang 9. Pada rasa kesemutan dan nyeri terjadi ketika pekerja telah masuk pada stage 2 klasifikasi Stockholm Syndrome. Sedangkan suhu adalah ciri ciri dari pekerja yang telah masuk pada satge 3 klasifikasi Stockholm Syndrome, dan penurunan kemampuan rasa raba adalah ciri ciri pekerja telah masuk stage 4 klasifikasi Stockholm Syndorme. Berdasarkan hasil peneltian oleh Rahayu 2011 disebutkan bahwa pekerja yang mengalami nyeri sebesar 94,4, pekerja yang Universitas Sumatera Utara