Kesimpulan Akibat Hukum Bila Direksi Bank Tidak Menerapkan Prinsip Kehati-hatian

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan analisis dalam bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ketentuan prinsip fiduciary duty dalam UUPT yakni sesuai Pasal 97 ayat 2 yang menyebutkan bahwa “Pengurusan sebagaimana ayat 1, wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.” Dengan demikian, kata “wajib” merupakan termasuk dalam melaksanakan pengurusan perseroan dengan “itikad baik” meliputi aspek duty of care, sementara “tanggung jawab” meliputi aspek duty of loyality yang merupakan tolok ukur dari ketentuan prinsip fiduciary duty. Relevansinya terhadap pertanggungjawaban direksi bank yakni bahwa secara konsep sederhana dalam ketentuan khusus perbankan adanya kewajiban prinsip kehati-hatian prudential banking merupakan wujud implementasi prinsip fiduciary duty di pundak direksi bank. Hal ini sebab uang yang dikelolanya bukan merupakan uang dirinya semata, melainkan uang nasabah masyarakat yang sebagian tentunya modal pemegang saham. Dengan demikian tanggung jawab direksi bank tidak hanya kepada shareholder tetapi juga meliputi stakeholder. 2. Berkaitan dengan mekanisme pembayaran Letter of Credit, direksi bank seharusnya bertindak dengan melaksanakan prinsip kehatian-hatian prudential Universitas Sumatera Utara banking dalam menjaminkan LC kemudian menyalurkannya sebagai bentuk pembayaran. Jika hal itu tidak dilaksanakan dan seketika itu pula terjadi kerugian aset bank berupa pembobolan melalui LC fiktif tersebut, direksi dapat dianggap mengabaikan sikap prudential banking dan terjadinya pelanggaran prinsip fiduciary duty. Dengan demikian, sesuai ketentuan khusus perbankan yang mana anggota direksi bank diharuskan terdiri atas 2 dua orang atau lebih, maka sesuai dengan Pasal 97 ayat 4 UUPT berlaku prinsip penerapan tanggung jawab secara tanggung renteng. Artinya apabila salah seorang anggota direksi lalai atau melanggar kewajiban pengurusan secara itikad baik dan penuh tanggung jawab sesuai dengan lingkup aspek-aspek fiduciary duty, maka setiap anggota direksi sama-sama ikut memikul tanggung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian yang dialami perseroan. Dengan demikian tanggung jawab direksi yang semulanya terbatas menjadi tidak terbatas lagi yang dalam hal ini dapat diberlakukan doktrin piercing the corporate veil.

B. Saran