kandungan gizinya tinggi, ikan gurame mudah dipelihara karena bersifat pemakan apa saja, dapat berkembang biak secara alami, dan dapat hidup di air tergenang,
serta harganya relativ mahal Jangkaru 2002 dalam Sudirja, 2007. Ikan gurame Osphronemous gouramy sebagai komoditas ikan air tawar
memiliki alat pernapasan tambahan berupa labirin yang mulai terbentuk pada umur 18–24 hari sehingga dapat bertahan hidup pada perairan yang kurang oksigen
karena mampu mengambil oksigen dari udara bebas Standar Nasional Indonesia SNI: 01-6485.2-2000.
2.2 Bakteri Edwardsiella tarda
Bakteri E. tarda merupakan bakteri Gram-negatif yang berbentuk batang bengkok, dengan ukuran 1 x 2-3 µm, bersifat Gram negatif bergerak dengan
bantuan flagella, tidak membentuk spora atau kapsul dan bersifat fakultatif anaerob. Bakteri ini dapat dijumpai di lingkungan air tawar dan air laut, dengan suhu optimal
bagi pertumbuhannya sekitar 35
o
C, sedangkan pada suhu dibawah 10
o
C atau diatas 45
o
C tidak dapat tumbuh Mohanty and Sahoo, 2007. Lesi patologis anatomis E. tarda adalah warna tubuh pucat, dan apabila ikan terserang bakteri ini
akan tampak pendarahan organ visceral, infeksi ringan yang ditandai dengan luka kecil, sementara jika infeksi akut luka akan bernanah berisi gas dan berbau busuk
Firma et al. 2012. Bakteri E. tarda tidak memproduksi endotoksin seperti pada umumnya
bakteri Gram negatif, tetapi menghasilkan dua eksotoksin yang dapat menyebabkan lesi. E. tarda merupakan tipe bakterium enterik dan dapat bertahan
didalam air dan lumpur sehingga air dan lumpur yang sudah bebas dari ikan yang sakit dapat menjadi karier dan menyebabkan timbulnya kembali penyakit. E. tarda
telah diisolasi 75 dari sampel air kolam, 64 pada sampel lumpur kolam, dan 100 dari kodok, kura-kura dan ikan kolam. Hal ini menunjukkan bahwa E. tarda
merupakan mikroflora pada kolam ikan dan adanya bakteri tersebut membuat potensi penyakit ikan tetap ada Narwiyani, 2010.
Edwardsilosis merupakan salah satu penyakit yang sangat banyak menyerang ikan. Penyakit ini sudah diteliti sejak 40 tahun yang lalu dan terjadi
karena interaksi antara bakteri E. tarda dengan host dan lingkungan, juga
kemampuannya hidup sebagai sel planktonik dan sel biofilm Mohanty and Sahoo, 2007. Pada penelitian sebelumnya E. tarda dapat dikendalikan dengan antibiotik
seperti aminoglycosides, cephalosporins, penicillins, imipenem, aztreonam, ciprofloxacin, sulphamethoxazole, nitrofurantoin dan antibiotik betalactamase-
inhibitor agentsClark et al., 1991.
2.3 Biofilm