Istilah Perseroan Terbatas Analisis Data

BAB II KETENTUAN PRINSIP FIDUCIARY DUTY DALAM UUPT DAN RELEVANSINYA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI BANK

A. Istilah Perseroan Terbatas

Dalam sistem hukum Indonesia istilah Perseroan Terbatas yang dahulu dikenal dengan Naamlooze Vennotschap disingkat NV tidak dapat ditelusuri asal muasalnya. 55 Namun istilah Perseroan Terbatas mula-mula diatur dalam KUHD pada Buku Pertama, Bagian Ketiga berjudul tentang Perseroan Terbatas yang terdiri dari Pasal 35-56. Dalam ketentuan tersebut hanya 21 pasal saja pengaturan tentang Perseroan Terbatas sehingga sangat singkat sekali. Bertitik tolak dari singkatnya ketentuan yang mengatur Perseroan dalam KUHD tersebut, maka Pasal 1 KUHD sendiri menegaskan berlakunya KUH Perdata dalam bidang hukum dagang. Pasal 1 KUHD berbunyi “Kitab undang-undang Hukum Perdata berlaku juga baik hal-hal yang diatur kitab undang-undang ini, sekadar di dalam kitab undang-undang ini tidak diatur secara khusus menyimpang”. 56 Memperhatikan ketentuan Pasal 1 KUHD dimaksud di atas, jelas sekali bahwa KUHD merupakan ketentuan lex specialis atas bentuk-bentuk perusahaan Persekutuan maatschap maupun Perkumpulan yang diatur dalam KUH Perdata yang diatur dalam peraturan perundangan yang lain. 57 55 Rudy Prasetiya, op.cit., hal. 2. 56 Siti Seomatri, KUHD PK, Cet.VIII, Yogyakarta: Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, 1993, hal. 11 57 H.M.N. Purwosutjipto, op.cit., hal. 2. Universitas Sumatera Utara Pada Buku Ketiga Bab Kesembilan KUH Perdata yang terdiri atas Pasal 1653- 1665, dijelaskan bahwa berdasarkan Pasal 1653 Perkumpulan diakui sebagai badan hukum rechtpersoon, legal person. Pasal ini menjelaskan bahwa Perkumpulan yang diatur dalam KUH Perdata ini disamakan dengan Perseroan yang diatur dalam Buku Kesatu, Bagian Ketiga KUHD yang terdiri dari Pasal 35-56. Dalam ketentuan itu pula dijelaskan bahwa Perkumpulan adalah perhimpunan atau perserikatan orang zedelijke lichamen, corporate body baik yang didirikan dan diakui oleh kekuasaan umum seperti daerah otonom, badan keagamaan, atau yang didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan. 58 Berdasarkan hal itu, maka dapat dikemukakan bahwa Perseroan merupakan suatu badan usaha berupa perkumpulan Vennootschap bukan berupa persekutuan maatschappartnership dan berbentuk berbadan hukum. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD istilah Perseroan Terbatas sebagai terjemahan dari Naamlooze Vennootschap NV yang berarti perkumpulan tanpa nama. Istilah Perseroan Terbatas terdiri atas dua suku kata, yakni perseroan dan terbatas. Kata Perseroan menunjuk kepada modalnya yang terdiri atas sero saham. Sedangkan kata “terbatas” menunjuk kepada tanggung jawab para pesero 58 Perbandingan antara Persekutuan dan Perkumpulan dapat dilihat pada pembahasan “Pokok-pokok Eksistensi dan Karakteristik Perkumpulan” dalam buku M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 2-7. Universitas Sumatera Utara atau pemegang saham yang besarnya hanya terbatas pada jumlah nominal nilai dari beberapa saham yang milikinya. 59 Dalam hal pemakaian kata Perseroan Terbatas sebelum membahas lebih lanjut substansi hukum istilah tersebut, menurut Rudi Prasetya istilah Perseroan Terbatas yang digunakan di Indonesia sebenarnya mengawinkan antara sebutan yang digunakan hukum Inggris dan hukum Jerman. Di satu pihak ditampilkan segi sero atau sahamnya, tetapi sekaligus di sisi lain juga ditampilkan segi tanggung jawabnya yang terbatas. 60 Untuk itu perlunya terlebih dulu definisi otentik Perseroan Terbatas sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 angka 1 UUPT 2007 yang berbunyi “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”. Bertitik tolak dari ketentuan Pasal 1 angka 1 di atas, terdapat beberapa elemen pokok yang melahirkan suatu Perseroan Terbatas, yakni: 1. Merupakan suatu badan hukum; 2. Didirikan Berdasarkan Perjanjian; 3. Menjalankan Kegitan Usaha; 59 H.M.N. Purwosutjipto, op.cit., hal. 85. Lihat Abdul Kadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991, hal. 68 dan Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perkumpulan Perseroan dan Koperasi di Indonesia, Jakarta: Dian Rakyat, 1985, hal. 56-57. 60 Rudi Prasetya, op.cit., hal. 42. Universitas Sumatera Utara 4. Merupakan Persekutuan Modal yang Terbagi dalam Bentuk Saham; 61 5. Memenuhi Persyaratan Undang-Undang.

B. Struktur Organ Perseroan Terbatas