2. Fungsi Pengawasan Bank Sentral Terhadap Perbankan
Keberadaan Bank Indonesia sebagai bank sentral dapat dilihat sebagaimana tercantum pada Pasal 23 D UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Negara memiliki suatu
bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.” Berdasarkan pasal tersebut jelas bahwa
di Indonesia hanya ada satu bank sentral yang disebut Bank Indonesia. Bank Indonesia merupakan badan hukum yang mempunyai kedudukan khusus
yang itu diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, yakni sebagai satu-satunya lembaga yang
diberi hak monopoli oleh negara, di mana Bank Indonesia berwenang mengeluarkan alat pembayaran yang sah, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of last resort.
146
Pada pokoknya Bank Indonesia selaku Bank Sentral mempunyai 3 tiga bidang tugas, yaitu:
1 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
3 Mengatur dan mengawasi bank.
147
Ditinjau secara umum peranan bank sentral sangat penting dan strategis dalam upaya menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efisien. Perlunya diwujudkan
146
Lihat Penjelasan Pasal 4 UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.
147
Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
sistem perbankan yang sehat dan efisien itu karena dunia perbankan adalah salah satu pilar utama dalam pembangungan ekonomi suatu negara. Sedangkan secara khusus,
bank sentral mempunyai peranan yang penting dalam mencegah timbulnya risiko-risiko kerugian yang diderita oleh bank itu sendiri, masyarakat penyimpan dana, dan
merugikan serta membahayakan ekonomi masyarakat. Dalam hal membina dan mengawasi kehidupan perbankan di Indonesia, Bank
Indonesia selaku bank sentral mempunyai tugas seperti yang terdapat dalam UU Perbankan
148
yang tujuan dari pengaturan dan pengawasannya adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat serta memenuhi tiga aspek pokok, yaitu pemeliharaan
kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar, dalam arti di satu pihak memperhatikan faktor risiko seperti kemampuan baik dari sistem, finansial, maupun
sumber daya manusia. Kewenangan bank sentral dalam melakukan pengaturan dan pengawasan bank
adalah sebagai alat atau sarana untuk mewujudkan sistem perbankan yang sehat, yang menjamin dan memastikan dilaksanakannya segala peraturan perundang-undangan yang
terkait dalam penyelenggaraan usaha bank oleh bank yang bersangkutan. Dengan demikian, bila ternyata dalam tugas mengatur dan mengawasi bank tersebut bank sentral
menemukan suatu penyimpangan yang dilakukan oleh bank, akan dapat segera dilakukan tindakan.
148
Lihat Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern: Berdasarkan Undang-Undang Tahun 1998, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 130-138.
Universitas Sumatera Utara
Menurut ketentuan Pasal 24 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, bahwa Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut
izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Dalam hal ini, tentu pengaturan dan pengawasan bank mengacu pada Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Pengawasan Bank Indonesia terhadap perbankan dapat melalui bentuk
pengawasan langsung ataupun pengawasan tidak langsung. Menurut penjelasan ketentuan Pasal 27 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia bahwa
yang dimaksud pengawasan langsung adalah dalam bentuk pemeriksaan yang disertai dengan tindakan-tindakan perbaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan pengawasan
tidak langsung terutama dalam bentuk pengawasan dini melalui penelitian, analisis, evaluasi laporan bank. Dengan demikian, pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia
merupakan fungsi pengawasan yang diartikan dengan supervision atau penyeliaan.
149
Berkaitan dengan fungsi pengawasan bank sentral, pada dasarnya hal-hal yang dapat dilakukan oleh otoritas pengawasan meliputi 4 empat kewenangan, yaitu
kewenangan memberikan izin power to licence, kewenangan untuk mengatur power to regulate, kewenangan untuk mengendalikan atau mengawasi power of control, dan
kewenangan untuk mengenakan sanksi power to impose sanction.
150
149
Rachmadi Usman, op.cit, hal. 123.
150
Hermansyah, op.cit., hal. 165.
Universitas Sumatera Utara
Tugas Bank Indonesia untuk mengawasi Bank sebagaimana diamanahkan menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 adalah bersifat sementara. Namun
demikian, mengingat amanat pembentukan lembaga pengawas sektor jasa keuangan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2002 telah terlamapui, maka dengan Undang-
Undang No. 3 Tahun 2004 ditegaskan kembali bahwa pengawasan terhadap bank akan dilaksanakan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan Otoritas Jasa Keuangan
OJK yang independen yang akan dibentuk selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2010. Pengunduran batas waktu pembentukan lembaga tersebut, ditetapkan
dengan memperhatikan kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur lembaga pengawas tersebut dalam menerima pengalihan pengawasan bank dari Bank Indonesia.
3. Keberadaan Direktur Kepatuhan dalam Ketentuan Perbankan