Uji Antagonis Ekstrak Kasar Senyawa Antimikroba BAL Terhadap Edwardsiella tarda

tetapi jumlahnya tetap sama atau sedikit sekali terjadi perkembangan populasi meskipun metabolisme sel terus berlangsung Gaman dan Sherrington, 1994. Fase berikutnya adalah fase pertumbuhan logaritmik log yang diperoleh setelah jam ke-3 hingga mencapai pertumbuhan maksimum pada jam ke-21 inkubasi. Fase ini merupakan akhir fase lag yang ditandai dengan terus membelahnya sel mikroba. Selama fase log, sel membelah terus-menerus konstan dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi saat angka dan log dari angka kelompok sel terhadap waktu pada garis lurus Pelczar and Chan, 2005. Fase stasioner isolat BAL terlihat mulai jam ke-27 sampai jam ke-30. Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khoiriyah et al., 2014, fase stasioner pada Lactobacillus sp diperoleh pada jam ke-24 sampai jam ke-30 dan penelitian Yuliana 2008 fase stasioner BAL diperoleh pada jam ke- 18 sampai jam ke-30. Hasil tersebut tidak terlalu berbeda dengan hasil pada penelitian ini yang memungkinkan fase stasioner BAL dapat diperoleh kira-kira jam ke-18 sampai jam ke-30. Mangunwidjaja dan Suryani 1994, menyatakan bahwa ukuran sel pada fase stasioner menjadi lebih kecil-kecil karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Pada fase ini laju pertumbuhan akhirnya menurun yang biasanya disebabkan oleh kekurangan faktor pertumbuhan seperti vitamin dan unsur mineral Gaman dan Sherrington, 1994.

4.4 Uji Antagonis Ekstrak Kasar Senyawa Antimikroba BAL Terhadap Edwardsiella tarda

Setelah waktu awal stasioner diketahui berdasarkan kurva pertumbuhan isolat PG 7 dan US 7, maka selanjutnya dilakukan produksi senyawa antimiroba pada jam ke- 22 inkubasi. Selanjutnya senyawa antimikroba ekstrak kasar diujikan terhadap bakteri patogen E. tarda yang dibandingkan dengan antibiotik komersial kloramfenikol. Luas zona hambat ekstrak kasar senyawa antimikroba BAL disajikan dalam Tabel 4.3 Tabel 4.3 : Diameter zona hambat senyawa antimikroba ekstrak kasar BAL PG 7 dan US7 terhadap E. tarda pada konsentrasi sel 10 8 CFUml dibandingkan dengan antibiotik komersial Kloramfenikol Diameter zona hambat mm Terhadap Edwardsiella tarda Supernatan BAL PG 7 11 US 7 10,5 Kloramfenikol 13,5 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa luas zona hambat terhadap patogen E. tarda oleh senyawa antimikoba ekstrak kasar PG 7 lebih tinggi bila dibandingkan dengan sel bakteri PG7 yaitu 8,15 mm menjadi 11 mm Gambar 4.3. Hal tersebut dapat terjadi karena kemampuan BAL dalam menghasilkan asam-asam organik sehingga menyebabkan pH medium menurun dan merusak enzim bakteri patogen. Selain penurunan pH, Bakteri Asam Laktat mampu menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan cara menghasilkan CO 2 , H 2 O 2 , dan bakteriosin Cahyaningsih, 2006. Antibiotik kloramfenikol membentuk zona hambat yang lebih tinggi dibandingkan senyawa antimikroba ekstrak kasar yaitu sebesar 13,5 mm. Hal tersebut dapat terjadi karena kloramfenikol merupakan antibiotik yang memiliki kemurnian yang sudah teruji sementara senyawa antimikroba yang digunakan dalam penelitian ini merupakan ekstrak kasar yang belum dimurnikan. Selain itu kloramfenikol merupakan antibiotik bakteriostatik berspektrum luas yang aktif terhadap bakteri Gram positif maupun negatif. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Madigan dan Martinko 2006, penghambatan bakteri patogen dengan menggunakan antibiotik kloramfenikol diperoleh luas zona hambat mencapai 20 mm, dinyatakan bahwa antibiotik akan menghambat proses sintesis dinding sel. Tekanan osmotik dalam sel mikroba lebih tinggi daripada di luar sel, sehingga kerusakan dinding sel mikroba akan menyebabkan terjadinya lisis yang merupakan dasar dari efek bakterisidal terhadap mikroba yang peka. Namun penggunaan kloramfenikol perlu diawasi karena kloramfenikol adalah antibiotika pertama yang mempunyai efek terhadap rikets yang dapat menyebabkan efek hipersensitivitas Hadisahputra dan Harahap, 1994. Gambar 4.3 Diameter zona hambat senyawa antimikroba ekstrak kasar BAL terhadap pertumbuhan bakteri patogen dengan antibiotik pembanding kloramfenikol a senyawa antimikroba ekstrak kasar PG 7 dan Kloramfenikol terhadap Edwardsella tarda b senyawa antimikroba ekstrak kasar US 7 dan Kloramfenkol terhadap Edwardsiella tarda

4.5 Pembentukan dan pengendalian biofilm

Dokumen yang terkait

Pengendalian Biofilm Aeromonas hydrophila Pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC Dengan Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat Perairan Tawar

0 2 16

Pengendalian Biofilm Aeromonas hydrophila Pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC Dengan Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat Perairan Tawar

0 0 2

Pengendalian Biofilm Aeromonas hydrophila Pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC Dengan Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat Perairan Tawar

0 0 4

Pengendalian Biofilm Aeromonas hydrophila Pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC Dengan Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat Perairan Tawar

0 0 11

Pengendalian Biofilm Aeromonas hydrophila Pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC Dengan Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat Perairan Tawar

0 2 8

Pengendalian Biofilm Aeromonas hydrophila Pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC Dengan Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat Perairan Tawar

0 0 1

Pengendalian Biofilm Mycobacterium fortuitum Pada Permukaan Sisik Ikan Dan Plastik PVC dengan Senyawa Antibakteri Bakteri Asam Laktat Perairan Tawar

2 3 16

Pengendalian Biofilm Streptococcus agalactiae pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC dengan Senyawa Antibakteri Bakteri Asam Laktat Perairan Tawar

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Gurame (Osphronemous gouramy) - Pengendalian Biofilm Edwardsiella tarda Pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC dengan Senyawa Antimikroba yang Dihasilkan oleh Bakteri Asam Laktat (BAL)

0 0 5

Pengendalian Biofilm Edwardsiella tarda Pada Permukaan Sisik Ikan dan Plastik PVC dengan Senyawa Antimikroba yang Dihasilkan oleh Bakteri Asam Laktat (BAL)

0 0 12